Demi mengejar kesuksesan keduniawian, justru seringkali menyebabkan kita gagal dalam kerohanian.
Siapa yang tidak ingin sukses? Pada dasarnya setiap manusia ingin sukses dalam hidupnya. Kecuali orang stress dan yang putus asa.
Namun sayangnya yang menjadi ukuran standar kesuksesan kita lebih condong dalam hal keduniawian. Sejujurnya itu lebih menarik bagi kita.
Menjadi kaya, terkenal, berkuasa, memiliki penampilan yang sempurna tentu saja sangat menarik dan menjadi impian.
Demi untuk meraih hal tersebut, yang kita angap sebagai ukuran kesuksesan. Kita rela mengorbankan kesuksesan kerohanian.
Karena kita lebih mengutamakan kesuksesan keduniawian yang mendatangkan puja-puji.
Banyak contoh orang-orang sukses menurut ukuran keduniawian hidup dalam kegagalan secara kerohanian. Dimana jiwanya kesepian dan hatinya kekeringan.
Memang menyedihkan. Bila demi mengejar kesuksesan keduniawian, kita mengorbankan kesuksesan kerohanian.
Mengutamakan kesuksesan keduniawian daripada kerohanian boleh jadi merupakan kesesatan pikir kebanyakan umat manusia saat ini.
Dimana kebanyakan kita lebih berlomba-lomba mengejarkan kesuksesan keduniawian. Bukan hanya dengan mengorbankan urusan kerohanian.
Tetapi juga dengan cara yang tidak manusiawi dan membelakangi nurani. Yang luar biasa, kita tanpa perlu merasa bersalah dengan kesalahan yang kita lakukan.