Metode Alternatif Kurangi Pencemaran Perairan
BERAGAM metode pengolahan sumberdaya air menjadi sebuah bahan baku layak konsumsi terus dilakukan. Mengingat letak geografis Negara kita yang hampir 65 persen dikelililingi perairan. Salah satunya perairan sungai yang membelah wilayah-wilayah Propinsi, Kabupaten, dan Kota hingga bermuara pada samudera luas.
Hal tersebut dilakukan demi memenuhi kebutuhan masyarakat akan sumberdaya air yang bersih dan layak minum. Ironis memang, Negara yang dikelilingi sumberdaya air yang begitu luas, namun masih ditemukan persoalan tentang air bersih. Kenapa begitu?
Berbagai faktor menjadi penyebab terjadinya krisis air bersih. Diantaranya, kasus beban pencemaran limbah domestik yang masuk kedalam perairan. Limbah domestik sendiri termasuk penyebab terjadinya pencemaran perairan, selain limbah pembuangan dari pabrik.
Limbah tersebut masuk ke perairan dari sisa aktifitas kegiatan rumah tangga. Contoh, aktifitas mencuci, maupun sampah hasil rumah tangga yang tidak dapat diurai oleh bakteri organik didalam perairan. Sehingga membuat kondisi lingkungan perairan sungai menjadi tercemar.
Sesuai dengan teori Telaah Kualitas Air Bagi Pengelolaan Sumber Daya Alam dan Lingkungan Perairan, karya Effendi, H. 2003. Limbah domestik ini dikategorikan sebagai sumber pencemar non-point source, dapat berupa point source dalam kandungan banyak. Misal, limpasan dari daerah pertanian yang mengandung pestisida dan pupuk. Selain itu, limpasan dari daerah pemukiman (domestik) dan limpasan dari daerah perkotaan.
Padahal, sumberdaya perairan sungai maupun kali sendiri jika diolah, dapat menjadi salah satu alternatif pemenuhan air bersih bagi masyarakat. Termasuk hasil limbah domestik dari sisa kegiatan rumah tangga. Hal tersebut telah dibuktikan oleh warga Kampung Gundih, Kelurahan Bubutan, Kecamatan Bubutan, Surabaya, Jawa Timur. Masyarakat dan tokoh setempat menciptakan water treatment yang mampu mengolah hasil limbah rumah tangga, dari aktifitas mencuci menjadi air bersih. Bahkan layak minum.
Tak heran, Kampung Gundih sekarang menjadi jujugan bagi seluruh kader lingkungan Se-Indonesia untuk berbondong-bondong mencari ilmu pengolahan air limbah tersebut. Pasalnya, Kampung yang terletak di wilayah Surabaya bagian Utara ini berhasil menjadi kampung terbersih dalam ajang Green and Clean yang dihelat Unilever bekerjasama dengan pemerintah kota Surabaya, beberapa tahun lalu.
Kreasi metode pengolahan air limbah rumah tangga menjadi air bersih ciptaan warga Gundih, Surabaya ini masih terkesan konvensional. Namun, setidaknya menjadi sebuah inspirasi bagi Unilever untuk mengembangkan metode pengolahan yang lebih simpel. Metode tersebut kini telah dikenal luas dengan nama produk Pure it.
Sebagai salah satu keunggulan produk, Pure it menjadi salah satu alternatif pemenuhan konsumsi air layak minum dan sehat. Caranya cukup simpel dan efisien. Utamanya, pengolahan air mentah yang diolah dalam sebuah tabung dengan sistem filter atau penyaringan cukup modern.