Mohon tunggu...
Jimmy Haryanto
Jimmy Haryanto Mohon Tunggu... Administrasi - Ingin menjadi Pembelajaryang baik

Pecinta Kompasiana. Berupaya menjadi pembelajar yang baik, karena sering sedih mengingat orang tua dulu dibohongi dan ditindas bangsa lain, bukan setahun, bukan sepuluh tahun...ah entah berapa lama...sungguh lama dan menyakitkan….namun sering merasa malu karena belum bisa berbuat yang berarti untuk bangsa dan negara. Walau negara sedang dilanda wabah korupsi, masih senang sebagai warga. Cita-cita: agar Indonesia bisa kuat dan bebas korupsi; seluruh rakyatnya sejahtera, cerdas, sehat, serta bebas dari kemiskinan dan kekerasan. Prinsip tentang kekayaan: bukan berapa banyak yang kita miliki, tapi berapa banyak yang sudah kita berikan kepada orang lain.

Selanjutnya

Tutup

Humaniora Pilihan

Tidak Berfungsinya Kartu Elektronik Kereta Api, KCI Perlu Lebih Profesional!

23 Juli 2018   09:16 Diperbarui: 23 Juli 2018   09:42 490
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Menurut PT Kereta Commuter Indonesia (KCI) kartu elektronik tidak bisa digunakan sehingga harus menggunakan kartu kertas yang dibeli di stasiun. Akibatnya terjadi antrian panjang di beberapa stasiun.

Bagaimana kita melihatnya secara jernih? Pertama jika memang kartu elektronik mengalami maslaah, itu sudah harus bisa diantispasi sejauh mungkin. Tidak boleh dibiasakan menggunakan system baru yang belum teruji. Masyarakat tidak boleh dijadikan kelinci percobaan. Sejak lima tahun lalu di Jepang sudah diujicobakan kereta api cepat dengan kecepatan sekitar 550km/jam untuk menggantikan kereta peluru (shinkansen) yang saat ini rata-rata dengan kecepatan 300 km/jam.

Namun hingga saat ini belum bisa dioperasikan walaupun sudah dianggap tidak mengalami masalah, dan uji coba masih terus dilakukan untuk menjamin tidak mengalami masalah jika nanti sudah dioperasikan. Dalam ujicoba ini pimpinan kereta api ikut serta, bukan masyarakat pengguna. Sehingga kalau terjadi kecelakaan, maka dia ikut di dalamnya sebelum diterapkan kepada masyarakat.

Akan halnya dengan kartu elektronik yang diterapkan PT Kereta Commuter Indonesia (KCI), menjadi pertanyaan mengapa tidak dipelajari dengan saksama terlebih dulu sebelum diterapkan. Kalau memang diperlukan pembaruan dari waktu ke waktu, harus diberitahukan kepada pengguna atau konsumen. Itu artinya manusia sebagai pusat pembangunan seperti sudah didengungkan di seluruh dunia.

Walaupun pimpinan PT Kereta Commuter Indonesia (KCI tidak akan mengundurkan diri dalam kejadian ini, namun ke depannya mereka harus belajar. Tidak boleh hal-hal seperti ini dibiarkan. Sudah banyak orang Indonesia yang punya tanggung jawab besar, diberikan saja kepada mereka dari pada mempertahankan orang-orang yang pintar memberikan alasan.

Permintaan maaf seperti disampaikan oleh VP Komunikasi PT KCI Eva Chairunisa dalam keterangan tertulis yang menyebutkan bahwa karena KCI sedang melakukan pembaruan dan pemeliharaan sistem tiket elektronik KRL, tidak cukup. Disebutkan bahwa pembaruan sistem dan pemeliharaan telah dilakukan sejak Sabtu, 21 Juli 2018. Penggunaan tiket harian diberlakukan di 79 stasiun. Setidaknya PT KCI bisa menyiapkan tiket kertas kepada mereka yang memiliki tiket elektronik sehingga lebih cepat.

Belajar dan bekerja lebih professional lebih diperlukan di zaman ini.

Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun