Mohon tunggu...
Kompas.com
Kompas.com Mohon Tunggu... Administrasi - Kompas.com

Kompas.com merupakan situs berita Indonesia terlengkap menyajikan berita politik, ekonomi, tekno, otomotif dan bola secara berimbang, akurat dan terpercaya.

Selanjutnya

Tutup

Sosbud Pilihan

Mulai Tahun Depan, Pulau 'Haram bagi Perempuan' di Jepang Ditutup

16 Juli 2017   21:30 Diperbarui: 16 Juli 2017   22:18 409
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Pulau Okinoshima, Jepang. (STR / JIJI PRESS / AFP )

Pulau Okinoshima, Jepang. (STR / JIJI PRESS / AFP )TOKYO, KOMPAS.com – Para pengunjung tidak akan diizinkan lagi memasuki pulau Warisan Dunia UNESCO di Jepang, yang hanya untuk laki-laki itu, mulai tahun depan.

Pulau kecil Okinoshima, di perempuan wanita dilarang masuk dan pengunjung laki-laki harus mandi telanjang di laut sebelum mengunjungi kuilnya, dijadikan situs Warisan Dunia UNESCO minggu lalu.

Jumlah pengunjung yang dibolehkan masuk di pulau di Laut Jepang (Laut Timur) itu juga dibatasi. Tahun ini baru ada 200 orang yang diizinkan masuk.

Mereka yang masuk untuk mengikuti festival tahunan selama dua jam itu pun harus mematuhi sejumlah peraturan yang sangat ketat.

Baca: Sebuah Pulau di Jepang "Haramkan" Kunjungan Perempuan

Pihak Munakata Taisha, kuil yang memiliki Okinoshima, memutuskan untuk melarang siapa pun berkunjung selain para pendeta untuk melindungi pulau itu dari kerusakan, kata juru bicara kuil tersebut.

"Pelestarian ketat harus dilakukan sekarang setelah pulau tersebut terdaftar di UNESCO," katanya, sebagaimana dilaporkan kantor berita Agence France-Presse (AFP).

"Akan berisiko jika 200 pengunjung terus masuk ke pulau itu," ujar pihak pengelola, menambahkan bahwa Okinoshima adalah pulau yang dilindungi oleh pendeta Shinto.

Pulau tersebut secara permanen dijaga oleh seorang pendeta Shinto yang berdoa kepada dewi pulau itu, sebuah tradisi yang dipertahankan selama berabad-abad.

Walaupun begitu, para akademisi tetap diizinkan mendarat di sana untuk riset dan tujuan pelestarian, tambahnya sang juru bicara.

Baca: Kota Tua Hebron Jadi Warisan Dunia, Israel Protes

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun