Mohon tunggu...
Irma Tri Handayani
Irma Tri Handayani Mohon Tunggu... Guru - Ibunya Lalaki Langit,Miyuni Kembang, dan Satria Wicaksana

Ibunya Lalaki Langit ,Miyuni Kembang,dan Satria Wicaksana serta Seorang Penulis berdaster

Selanjutnya

Tutup

Sosbud Pilihan

Kartinian yang Tertunda

30 April 2019   23:42 Diperbarui: 30 April 2019   23:58 30
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Ketika Bu guru yang mengajar di TK Mandala Sakti tempat Puteri saya sekolah mengumumkan Bahwa Perayaan Kartini di adakan tanggal 30 April 2019, saya sempat tak sepakat. Kok lama amat perayaannya.

Namun penjelasan Bu guru pads akhirnya dapat saya maklumi. Sekolah yang menyewa baju adat untuk pelaksanaan lomba Kartinian cukup banyak. Bahkan bisa jadi nyaris semua. Akibatnya tempat penyewaan baju adat untuk anak-anak penuh. Perayaan Kartini menjadi agenda wajib semua TK sepertinya.

Jadi untuk pakaian adat yang akan anak-anak gunakan,disediakan sekolah. Orang tua siswa tinggal mendandani saja. Untuk hal ini cukup melegakan sebenarnya karena memudahkan pekerjaan kami.

Sebagai orang tua dari siswi TK tersebut,berarti saya harus mendandani Puteri saya. Berhubung kemampuan mendadani saya hanya sebatas menggunakan bedak dan lipstik,itupun sering belepotan, jadilah saya kasak kusuk mencari salon yang bisa mendadaninya sepagi mungkin. Untungnya di perumahan saya ada salon terdekat yang bisa diminta jsa mendandani sepagi mungkin.

Esoknya sesuai perjanjian dengan pemilik salon,sayapun mengantarkan Puteri saya ke salon. Kebetulan dia kebagian menggunakan baju Bodo. Sekalian deh sebelum dandan dipakaikan baju adatnya.

Selain ada lomba peragaan busana,perayaan Kartini ini juga mewajibkan saya ,sebagai emaknya siswa menyiapkan bekal yang harus dihias sedemikian rupa dengan memperhatikan komposisi gizi. Bukan cuma nasi sebagai karbohidrat,tapi juga ada protein hewani dan nabati serta sayuran apalagi jika bisa ditambah buah-buahan.

Saya mengerti itu tapi, bagaimana ini,masak apa saya coba dengan menggendong bayi begini. Ah sudahlah Sayapun memilih membeli nasi kuning yang rencananya akan saya bentuk seadanya.

Saya meninggalkan Puteri saya di salon. Setelah meninggalkan nomor yang bisa dihubungi jika acara dandan selesai.

Segera saya membeli nasi kuning dan menyiapkan di rumah. Sayang ide saya entah dimana. Membentuk bekal ternyata  tak semudah menulis di Kompasiana. Coba ini itu tak ada yang terlihat indah. Sejam berkutat Sayapun menyerah.

 Nasi kuning saya bentuk bulat,matanya saya buatkan dari wortel, bibirnya dari timun,dan rambutnya dari dadar telor. Badannya saya buatkan dari sosis goreng. Sumpah jelek sekali,tapi panggilan gawai dari pemilik salon bahwa  yang didandan sudah selesai membuat saya akhirnya pasrah dengan bentuk makanan tak jelas itu. 

Sayapun segera mengangkut Puteri saya yang sudah cantik sehingga membuat saya pangling. Alhamdulillah dia tak mirip ibunya wk wk wk.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun