Mohon tunggu...
Iman Kurniawan
Iman Kurniawan Mohon Tunggu... Freelancer - Blogger & Jurnalis Warga

Pernah menjadi jurnalis di Surat Kabar Harian Radar Pat Petulai (FIN Group) di Kabupaten Rejang Lebong dari tahun 2010 sampai media tersebut resmi tutup pada tahun 2018. Saat ini mengais rezeki sebagai freelance writer dan blogger.

Selanjutnya

Tutup

Politik

Waspadalah, Kita Sedang Diadu Domba

16 Juni 2016   02:50 Diperbarui: 16 Juni 2016   02:54 358
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Politik. Sumber ilustrasi: FREEPIK/Freepik

Indonesia sejak dahulu hingga saat ini merupakan negara sasaran kaum imperialis. Jika dahulu Indonesia dijajah langsung secara frontal, di era sekarang penjajahan yang dilakukan dengan model/gaya baru.

Indonesia menjadi sasaran neo-imperialisme, karena Indonesia hingga saat ini negara yang kaya dengan sumber daya alam (SDA) dan sumber daya manusia (SDM) yang "sanggup" diupah murah.  Berapa banyak tambang batu bara, minyak, emas, timah dan sebagainya, hampir disetiap daerah ada dan dieksploitasi besar-besaran. Siapa yang melakukan? Kita semua tahu. Belum lagi potensi tambang yang belum tergali, diperkirakan masih jutaan potensi tambang di Indonesia yang belum tergali.

Bahkan, konon katanya, puluhan atau ratusan tahun ke depan, apa yang ingin dikuasai dari negara tercinta ini bukan lagi sektor pertambangan, tetapi air. Mengapa air? Karena kedepan, negara-negara maju diprediksi akan mengalami krisis air bersih. Hanya Indonesia yang memiliki sumber air melimpah.

Jangankan negara maju. Perhatikan saja kota-kota besar di Indonesia, sekarang sudah kesulitan mendapatkan air bersih. Ada air bersih, tapi harus beli. Siapa yang menguasai air bersih, menjual air bersih selain Perusahaan Daerah Air Minum (PDAM). Tidak perlu saya sebutkan, kita semua sudah tahu. Berapa harganya? Waw! Pada akhirnya, mereka yang bisa menikmati air bersih hanya orang-orang tertentu saja,orang-orang berkantor tebal.

Oleh karena itu mengapa, Indonesia sejak zaman kolonial hingga saat ini terus menjadi sasaran negara imperialis dan antek-anteknya.

Akan tetapi, negara neo-imperialisme itu sadar, tidak akan mampu melakukan serangan terbuka terhadap Indonesia. Selain mendapat kecaman negara di dunia, perlawanan rakyat Indonesia diakui hingga saat ini sangatlah militan. Apalagi ketergantungan mereka terhadap Indonesia masih sangat tinggi.

Namun, mereka tidak pernah berputus asa. Sampai kapanpun bagaimanapun caranya Indonesia harus mereka kuasai, dari Sabang hingga Merauke. Strategi apa yang dilakukan? Kita seperti tidak pernah belajar dari pengalaman, bahwa mereka sangat piawai menerapkan politik adu domba, Divide et impera atau Politik pecah belah.

Di Indonesia ada 2 kelompok organisasi/golongan dengan pemikiran dan perjuangan yang dianggap sebagai penghalang gerakan mereka, yakni kelompok Islam dan kiri. Kedua kelompok ini sangat bertentangan dengan ideologi kapitalisme sampai ke akar-akarnya. Kedua kelompok inilah yang ingin mereka hancurkan, dipecah belah hingga tak berdaya.

Lalu, mulailah mereka menyusup ke ormas-ormas Islam, ormas-ormas kiri, ke media massa, ke partai politik kemudian melakukan propaganda, menghasut, mengikis perlahan dari dalam tubuh organsasi itu sendiri. Lihat saja sekarang, antara ormas Islam banyak berantemnya.

Coba perhatikan, betapa seringnya sekarang berita-berita yang membahas persoalan agama, lalu digoreng oleh media massa seolah-olah menjadi persoalan besar. Masing-masing ormas Islam berbeda pendapat, ulama berbeda pendapat, tokoh agama berbeda pendapat, yang sebenarnya perbedaan pendapat biasa, tetapi didramatisir seolah-olah sebuah pertentangan, kekisruhan yang memancing reaksi para pengikut antar organisasi. Ada pula ormas yang sengaja memancing emosi ormas lainnya, seolah-olah pendapat merekalah yang paling benar. Padahal mereka sesungguhnya penganut kitab yang sama, kiblat sama dan Tuhan yang sama.

Mereka juga tidak segan-segan melakukan fitnah, menuduh orang atau kelompok tertentu sebagai  penganut paham radikalisme, terorisme.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Politik Selengkapnya
Lihat Politik Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun