Mohon tunggu...
Jati Kumoro
Jati Kumoro Mohon Tunggu... Wiraswasta - nulis di podjok pawon

suka nulis sejarah, kebudayaan, cerpen dan humor

Selanjutnya

Tutup

Humaniora Pilihan

Blandong

25 Februari 2019   11:43 Diperbarui: 25 Februari 2019   11:44 128
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Blandong adalah sebutan bagi seseorang yang bekerja sebagai tukang tebang pohon. Profesi ini sekarang sudah sangat sedikit yang menjalaninya. Tidak semua orang mampu menjadi  blandong. Karena disamping harus kuat secara fisik juga membutuhkan keberanian dan kekuatan mental  juga.

Sebutan untuk pekerjaan ini pada mulanya disematkan kepada para kuli pekerja paksa jaman VOC dan Hindia Belanda semasa mereka berkuasa di tanah Jawa. Blandong ini adalah para pekerja paksa yang pekerjaannya menebang, memotong, mengangkut dan menanam pohon kembali di sepanjang pantai utara  dan pedalaman Jawa.

Kalau sekarang pekerjaan ini hanya berkisar pada penebangan kayu, pemotongan saja. Untuk bersih-bersih dan membuang ranting atau dedaunan sudah bukan lagi pekerjaan utamanya. Apalagi soal penanaman kembali, sudah bukan lagi pekerjaannya.

Alat-alat yang dipergunakan untuk menebang pohon juga sederhana . Pada umumnya mereka  mempergunakan gergaji, parang (bendo) dan tambang.  Semua dikerjakan secara manual. Namun seiring majunya jaman, gergaji mesin kadang juga sering dipergunakan untuk mempercepat waktu penebangan pohon.

foto dokpri
foto dokpri
Upah kerja pekerja blandong ini sekarang pada umumnya  dibayar dengan cara borongan. Meski kadang juga ada ada yang mau membayar harian lepas ataupun harian biasa. Susahnya, tidak ada angka yang pasti berapa upahnya. Kalau orang Jawa bilang "dugo-dugo dhewe le mbayari" atau mengira-ngira sendiri berapa jumlah uang yang pantas dibayarkan kepadanya.

Nah,  itulah sekilas tentang pekerja yang disebut blandong. Semoga ada gunanya bagi yang membaca, terima kasih, wassalam.

Podjok pawon, febuari 2019

Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun