Mendengar kata UN (Ujian Nasional) mungkin akan menimbulkan banyak polemik bagi banyak orang. Katanya Ujian Nasional sebagai hal yang menentukan seorang siswa lulus atau tidak dari SD/SMP?SMA. Bisa jadi itu bener, Seorng siswa juga harus memenuhi kompetensi yang ada di tipa mata pelajaran di sekolah. Kadang atau mungkin sampai sekarang UN menjadi hal yang menakutkan buat siswa sekolah, yang kadang membuat mereka stress, takut tidak lulus. Ada anggapn bahwa hanya karena ujian 3 hari, tiga tahun belajar di SMA/SMP sia-sia. Tapi logikanya adalah, Masa belajar selama 3 tahun tidak bisa mendapatkan nilai rata-rata 6.0? ironi.
Tapi yang akan saya bicarakan disini adalah mata pelajaran bahasa Inggris, yang bagi sebagian orang sulit, tapi kalau di pikir-pikir tidak seperti yang di bayangkan. kembali lagi ke masalah logika sederhana, bahasa inggris sudah di ajarkan dari SD atau bahkan dari TK, jadi kalau kita ambil kesimpulan, seorang siswa menengah atas sudah belajar Bahasa Inggris Selama 12 tahun dan ketika UN masih aja ada yang tidak lulus. Jadi pertanyaan besar bukan? Ada hal menarik menurut saya pada materi UN bahasa Inggris yang membuat siswa-siswi jadi malas belajar terutama beberapa kompetensi yang ada dalam bahasa inggris. dalam bahasa inggris ada beberapa kompetensi seperti reading, speaking, Listening, writing plus grammar. Yang jadi perhatian saya adalah tidak semua kompetensi tersebut masuk dalam UN, terutama grammar. Yang ada hanyalah Reading dan Listening. Hal ini menurut saya membuat siswa malas belajar bahasa inggris di sekolah, ketika berhadapan dengan siswa, saat mengajarkan tentang grammar atau kompetensi yang lain, muncul pertanyaan dari siswa . ' Pak/Bu materi itu ( grammar/speaking/writing) ada tidak di UN?'. Pertanyaan yang gampang di jawab, ' Tidak Ada', tetapi ini jadi bumerang buat guru, kenapa? karena tadi siswa-siswi terutama di daerah yang berorientasi hanya lulus UN jadi malas untuk belajar ketiga kompetensi yang lain tadi, selain listening dan reading. ada semacam pemikiran, kalau hanya reading dan listening, cuma membaca dan mendengar, jadi ga perlu belajar untuk itu. wow, itu jawaban yang pernah saya dapatkan dari siswa-siswi SMP/SMA.
Padahal jelas di buku pelajaran sekolah yang di terbitkan, ke empat kompetensi bahasa inggris itu plus grammar itu ada. Guru-guru di sekolah pun cenderung hanya mengajarkan tentang teks ( Reading). Ketika mengajarkan tentang Writing, Speaking dan Grammar, ada kesan siswa-siswi sedikit malas. Dan ketika siswa-siswi ini ingin mengikuti test semacam TOEFL atau IELTS, akhirnya mereka kesulitan. Pemerintah, dalam hal ini yang berwenang dalam membuat soal UN harus nya memikirkan ini. Tetapi masih ada yang membuat saya pribadi agak sedikit salut, yaitu soal UN SMK ( kejuruan) yang memasukkan semua unsur kompetensi dalam bahasa Inggris tadi.
Oleh karena itu, buat para pihak yag berwenang dalam hal UN terutama dalam bahasa Inggris, harusnya memasukkan semua unsur kompetensi itu agar seorang siswa itu bisa di katakan lulus UN terutama dalam bahasa inggris karena dia benar-benar telah menguasai ke 4 kompetensi plus grammar tadi. dan kalau itu sudah dimasukkan, maka siswa juga lebih bersemangat belajar bahasa Inggris dan guru juga tidak mendapatkan pertanyaan " ada tidak itu Pak/Ibu keluar pada UN'. Perlu kita ketahui bahwa bahasa Inggris adalah bahasa internasional yang di gunakan dalam usaha dan juga sebagai satu syarat kalau mau bersaing di dunia internasional. karena kebanyakan orang- indonesia yang punya kemampuan di bidang ilmu lain tapi kalah dalam hal bahasa satu ini.
Semoga saja hal ini bisa sedikit membantu masyarakat negeri ini bersaing di dunia internasional dengan menguasai bahasa inggris, tidak hanya pasif tapi aktif. Quote " Jika kamu ingin menaklukkan dunia ini maka kuasai lah Bahasa " kira2 seperti itu ungkapan nya, saya tidak tahu persis siapa yang mengatakan hal ini :)