Mohon tunggu...
Kompas.com
Kompas.com Mohon Tunggu... Administrasi - Kompas.com

Kompas.com merupakan situs berita Indonesia terlengkap menyajikan berita politik, ekonomi, tekno, otomotif dan bola secara berimbang, akurat dan terpercaya.

Selanjutnya

Tutup

Kebijakan Pilihan

Bom Bunuh Diri di Ibu Kota Tunisia, 20 Orang Luka

30 Oktober 2018   10:03 Diperbarui: 30 Oktober 2018   10:36 510
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ahli forensik dari kepolisian Tunisia memeriksa lokasi terjadinya bom bunuh diri di kota Tunis, Senin (29/10/2018).

Ahli forensik dari kepolisian Tunisia memeriksa lokasi terjadinya bom bunuh diri di kota Tunis, Senin (29/10/2018).TUNIS, KOMPAS.com - Seorang perempuan melakukan aksi bom bunuh diri di sebuah ruas jalan yang ramai di Tunis, Tunisia, Senin (29/10/2018), melukai sedikitnya 20 orang.

Serangan ini merupakan aksi bom bunuh diri pertama di ibu kota Tunisia itu selama tiga tahun terakhir.

"Ini sebuah tragedi. Kita sangka kita sudah menghancurkan terorisme, tetapi ternyata masih ada di jantung ibu kota," kata Presiden Tunisia Beji Caid Essebsi, yang sedang berkunjung ke Jerman saat insiden itu terjadi.

Dari korban luka terdapat 15 polisi dan dua orang remaja, kata juru bicara kepolisian Walid Ben Hkima.

Baca juga: Teror Bom Bunuh Diri Jelang Pemilihan Parlemen Afghanistan, 8 Orang Tewas

"Beruntung tidak ada yang mengalami luka serius," ujar Ben Hkima.

Sementara itu juru bicara Kemendagri Tunisia Sofiene Zaag mengatakan, pelaku meledakkan diri pada tengah hari di dekat beberapa mobil polisi.

Pelaku bom bunuh diri beraksi di kawasan elite Avenue Habib Bourguiba di Tubis.

Tak lama setelah ledakan terjadi, polisi menutup kawasan itu dan ambulans serta paramedis berdatangan.
Sedangkan, sebagian toko di tempat itu memilih tutup dan sejumlah kafe menjadi kosong melompong.

Kemendagri mengidentifikasi pelaku yang langsung tewas di lokasi adalah seorang perempuan 30 tahun yang diketahui tidak memiliki keterkaitan dengan kelompok ekstrem mana pun.

Ennahda, partai terbesar kedua di parlemen Tunisia, menyebut aksi tersebut sebagai tindakan pengecut dan meminta seluru warga Tunisia untuk melawan terorisme.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Kebijakan Selengkapnya
Lihat Kebijakan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun