Mohon tunggu...
Isson Khairul
Isson Khairul Mohon Tunggu... Jurnalis - Journalist | Video Journalist | Content Creator | Content Research | Corporate Communication | Media Monitoring

Kanal #Reportase #Feature #Opini saya: http://www.kompasiana.com/issonkhairul dan https://www.kompasiana.com/issonkhairul4358 Kanal #Fiksi #Puisi #Cerpen saya: http://www.kompasiana.com/issonkhairul-fiction Profil Profesional saya: https://id.linkedin.com/pub/isson-khairul/6b/288/3b1 Social Media saya: https://www.facebook.com/issonkhairul, https://twitter.com/issonisson, Instagram isson_khairul Silakan kontak saya di: dailyquest.data@gmail.com

Selanjutnya

Tutup

Money Pilihan

BCA Merangkul Anak Muda hingga Tiada Henti Berinovasi

2 Juni 2016   09:32 Diperbarui: 2 Juni 2016   10:08 200
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Sebagian dari 100 anak muda yang ngumpul di Kafe BCA, pada Rabu (1/6/2016) kemarin. Yang duduk nomor empat dari kiri adalah Inge Setiawati, Corporate Secretary BCA. Bank ini mewadahi serta memotivasi anak muda, agar terus berkreasi, sebagai bagian dari strategi untuk tetap update dan leading di industri perbankan. Foto: isson khairul

Saya selalu berusaha tampil sebagai anak muda. Ini kata kunci dari Jahja Setiaatmadja, Presiden Direktur Bank Central Asia (BCA). Ini pulalah spirit yang membuat BCA senantiasa leading di industri perbankan: update sesuai era serta tiada henti berinovasi.

Kenapa anak muda? Jahja Setiaatmadja yakin, anak muda adalah sumber inspirasi, sekaligus lokomotif inovasi. Karena itulah, BCA senantiasa bersama anak muda. Pada Rabu (1/6/2016) kemarin, misalnya, Jahja Setiaatmadja berkumpul dengan 100 lebih anak muda. Mereka, antara lain, mahasiswa dari Universitas Indonesia (UI) dan Universitas Bina Nusantara (Binus). Dengan sejumlah celetukan khas anak muda, Jahja Setiaatmadja nyaris tidak berjarak dengan mereka. Ia tampil dengan kaos kombinasi merah-hitam, casual banget. Kumpul-kumpul dengan anak muda itu berlangsung di Kantor Pusat BCA, Jl. MH. Thamrin No. 1, Jakarta Pusat.

Inspirasi Sekaligus Strategi

Karena ngumpul dengan anak muda, space di lantai 22 itu pun di-setting layaknya sebuah cafe, yang dinamai kafe BCA. Suasananya santai, sesekali bercanda, tapi penuh dengan inspirasi. Romi Satrio Wahono, peneliti dan technopreneur, pada kesempatan itu berbagi cerita tentang pentingnya ide. “Secara teknik, WhatsApp itu tidak canggih-canggih amat. Banyak developer kita yang mampu mengerjakannya. Yang canggih adalah idenya, ide menciptakan WhatsApp tersebut,” ujar Romi Satrio Wahono memberi contoh.

Kita tahu, pada Rabu (19/2/2014), Facebook mengakuisisi WhatsApp dengan nilai yang sangat fantastis, 19 miliar dollar AS, setara Rp 223 triliun. WhatsApp tersebut dijadikan contoh oleh Romi Satrio Wahono, untuk menggambarkan, bahwa kemampuan teknik dengan kemampuan untuk menciptakan ide adalah dua hal yang berbeda. Dalam konteks inovasi, ide tentulah memegang peranan yang lebih penting, dibandingkan dengan aspek teknis. Untuk melahirkan ide, dalam hal ini ide yang relevan dengan industri perbankan, Bank Central Asia (BCA) mendukung sejumlah anak muda dari beberapa perguruan tinggi di Jakarta.

Hermawan Thendean, Executive Vice President of Strategic Information Technology (IT) Group di BCA, memaparkan berbagai langkah strategis BCA dalam mengembangkan teknologi informasi perbankan, disaksikan Jahja Setiaatmadja (kanan) dan Fariz Tadjoedin (tengah). Fariz Tadjoedin adalah juara pertama Financial Technology Hackathon (Finhacks) 2016 yang diadakan BCA. Aplikasi yang ia ciptakan, Chatbanking. Foto: isson khairul
Hermawan Thendean, Executive Vice President of Strategic Information Technology (IT) Group di BCA, memaparkan berbagai langkah strategis BCA dalam mengembangkan teknologi informasi perbankan, disaksikan Jahja Setiaatmadja (kanan) dan Fariz Tadjoedin (tengah). Fariz Tadjoedin adalah juara pertama Financial Technology Hackathon (Finhacks) 2016 yang diadakan BCA. Aplikasi yang ia ciptakan, Chatbanking. Foto: isson khairul
Sebagaimana dituturkan Hermawan Thendean, anak-anak muda tersebut diberi keleluasaan untuk mengembangkan ide mereka. Agar terarah dan fokus, disiapkan pendamping. Setelah merumuskan suatu ide, mereka mempresentasikannya. Team IT BCA kemudian membedah ide tersebut. Proses ini berlangsung secara berkala, sebagai bagian dari strategi untuk menemukan serta merumuskan suatu ide. Dari sisi anak-anak muda yang masih duduk di bangku kuliah tersebut, proses yang demikian, tentulah merupakan kesempatan yang berharga.


Merangkul Sekaligus Membina

Menurut Hermawan Thendean, ini adalah salah satu cara yang ditempuh BCA untuk merangkul sekaligus membina anak-anak muda. Bagaimanapun juga, generasi muda sekarang adalah generasi digital, yang tumbuh dan berkembang bersamaan dengan pesatnya perkembangan teknologi digital. Sebagai institusi yang bergerak di bidang perbankan, BCA mengarahkan anak-anak muda, agar mereka tidak hanya terbatas sebagai pengguna, tapi dimotivasi agar menjadi generasi pencipta. Khususnya, di bidang Information Technology (IT) perbankan.

Dalam kesempatan ngumpul di Kafe BCA, pada Rabu (1/6/2016) kemarin, Romi Satrio Wahono mengingatkan pentingnya aspek solusi. Artinya, tiap kali muncul ide, coba pertanyakan: solusi apa yang ditimbulkan oleh ide tersebut? Kemudian, seluas apa skala solusi yang dimaksud? Dua jawaban atas kedua pertanyaan di atas, bisa menjadi indikator untuk mengukur, seberapa besar nilai dari ide yang dimaksud. Nilai di sini bisa berarti nilai jual, bisa juga merupakan nilai manfaat dari ide tersebut, setelah diwujudkan.

Yanty Wijaya (kiri), Head of Marcomm Dwidaya World Wide (Dwidaya Tour), menerima plakat dari Inge Setiawati (kanan), Corporate Secretary BCA, didampingi Jahja Setiaatmadja (paling kiri) dan pejabat BCA lainnya, serta Enda Nasution (paling kanan), yang dikenal sebagai Bapak Blogger Indonesia. Foto: isson khairul
Yanty Wijaya (kiri), Head of Marcomm Dwidaya World Wide (Dwidaya Tour), menerima plakat dari Inge Setiawati (kanan), Corporate Secretary BCA, didampingi Jahja Setiaatmadja (paling kiri) dan pejabat BCA lainnya, serta Enda Nasution (paling kanan), yang dikenal sebagai Bapak Blogger Indonesia. Foto: isson khairul
Yang juga kerap didengungkan kalangan yang bergiat di bidang teknologi informasi adalah: save time, save cost. Ini tentu saja mengacu kepada apa yang disebut efisiensi, penghematan yang ditimbulkan sebuah ide terkait teknologi informasi. Juga, efektivitas. Ini dicontohkan oleh Yanty Wijaya, Head of Marcomm Dwidaya World Wide (Dwidaya Tour). Platform pariwisata ini, memungkinkan publik membandingkan rate hotel, penerbangan, dan juga paket wisata, sebelum memutuskan untuk memilih yang sesuai. Dengan demikian, kemudahan serta keleluasaan sama dan sebangun dengan efisiensi dan efektivitas.

Atmosfir Suatu Ide

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Money Selengkapnya
Lihat Money Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun