[caption id="attachment_187125" align="aligncenter" width="420" caption="mbah Kardi, by. Syasya"][/caption]
Menjadi wanita karir sungguh membuat kakak saya gak punya waktu untuk membersihkan rumput pekarangan rumahnya, biasanya ia akan meminta tolong mbah Kardi untuk membabat habis rumput yang tumbuh liar di rumahnya bisa sebulan sekali ataupun lebih.
Mbah Kardi sebenarnya adalah petugas kebersihan di perumahan tempat kakak saya tinggal setiap hari selasa dan jumat ia beserta rekannya akan memasukan sampah-sampah yang ada di kotak ke dalam truk sampah. Sebulan ia hanya mendapat gaji 150 rb rupiah hari-hari biasa mbah Kardi akan membersihkan rumput dan menyapu jalanan di sekitar perumahan. Giliran hari sabtu atau minggu mbah Kardi akan membersihkan rumput di sepanjang gang tempat kakak saya tinggal.
[caption id="attachment_187137" align="aligncenter" width="400" caption="mbah Kardi, by.Syasya"]
Melihat usianya yang lebih dari 70 tahun membuat saya kagum dengan semangat kerjanya. Seperti ketika saya berada di rumah kakak saya sempat berkenalan dengan mbah Kardi ini. Memakai sarung tangan, sepatu bot sebuah hlem proyek, sapu dan cangkul mbah Kardi memulai hari dengan menyapu jalanan. Tempat tinggal mbah Kardi cukup jauh dari perumahan kakak saya tinggal, ia akan berjalan kaki menuju tempat kerjanya. Hiks sungguh saya teringat ayah saya almarhum betapa ia juga sosok pria tua yang tangguh bekerja walau di usianya yang senja semangat kerjanya tak pernah padam hingga akhir hayat menjemputnya.
Biasanya mbah Kardi setelah pekerjaanya selesai, si mbah akan diminta tolong oleh orang-orang diperumahan untuk membersihkan rumput dipekarangan rumahnya atau membersihkan got di depan rumah mereka. Seperti kali ini kakak saya meminta tolong mbah Kardi untuk membersihkan rumput dipekarangan depan rumahnya. Saya perhatikan mbah Kardi mencabut rumput-rumput liar, mencangkulnya dan menyapunya ternyata tanganya gemetaran duh mbak tadi sarapan gak sih ya ampun saya gak tega banget menyuruhnya bekerja membersihkan rumput ini. Saya mencobanya bertanya "Mbah, kuat gak sih melakukan pekerjaan ini?"
"Kuat bu, saya senang kok melakukanya kalau gak kerja saya mau makan apa?"
"Emang mbah tinggal gak sama anak mbah, atau sama mbah putri aja ya?
"Istri saya sudah lama meninggal, anak saya 6 bu, tinggalnya jauh-jauh ada 2 anak yang dekat tinggalnya sama saya, tapi saya gak mau merepotkan mereka saya masih kuat bekerja dan mencari penghasilan sendiri."
Selama ini mbah Kardi tak pernah mematok bayaran ia akan menerima dengan iklas bayaran apapun dari orang-orang yang memintanya melakukan pekerjaan ini. Dari 5 rb rp, 10 rb rp atau dibayar dengan gula, kopi ataupun beras ia akan menerimanya dengan senang hati.
Mbah Kardi telah menjalani pekerjaan ini selama puluhan tahun, ia berkisah "saya tak bisa menyekolahkan anak hingga sekolah tinggi Bu, hanya setingkat SMU saja." ucapnya disela istirahat setelah selesai membersihkan rumput sambil meminum kopi dan memakan pisang goreng yang saya suguhkan. "Saya hanya berdoa agar anak-anak saya mampu mencukupi kebutuhan hidup keluarga mereka, tak perlu memikirkan saya yang penting mereka senang tak kurang suatu apapun saya cukup berbahagia"