Mohon tunggu...
Humaniora

Aku Bisa Merapikan Mainanku Sendiri

4 September 2017   22:24 Diperbarui: 29 November 2017   21:33 1106
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Dunia Anak merupakan dunia yang masih penuh dengan yang namanya sebuah permainan. Seorang anak kecil masih belum bisa terlepas dengan yang namanya mainan. Maka dari itu anak butuh sebuah permainan agar bisa mengerti dan bisa meneliti dengan cermat dari sebuah permainan itu. Alhasil anak akan menjadi pandai jika memahami sebuah permainan. Tidak hanya itu orang tua juga harus memperhatikan mainan anak mana yang membolehkan dan mana yang tidak dibolehkan.

Orang tua harus pandai-pandai memilihkan sebuah permainan yang menghasilkan anak itu nantinya menjadi lebih tau dan lebih mengerti. Dari permainan itu anak akan menjadi pandai dan bisa mengendalikan pikirannya itu dari sebuah permainan yang mainanannya itu banyak menghasilkan suatu manfaat dan pemebelajaran yang diserapnya. Nah ketika anak sudah mulai lelah, capek, dan juga bosan dengan mainannya maka anak itu akan meninggalkan mainannya dengan berantakan. 

Dari situ orang tua menasehati dan memberitahu supaya anak tersebut bisa membereskan mainannya sendiri dan juga melatih kemandirian anak agar anak tersebut tidak dibiasakan melakukan hal yang kurang baik itu. Anak diajarkan membereskan mainannya yaitu ketika usia dini agar anak bisa mengerti dan bisa memahami dan yang terpenting agar dibiasakan ketika sesudah main hendaknya anak tersebut bisa membereskan mainannya sendiri dan tidak bergantung kepada orang lain. Orang tua harus memberitahu sedikit-sedikit terhadap anaknya agar anak itu bisa mengerti dan bisa melaksanakan sedikit-sedikit apa yang orang tua kasih tau terhadap anaknya. 

Jangan sampai ketika anak sedang bermain dan anak tersebut mulai terasa lelah, capek, bosan dengan permainannya hingga meninggalkan mainannya, sikap orang tua harus memberitahu kepada si anak. Si bunda bertanya : "sayang, kamu mau kemana?" si anak menjawab : "aku mau keluar ingin main di luar rumah bunda" bunda menanyakan lagi : "kalau kamu ingin main di luar rumah kamu boleh main di luar rumah sayang, tapi kamu lebih baik membereskan mainanmu ini dulu yang ada di dalam rumah" si anak menjawab : "gak mau bunda, aku gak mau membereskan mainan itu. Aku sudah bosan dengan mainan itu bunda, aku ingin mainan yang ada di luar rumah seperti mainan air dan pasir" si bunda menjawabnya lagi : "kamu kan sudah besar sayang, hendaknya kamu sedikit-sedikit bisa belajar mandiri. Sebab dari kemandirian itu juga nantinya bisa melatih kamu menjadi anak yang baik". Si anak pun menjawab : "gitu ya bunda?" bunda menjawab lagi : "iya sayang" si anak pun menjawab dengan nada lembut : "baik bunda aku akan membereskan mainanku itu apa yang bunda bilang kepadaku". 

Nah dengan cara itu anak lebih mudah memahami, lebih bisa mengetahui dan mengerti akan artinya suatu kemandirian dan juga agar bisa menjadi anak yang bertanggung jawab dan juga menajdi anak yang baik. Seorang anak baiknya bisa mempunyai rasa tanggung jawab terhadap dirinya yang dipupuk sejak dini melalui ajaran yang orang tuanya berikan. Anak cenderung malas ketika anak sudah benar-benar jenuh akan kemalasan yang ada pada dirinya, maka akan timbul lah sebuah rasa yang tidak mempunyai rasa tanggung jawab. Jika orang tua tidak benar-benar mengajarkan suatu pembelajaran terhadap si anak maka nanti suatu dewasa anak akan susah untuk di menerapkan rasa tanggung jawab di lingkungan sekitarnya. 

Mengapa anak usia dini perlu diajarkan suatu pembelajaran tentang tanggung jawab? Sebab anak usia dini itu masih labil akan fisik motoriknya, dan juga daya ingat anak itu cepat tanggap maka akan mudah menyerap dan memupuk suatu pembelajaran yang telah ditangkapnya, jadi anak itu ingatannya lebih kuat. Jika dilatihnya hingga dini maka nanti tumbuh besarnya akan terbiasa apa yang telah diajarkannya sejak ketika usia dini. Orang tua tidak berhak memarahi atau memkasa si anak. 

Orang tua hanya sebatas memberi tau, medidik serta mengajarkan contoh yang terbaik bagi anaknya. Anak kalau sudah di beri tau, dididik apalagi di kasih contoh maka anak itu akan mengerti sendiri. Darimana anak itu bisa mengerti sendiri dan lama kelamaan dia akan bisa mempraktekannya? Nah dari suatu kebiasaan orang tuanya itu yang orang tuanya sudah terapkan kepada si anak maka anak akan meniru suatu kebiasaan orang tuanya yang telah mengajarinya.

Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun