Mohon tunggu...
Jusman Dalle
Jusman Dalle Mohon Tunggu... Editor - Praktisi ekonomi digital

Praktisi Ekonomi Digital | Tulisan diterbitkan 38 media : Kompas, Jawa Pos, Tempo, Republika, Detik.com, dll | Sejak Tahun 2010 Menulis 5 Jam Setiap Hari | Sesekali Menulis Tema Sosial Politik | Tinggal di www.jusman-dalle.blogspot.com | Dapat ditemui dan berbincang di Twitter @JusDalle

Selanjutnya

Tutup

Vox Pop Pilihan

CNN International Kembali Nobatkan Jakarta di Peringkat Dunia

24 Februari 2017   07:22 Diperbarui: 24 Februari 2017   20:00 1102
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilustrasi Jakarta di malam hari (sumber : SkyscraperCity.com by Budi Narendra)

Lagi Jakarta masuk rangking dunia. Namun kali ini dalam hal yang tidak menyenangkan dan terpaksa ‘dinikmati’ sehari oleh lebih dari 10,07 juta jiwa penduduk Jakarta plus kurang lebih 2 juta penduduk limpahan, kaum penglaju di siang hari. Jakarta dinobatkan sebagai salah satu kota dengan lalu lintas terburuk di dunia, demikian tulis CNN Internasional dalam laporannya bertajuk The 15 Worst Cities for Rush Hour Traffic yang dipublikasikan Senin, 20 Februari 2017.

Adalah TomTom, perusahaan global produsen GPS asal Belanda yang merilis data tersebut. Di antara 390 kota di 48 negara yang dsurvei, Jakarta berada di peringkat empat terburuk. Di atas Jakarta ada Bukharest (Rumania) peringkat 3, Mexico City (Meksiko) peringkat 2 dan Bangkok (Thailand) peringkat 1.

Nick Cohn, Pakar Senior bidang lalu lintas di TomTom yang mengatakan bahwa negara-negara dengan sistem lalu lintas terburuk tersebut menjadi korban atas kesuksesan mereka sendiri. Pertumbuhan ekonomi dan lonjakan populasi tidak bisa diterjemahkan secara tepat sehingga berimplikasi pada bencana lalu lintas di jalan raya.

Mengutip data resmi Dinas Perhubungan Provinsi DKI Jakarta, kerugian akibat macet di Ibu Kota memang mencengangkan. Yakni mencapai Rp 150 triliun pertahun atau dua kali lipat dari APBD DKI Jakarta tahun 2017. Kerugian ekonomi tersebut, tentu akan membengkak jika diakumulasi dengan kurigian pada kesehatan dan dampak psikis akibat kemacetan.

Masyarakat kadung gandrung menggunakan kendaraan pribadi dalam beraktivitas. Problem transportasi umum juga sudah akut. Mulai dari masalah ketidaknyamanan, tidak aman, mahal, tidak on time dan opsi yang terbatas.

Pemerintah DKI Jakarta bersama pemerintah pusat sudah lama mencari solusi untuk mengurai masalah lalu lintas di DKI. Mulai dari peluncuran Trans Jakarta di zaman Gubernur Sutiyoso, lalu upaya membangun mono rel di zaman Gubernur Fauzi Bowo, disusul penggarapan proyek MRT dan LRT Jabodetabek di masa Gubernur Jokowi dan Ahok.

Dua moda transportasi massal yang tengah dibangun, MRT dan LRT diharapkan berkontribusi signifikan dalam menggiring penglaju untuk meninggalkan kendaraan pribadi. Menyusul kisah sukses kereta rel listrik (KRL) yang jadi moda transportasi massal primadona di Jabodetabek saat ini.

KRL sukses mengurangi jumlah penglaju di jalan raya. Lebih dari itu, KRL juga bahkan sukses mengurangi penduduk Jakarta. Banyak warga Ibu Kota yang kemudian pindah bermukim di Depok, Bogor, Tangerang atau Bekasi yang dekat dengan akses KRL setelah moda angkutan massal tersebut melakukan banyak pembenahan.

MRT dan LRT yang terkoneksi dengan sistem transportasi Jabodetabek, juga diharapkan menarik penduduk Jakarta untuk bermigrasi ke kota-kota satelit. Dan hal tersebut tampaknya tengah dilirik oleh developer dengan membangun hunian di area jalur MRT dan LRT.

Agung Podomoro Land misalnya, membangun apartemen Podomoro Golf View (PGV) di Cimanggis Depok yang dilengkapi dengan stasiun LRT sendiri. Kawasan yang direncanakan menjadi superblok dengan jumlah apartemen hingga 37.000 unit tersebut, menyasar pekerja di Ibu Kota. Selain hadir memberikan solusi pemukiman layak dengan harga terjangkau karena masuk dalam program sejuta rumah, PGV juga ditasbihkan sebagai solusi transportasi kekinian.

PGV dikembangkan di kawasan seluas 80 hektar. Tak hanya hunian, kawasan ini juga dilengkapi berbagai fasilitas ala superblok seperti kawasan komersil, rumah ibadah (masjid), fasilitas pendidikan, olah raga hingga kuliner. Unit PGV tipe studio ditawarkan pada harga Rp 198 juta.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Vox Pop Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun