Mohon tunggu...
abdul syakir muhammad
abdul syakir muhammad Mohon Tunggu... -

Haa anaa dzaa!!

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan

Problematika Pondok Pesantren

14 September 2011   09:12 Diperbarui: 26 Juni 2015   01:58 237
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Gadget. Sumber ilustrasi: PEXELS/ThisIsEngineering

Dewasa ini masih banyak diantara kaum sarungan yg memiliki perspektif bahwa pondok salaf adlh pondok yg kuno dngn berbagai aspeknya. Jika hal ini diartikan scr absolut sy rasa krng tepat. Karena kata salaf yg memiliki arti asal kuno bkn brarti diartikan sistem pendi2kannyapun hrs kuno, pola berfikirnya kuno N membuat pndk salaf trs kuno N trtinggal dngn lembaga2 lainnya. Menghormati tradisi memang penting sejauh tradisi itu tdk bertentangan oleh agama N msh bisa diharapkan relefansinya. Bukan diperbudak oleh tradisi yg efeknya membuat pola fikir seseorang menjadi konserfativ (kolot).
Secara singkat inilah problem yg saat ini dialami oleh pondok2 salaf yg jika dibiarkan akan memiliki dampak yg tidak baik untuk masa depan pondok pesantren itu sendiri. Podok pesantren telah menjadi sentral pengajaran islam dengan ideologi ahlussunnah wal jama'ah yang sampai saat ini masih tetap eksis sejak berabad2 tahun lamanya. Menurut hemat kami nilah substansi arti salaf (kuno) itu sendiri.
Diantara kaum sarungan kata al-muhafadzoh 'alal qodimissholih wal akhdzu bil jadidil ashlah (melestarikan tradisi yg masih layak N mengadopsi hal yg baru yg lebih layak) sudah tidak asing lagi. Namun pada kenyataannya hal ini hanya dijadikan sebatas kalam hikmah saja. Jauh dr itu semua sebenarnya prinsip inilah yg seharusnya diaplikasikan dlm membuat solusi dari problem internal yg saat ini sedang melanda pondok pesantren yg secara singkat sy istilahkan dengan (krisis masa depan).

Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun