Akhir-akhir ini lontaran pernyataan JK menyentuk ranah keagamaan di Indonesia. Betapa tidak, dengan jelas ia meminta pemutaran pengajian lewat kaset (khususnya yang diputar sebelum Shubuh) tidak diteruskan a.k.a dilarang. Tentu ini menuai reaksi keras dari masyarakat khususnya yang mereka yang beragama Islam. (Saya juga dalam hati, "Gileeee....)
Tentu dengan pernyataan singkat itu, sikap JK tentu seperti bola liar. Judgement positif muncul, tapi yang negatif tak kalah banyak. Fenomena ini mengingatkan saya ketika JK mencetuskan ide konversi gas yang ditentang banyak orang meskipun tetap ada yang mendukung. Namun harus diakui, di era media sosial ini, kontroversi semacam ini terdengar lebih liar.Â
Atas sikap masyarakat yang dengan bebas menginterpretasi sikapnya, namanya juga JK, ia selalu pasang badan. Â Ia kokoh dengan sikapnya. Sesaat tentu ini membuat saya penasaran. Saya mencoba membongkar-bongkar apa sebenarnya mau wakil presiden kita ini. Hanya satu yang saya pikirkan, JK punya niat baik dan sebagai pemimpin, setiap sikapnya pasti dan harus punya dampak bagi orang lain. Sejenak mecari-cari, saya tersandung pada postingan dari seorang teman di Facebook.Â
Bagi yang suka men-judge sesuatu, saya minta ditahan sejenak. Silahkan baca penjelasan yang saya temukan atas sikap JK yang menentang pengajian lewat kaset:
"Pak JK bangun peradaban Islam Indonesia"
Wapres RI M. Jusuf Kalla, yang juga Ketua Dewan Mesjid Indonesia memiliki sederet gagasan sebagai komitmennya untuk membangun islam yang rahmany lil alamin di Indonesia.
Melalui Dewan Mesjid Indonesia, JK mendorong beberapa program pemberdayaan umat yang mengedepankan peningkatan kualitas beribadah. Kelihatan sederhana tetapi memiliki dampak positif yang besar terhadap umat; Salah satunya, mendidik teknisi & operator masjid. Saat ini yang sudah mengikuti pelatihan sebanyak 750 orang.
Disiapkan Mobil teknisi dan sudah beroperasi 50 mobil. Setiap mobil diawaki 3 orang teknisi. Nanti tiap tahun bertambah dan sudah lebih 9800 mesjid yang ditata sound systemnya, agar jamaah bisa menyerap dengan baik ceramah para ustad dan kiai. Cara pandang JK adalah kalau ceramah dan khotbah tidak terdengar dengan baik oleh jamaah maka mereka tidak bisa menyerap dengan baik pesan pesan keagaamaan yang disampaikan oleh khatib. Akaibatnya kualitas umat tidak akan meningkat.
Dengan sound system yang baik, maka seluruh isi ceramah bisa sampai kepada jamaah.
Dan yang paling fenomenal dari hampir 800 ribu mesjid di Indonesia semua diminta membuat PAUD Pendidikan Anak Usia Dini. Dengan demikian akan tersedia sekitar 800 ribu PAUD yang tersebar hingga pelosok pelosok desa di Indonesia.
PAUD diharapakan memberi pelajaran budi pekerti, serta baca Qur'an. Sejak usia dini anak anak Indonesia sudah terbiasa dengan kultur islam terbiasa dengan kehidupan dan lingkungan mesjid serta bisa baca tulis Al Qur'an.