Suluk Surokartan adalah nama lingkar maiyah yang berada di Sukoharjo dengan lingkup maiyah se-solo raya. Lokasi suluk surokartan ada di kwarahan, grogol, sukoharjo. Kemarin (25/5/17) genap berusia 1 tahun dan dirayakan dengan kajian yang menghadirikan Sabrang Damar Mowo Panuluh atau Noe “Letto” atau putra Emha Ainun Najib (pencetus Maiyah). Maiyah malam hari itu dihadiri puluhan jamaah yang berasal dari berbagai daerah. Seperti purwodadi, ngawi, jogja dan daerah sekitar solo lainnya. Salah satu pengurus suluk surokartan mengatakan bahwa hari itu juga adalah peluncuran perdana situs resmi suluk surokartan (www.suluksurokartan.com). Acara cukup hangat sambil beberapa kali diiring guyonan ala sabrang, juga disuguhkan berbagai makanan ringan dan kopi. Ada beberapa wanita juga yang cukup antusias mengikuti acara hingga selesai. Acara dimulai jam 8 malam dan berakhir sekitar jam 2 dini hari.
Maiyah kali ini mengusung tema “Napak tilas ilmu sejati”. Ada hiburan dari musisi solo dan jogja yang turut mengiring jalannnya acara. Selain sabrang sebagai pengisi utama, juga ada mas Islamianto (vocalis kyai kanjeng) dan sesepuh suluk surakartan yakni pakdhe Herman. Sebelum membuka diskusi inti, moderator memberikan prolog dengan pertanyaan kepada sabrang tentang kisah Letto dan masa-masa menjadi artis. Kemudian banyak yang dibahas oleh sabrang mengenai bagaimana paseduluran lebih diutamakan daripada pekerjaan yang membuat letto merupakan salah satu band di Indonesia yang masih solid. Dijelaskan juga tentang suka duka serta filosofi pemberian nama Letto.
Agama adalah Sains
Ketika sesi awal dibuka sabrang menjelaskan mengenai replika kehidupan yang digambarkan oleh wayang. Unsur yang mendukung pertunjukan diibaratkan adalah kehidupan manusia. Dalam pencarian ilmu, manusia akan melihat betapa luasnya rumit kehidupan jika ia mendekati cahaya proyektor yang merupakan cahaya utama pembentukan bayangan (wayang). jika semakin menjauh dari cahaya maka bayangan yang akan ditimbulkan akan semakin sempit. Jadi wayang (manusia) hendaklah mendekai cahaya untuk melihat betapa kompleksnya permasalahan dan keleluasaan hidup.
Setelah itu dibuka sesi tanya jawab. Arahan langsung mengenai tema sering disangkutpautkan dengan sains. Mengingat Sabrang pernah kuliah fisika di salah satu universitas di Kanada. Mengenai teori evolusi, limitasi, dimensi kehidupan dan bebeapa hal lainnya. Sabrang menjelaskan ada beberapa tingkatan dalam sains. Pertama adalah formal sians yang berkaitan dengan matematika dan logika. Kedua adalah natural sains yang merupakan langkah lanjutan dari formal sains, berkaitan dengan eksperimen fisika. Ketiga adalah Sains terapan yang merupakan langkah berikutnya dari forma dan natrual sanis. Terakhir adalah Sosial Sains yang merupakan rumusan dari berbagai observasi.
Sanis sendiri adalah informasi terstruktur yang dapat dipertanggungjawabkan. Dalam agama, ada unsur sains yang begitu lekat. Seperti pada formal sains dijelaskan dengan ayat “qulhuallahuahad” kemudian natural sains yang diteeangkan menganai kejaiban Allah menciptakan air laut dan tawar yang terpisah. Dan sosial sains yang dijelaskan mengenai perintah dan larangan agama yang tentu berkaitan dengan sosial.
Namun tidak semua permasalahan agama dapat dijelaskan oleh sains. Bahkan ilmuwan sains dunia mengatakan bahwa apa yang ada di jagad raya hanya 4% dari unsur sains yang tidak mampu diteliti. Para ilmuwan juga mempercayai adanya kiamat karena suatu saat ilmu sains akan hancur dengan sendirinya. Dan agama merupakan ilmu yang jauh diatas sains.
Mengenai penciptaan manusia, sabrang mengatakan tidak ada yang dibantah dari teori evolusi atau penciptaan langsung menjadi manusia. Keduanya sangat sulit untuk diteliti. Kemudian mengajak jamaah untuk lebih memperhatikan kejadian yang dikerjakan sehingga tidak terpenjara pada pemikiran mengenai sesuatu yang tidak penting dan tidak diketahui secara sah.