Kasus suap untuk memaksa inport daging sapi plus fee dari kuota inport, ternyata telah berkembang ke sana - kemari. Kasus tersebut, sebetulnya hanya menyangkut Luthfi Hasan Ishaaq dan Ahmad Fathana plus teman-teman korperat gelap mereka; akan tetapi, entah siapa yang memulai, telah mengalir sampai foto model, artis, perempuan simpanan, isteri simpanan, dan juga kasus kredit fiktif di/pada Bank Jabar Banten.
Juga semakin bertambah heboh dengan pembelaan (terutama pada Dumay, media sosial, media massa cetak, dan lain sebaginya) dari para kader dan petinggi PKS terhadap LHI, serta penyangkalan berjemaah mereka terhadap sosok Ahmad Fathanah.
Hal terbaru, yang terangkap adalah Elda Devianne Adiningrat (Komisaris PT Radina Niaga Mulia, yang juga saksi Sapi Case), Eri Sudewa Dulah (Manager Komersial Bank Jabar Banten Cab Jatim), dan Deni Pasha Satari (Direktur Komersial PT E Farm); mereka ramai-ramai sebagai tahanan Kejagung, yang di Salembakan. Di samping itu, ada YS (Direktur PT Cipta Inti Permindo (CIP), DPS (Direktur Komersial PT E Farm Bisnis Indonesia), DY (mantan Dirut PT E Farm Bisnis Indonesia), ESD (Manajer Komersial Bank BJB Cabang Surabaya) dan EDA (Komisaris PT RNM). Orang-orang ini, secara terencana, terstruktur, telah merugikan Bank Jabar Banten.
Permainan Kotor kelompok tersebut, mustahil jika tak diketahui oleh para direksi BJB dan yang terkait dengan upaya mendapat/menggelapkan uang tersebut; jika uang atau kekayaan BJB dikategorikan sebagai uang milik negara, maka tentuk saja kelompok tersebut telah merugikan negara.
Lalu, kemana uang saja uang hasil permainan kotor itu mengalir!? adakah sampai atau hingga ke Aher!? .... kira-kira apa yang terjadi!?
Kini kita menanti nyanyian baru dari Elda Devianne Adiningrat Cs .... [caption id="attachment_255499" align="aligncenter" width="506" caption="tempo.co"]
[/caption]13692987052069165848