Mohon tunggu...
Ahmad Amrullah Sudiarto
Ahmad Amrullah Sudiarto Mohon Tunggu... profesional -

...

Selanjutnya

Tutup

Lyfe

Antara Bunga Mawar dan Edelweis

18 Desember 2010   18:15 Diperbarui: 26 Juni 2015   10:36 2598
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

[caption id="attachment_80666" align="aligncenter" width="300" caption="Gambar, google"][/caption] Hujan, seperti juga hal-hal lainnya, terkadang dipuja terkadang pula dibenci, tergantung situasi dan tergantung kepentingan sang subjek. Seperti hujan yang mengguyur jogja malam ini, ada yang mengeluh, ada yang menikmati dan adapula yang tak menghiraukannya sama sekali, oh malam ternya malam minggu, malam yang banyak melayangkan ilusi manusia, menjadi malam yang banyak dinanti. Mungkin karena besoknya libur, tapi bangaimana yang semua hari adalah hari libur? Hujan, terkadang membuat orang tiba-tiba menjadi filosofis, romantis (apalagi di malam minggu) atau tertidur lelap dan mungkin inilah yang paling banyak terjadi. Walau memang tak bisa dipungkiri, sering kali sihir hujan menjadikan suasana lebih melangkolis, kecuali yang asik terlelap. Mengapa? entahlah,, saya bukan ahli hujan, apalagi dalam menilai apa yang dirasakan orang lain. Lagi pula setelah saya melirik judul, ternyata saya memang tak bermaksud membahas hujan yang terjadi di malam minggu. Namun suasana hujan, yang kali ini sedikit melangkolis membuat pikiran saya melayang-layang entah kemana, tapi kali ini tidak melayang ke anak orang lain yang entah siapa dan lagi apa. Karena saya yakin anak orang lain yang entah siapa juga tidak sedang berfikir saya siapa dan lagi apa, bukannya tidak percaya diri tapi memang tidak penting, apalagi untuk dibahas disini. Bunga, mungkin hal yang tidak terlalu menarik bagi laki-laki atau juga banyak yang pura-pura tidak tertarik, kedengarannya kurang jantan. Tapi kali ini saya teringat bunga, ingatan saya tentang kata-kata bijak yang saya lupa dari mana sumber dan kapan saya membacanya, tentang bunga mawar yang katanya, "mawar itu berduri bukan untuk menyakiti, tapi untuk melindungi diri". Cukup menarik, setidaknya menjawab kalimat yang sering terdengar seperti," mawar memang indah, tapi berduri". Yah, bunga mawar memang banyak dijumpai dimana-mana (walau sekarang saya sudah jarang lihat). Bisa tumbuh di pekarangan rumah, di kebun bahkan di pinggir jalan. Dengan bunganya yang indah dan menggoda, maka banyak tangan-tangan (terutama tangan jahil) yang berhasrat memetiknya, dan setelah dipetik akan menjadi layu. Mungkin karena itulah sehingga Tuhan melengkapi tangkainya dengan duri sebagai perlindungan diri agar tak mudah dipetik. Ataukah pertanda bahwa yang indah-indah itu berbahaya? Saya teringat bunga edelweis, bunga yang sering disebut bunga abadi. Walaupun sudah dipetik tetap harum dan tidak mudah layu, bahkan masih bisa mekar. Bunga edelweis tidak tumbuh disembarang tempat dan jarang dijumpai dimana-mana, selain karena tumbuhnya di tempat ketinggian (seperti di gunung) tidak semua juga tempat ketinggian yang bisa ditumbuhi bunga tersebut. Butuh usaha dan pengorbanan besar untuk memetiknya. Setidaknya harus naik gunung dulu, itupun tumbuhnya terkadang di pinggir jurang. Beresiko! Mungkin karena itulah Tuhan tak memberinya duri, karena tidak banyak tangan yang bisa memetiknya, butuh usaha lebih untuk itu. Ataukah pertanda bahwa yang indah-indah butuh proses yang tidak mudah? Apakah durinya mawar untuk melindungi diri atau pertanda bahaya, atau edelweis walaupun tak berduri tapi butuh usaha lebih untuk menatapnya, ataukah semua hanyalah kebetulan belaka? semua tergantung dari siapa yang menafsirkan dan dari sudut pandang mana sang pencerita bercerita. Bunga mawar dan edelweis, hanya dua bunga dari begitu banyak bunga di dunia ini yang memiliki keunikan dan ciri khas masing-masing..tapi yang pasti, tidak ada yang diciptakan tanpa alasan dan tujuan.. seperti kata Enstein, Tuhan tidak sedang bermain dadu.. Begitupula dengan apa yang tertuang dalam Ayat-NYA,,(yaitu) orang-orang yang mengingat Allah sambil berdiri atau duduk atau dalam keadan berbaring dan mereka memikirkan tentang penciptaan langit dan bumi (seraya berkata): "Ya Tuhan Kami, Tiadalah Engkau menciptakan ini dengan sia-sia, Maha suci Engkau, Maka peliharalah Kami dari siksa neraka. (Qs.3:191)

129272314051466988
129272314051466988
oh ya, saya bukan ahli bunga, dan tidak sedang meneliti bunga, maaf kalo ada yang salah..


Mohon tunggu...

Lihat Lyfe Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun