Masa belajar siswa di rumah selama 14 hari ---ada juga beberapa wilayah yang mengeluarkan kebijakan hanya untuk 7 hari--- sudah pasti mereka diberi tugas oleh gurunya. Saya menyebut sebagai tugas pengganti pembelajaran di kelas.
Pemberian tugas ada yang secara online, terutama di sekolah-sekolah favorit. Model belajar ini menuntut para siswa dan orangtua aktif memantau tugas yang diberikan oleh guru.
Namun tentunya ada kendala dalam pelaksanaan model pembelajaran online ini. Di samping orangtua harus menyediakan HP ---minimal--- atau laptop yang selalu terhubung dengan internet. Modal kuota atau paket internet harus siap sedia setiap saat. Semua demi kelancaran pengerjaan tugas maupun pelaporan yang harus dikirimkan pada jam-jam tertentu.
Orangtua terutama yang memiliki anak usia sekolah dasar juga harus siap membantu baik dalam pengerjaan tugas dan pelaporan. Tentu ini akan sulit dilakukan apabila orangtua yang bersangkutan kurang mengenal internet.Â
Sedangkan anak usia SMP atau SMA sudah bisa mencari informasi sendiri dari berbagai sumber baik buku maupun google.
Mengingat hambatan yang bisa muncul dalam pemberian tugas maka sebagai salah satu sekolah di pinggiran yang sebagian besar orangtua siswa merupakan petani, maka sekolah kami memilih untuk memberikan tugas secara manual.
Tugas manual di sini artinya kami menyiapkan tugas harian yang disesuaikan dengan jadwal. Memang cara ini mungkin terasa kurang maksimal dalam pengerjaan setiap harinya.
Guru tidak bisa memantau tugas harian itu bisa selesai pada waktunya atau tidak. Tetapi justru itulah, dengan tugas pengganti pembelajaran kelas malah lebih luwes. Siswa bebas mengerjakan tugas kapanpun asal pada saat masuk sekolah lagi, tugas dikumpulkan dan didiskusikan bersama.
Orang tua juga tidak perlu terburu-buru karena deadline tugas sang anak. Karena orangtua juga ada yang berprofesi sebagai guru atau pegawai negeri yang masih masuk kantor ---di beberapa daerah---.
Saya mendengar cerita teman saya, bahwa dua anaknya deadline tugas pada jam berbeda, padahal dia masuk sekolah. Sementara sang isteri belum tentu menguasai materi tugas maupun internet.Â
Atau bahkan kedua orangtua yang sama-sama guru atau guru dan staf di sekolah tetapi tetap kerja di sekolah, pasti tidak bisa membantu sang anak karena dirinya di sekolah, sementara pengerjaan tugas dibatasi waktunya.