Mohon tunggu...
Kartika V.
Kartika V. Mohon Tunggu... Jurnalis -

journalist | creative writer | gadget | animated movies | drama series | not a feminist | Christ follower

Selanjutnya

Tutup

Healthy Artikel Utama

Seandainya Program "School Meal" Diterapkan di Sekolah Kita, Begini Menunya

26 April 2017   15:10 Diperbarui: 27 April 2017   04:00 2079
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Apa yang ada dibenak anda ketika berbicara makan siang anak sekolah? Sudah pasti, jajan sembarangan di abang-abang depan sekolahan. Tentu saja begitu, masalahnya orangtua yang punya kesibukan belum tentu sempat menyiapkan makan siang terbaik untuk anak-anaknya. Alhasil, jajan sembarangan memang tidak terelakkan lagi.

Sepertinya makan siang sekolah tidak akan pernah menjadi program nasional dalam dunia pendidikan kita. Menurut Direktur Gizi Masyarakat Kemenkes, Ir Doddy Izwardy seperti dikutip dari laman Liputan6.com mengeluarkan imbauan dan saran supaya sekolah memberdayakan pegawai kantin sekolah dalam menyelenggarakan makan siang sekolah.

Seperti biasalah, ini kan cuma imbauan, orang Indonesia mana ada yang mau mengerjakan kalau tidak dikasih dananya langsung?

Tapi namanya kebijakan pemerintah, saya yang cuma akar rumput hanya bisa berkhayal sekolah tidak lagi membiarkan anak didiknya jajan sembarangan. Saya berkhayal sekolah akan mengupayakan gizi terbaik agar muridnya tidak lagi mengkonsumsi makanan/minuman yang mengandung bahan kimia aditif, yaitu pengawet seperti boraks, pewarna Rhodamin B, gula biang, dsb.

Seperti yang telah saya pelajari dari film-film dan serial drama luar negeri yang berlatar belakang kehidupan anak sekolahan (school life). Saya memang cukup menggemari film atau serial drama luar yang berlatar belakang kehidupan anak sekolahan. Satu hal yang paling menarik, bahwa sekolah di beberapa negara ternyata sangat peduli dengan gizi anak didik mereka, dan berupaya memfasilitasi kegiatan belajar mengajar siswa dan guru dengan makan siang terbaik yang dibuat secara khusus oleh dapur sekolah.

Adegan film serial drama yang menampilkan kehidupan sekolah para pelajar berikut saat mereka menikmati makan siang dari sekolah itu, biasanya saya saksikan dalam drama dari negara-negara seperti Amerika Serikat, Inggris, atau dari negara di Asia seperti Jepang dan Korea Selatan.

Mengutip informasi dari Wikipedia tentang “School Meal”, cukup banyak negara di dunia yang memberikan layanan makan siang untuk anak didiknya, antara lain di Eropa ada negara-negara seperti Inggris, Estonia, Finlandia, Italia, Swedia, Denmark, Norwegia, Perancis.

Di Asia ada negara India, Jepang, dan Korea Selatan, sedangkan negara Malaysia dan Singapura memang tidak menyediakan makan siang langsung, tetapi memberdayakan kantin sekolah khusus yang diawasi dengan baik oleh sekolah dan pemerintah.

Kemudian lanjut ke belahan bumi lain, di benua Afrika, hanya Nigeria yang menerapkan program makanan sekolah, dan tidak ketinggalan Australia. Selain itu ada negara Amerika Serikat, nah kalau negara Paman Sam ini sudah tidak asing tentunya bagi yang suka nonton drama remaja atau serial animasinya.

Namun ternyata memasak makanan sekolah tidak mudah karena ada beberapa syarat yang harus dipenuhi. Syarat tersebut antara lain waktu memasak harus efisien, rasa makanan aman untuk anak, gizi lengkap (mengandung karbohidrat, protein, serat, vitamin dan mineral, kandungan garam dan gula yang tidak berlebihan), serta harganya murah untuk hitungan per anak per porsi.

Pendanaan dapat menjadi faktor yang paling memberatkan, karena akan menjadi beban negara yakni dalam bentuk subsidi. Contoh kasusnya di Amerika Serikat, pemerintah harus merogoh kocek sebesar USD 78 miliar pada tahun 2016 untuk program makanan sekolah selama setahun. National School Lunch Program (NSLP) menetapkan standar harga makan siang untuk tingkat SD per anak per porsinya sebesar USD 2,4 (Rp 31 ribuan), SMP USD 2,4 (Rp 33 ribuan), dan SMA USD 2,60 (Rp 35 ribuan).

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Healthy Selengkapnya
Lihat Healthy Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun