Kalakai (Stenochlaena palustris) adalah jenis pakis atau paku-pakuan yag termasuk dalam kerajaanPlantae dan divisi Pteridophyta (paku-pakuan) yang banyak ditemui di hutan Kalimantan, khususnya Kalimantan Tengah. Kalakai termasuk tumbuhan yang gampang dan cepat beradaptasi dengan alam, sehingga bisa tumbuh dimana saja, seperti di batang-batang pohon, kayu-kayu yang sudah lapuk maupun lahan kering, walaupun demikian sayur lokal ini akan tumbuh subur di lahan bergambut karena intensitas air yang cukup banyak sehingga memudahkan perkembangbiakannya. Kalau kita menginjakkan kaki di Kalimantan Tengah, akan kita jumpai hamparan tanaman kalakai yang luas membentang.
Kalakai terdiri dari dua jenis, ada yang berwarna merah dan ada yang berwarna hijau, berakar serabut dan tumbuh merambat, batangnya berwarna hijau, keras dan beruas, di setiap ruas terdapat akar, dari ruas batang inilah nantinya muncul tunas baru, tangkainya panjang dengan daun yang saling berhadapan, permukaan daunnya licin mengkilap dengan bentuk memanjang dan di sisi-sisinya bergerigi. Daun yang sudah tua akan berwarna hijau segar, sedangkan daun yang masih muda berwarna merah dan berlendir pada tangkainya, daun yang masih muda inilah yang digunakan oleh masyarakat Kalimantan Tengah untuk dikonsumsi.
[caption id="attachment_331897" align="alignnone" width="630" caption="Dokumentasi Pribadi"]
Shinta dan Atyk dalam Balai Pengkajian Teknologi Pertanian Kalimantan Tengah (Jumat, 13 Mei 2011) Kalakai memiliki beberapa manfaat, yaitu Kalakai yang berwarna merah sangat potensial untuk mengatasi anemia (kekurangan zat besi). Menurut Irawan et al. (2003) dari analisisgizi diketahui bahwa kalakai merah mengandung Fe yang tinggi (41,53 ppm), Cu (4,52 ppm),vitamin C (15,41 mg/100g), protein (2,36%), beta karoten (66,99 ppm), dan asam folat(11,30 ppm).
Secara turun temurun, masyarakat Dayak di Kalimantan Tengah memanfaatkan tanaman kalakai untuk tujuan merangsang produksi ASI bagi ibu-ibu yang baru melahirkan. Hal ini mungkin disebabkan nilai gizi kalakai yang banyak mengandung Fe (Irawan et al., 2003). Unsur Fe diketahui bermanfaat dalam mengatasi masalah anemia, sehinggamengkonsumsi kalakai dapat menambah volume darah, sehingga merangsang produksi ASI.
Rasanya yang gurih membuat para ibu gemar membuat sayur kalakai untuk disajikan di tengah keluarga sebagai teman nasi dan lauk, biasanya para ibu menghidangkannya dengan cara dibuat sup kalakai, sayur bening, dioseng, dan lain-lain. Selain itu, kalakai dapat ditemui di mana saja di Kalimantan Tengah, sehingga bagi yang mau mengeluarkan sedikit tenaga, masyarakat bisa mendapatkannya secara gratis, namun bagi yang punya kesibukan dan tidak sempat memetik sendiri, kalakai bisa didapatkan di pasar-pasar tradisional dengan harga yang murah meriah antara Rp. 1500,- sampai dengan Rp. 3000,- per ikatnya.
[caption id="attachment_331896" align="alignnone" width="630" caption="Dokumentasi Pribadi"]