Mohon tunggu...
Ismail Elfash
Ismail Elfash Mohon Tunggu... wirusaha -

orang biasa yang sedang belajar menulis, mengungkapkan isi hati dan sekedar berbagi

Selanjutnya

Tutup

Politik

PKS Dibubarkan, Why Not?

22 Mei 2013   00:43 Diperbarui: 24 Juni 2015   13:13 297
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Politik. Sumber ilustrasi: FREEPIK/Freepik

Gonjang-ganjin PKS semakin nyaring. Membuat bulu kuduk semakin merinding, menyaksikan skuel drama yang diperankan oleh seorang ustadz yang presiden yang semakin hari bukan semakin alim, tapi semakin kelihatan kedzolimannya. Fitnah sapi, adalah badai Tornado yang mengawali prahara di partai yang katanya "Islami" ini.  Apakah ini fitnah? Terserah anda, wahai para pengikut setia partai "bersih". Tapi kasus per kasus yang terbongkar, semakin merontokkan kepercayaan, menggelinding membongkar kepalsuan, melindas Murabbi yang pandai bicara agama, beretorika dalam mimbar, mengajak kebaikan, menyuruh Liqo, Mentoring dan Halaqah, sementara dirinya melakukan hal-hal yang terlarang dalam agama. Lain ucapan lain pula kelakuan. Lain partai lain pula menyikapinya.

Sikap meradang para elite PKS beserta kader-kadernya, semakin menunjukkan ketiadaan etika dan melawan persepsi publik. Kebakaran jenggot bagi para kader yang mayoritas berjenggot, adalah sebuah reaksi kepanikan yang dengan mudah ditafsirkan sebagai penyangkalan terhadap sebuah kebenaran. Pembelaan terhadap "Murobbi Tersangka" yang membabi buta memunculkan sebuah keheranan dan tanda tanya besar, dimana nilai dakwah yang selama ini diagung-agungkan. Belum lagi perasaan terhina, selaku orang yang seiman dan seagama;" kok tega-teganya seorang Ustadz rela melakukan perbuatan keji dan munkar seperti itu?" Apakah agama sudah ditukar dengan partai? Naudzubillah.

Drama belum berakhir, hakim belum mengetukkan palu keadilan pertanda vonis belum dijatuhkan. Namun kisah sapi sangat mengusik nurani. Baik nurani berbangsa maupun nurani beragama. Bibir ini rasanya kelu untuk menyebutkan aliran dana sapi. Hati merasa teriris menyaksikan 20 wanita kecipratan rezeki haram. Kepala geleng-geleng menyaksikan berita teranyar; "Darin Mumtazah, pelajar SMK terseret kasus Sang Ustadz". Biarlah, mobil-mobil mewah yang disita KPK itu,  menjadi bukti yang akan menjawab "kelak" di pengadilan Dunia maupun pengadilan Akhirat. "Pada hari ini Kami tutup mulut mereka; dan berkatalah kepada Kami tangan mereka dan memberi kesaksianlah kaki mereka terhadap apa yang dahulu mereka usahakan"

Saya sangat kecewa dengan orang yang melakukan perbuatan tercela ini. Dan saya sangat kecewa kepada partai yang telah menipu saya ini. Tadinya saya mengira, partai ini adalah sebuah gerakan moral yang berlandasan ke-Islaman yang akan membawa kebaikan ke dalam kehidupan bernegara dan beragama. Ternyata bukan hanya saya yang kecewa. Bahkan Ustaz Mashadi yang juga salah seorang pendiri Partai Keadilan (PK) bahkan meminta PKS dibubarkan. "Sebaiknya PKS ini dibubarkan saja, karena sudah sangat parah penyimpangan yang terjadi dan tidak bisa ditolerir lagi," ujar Mashadi kepada merdeka.com, Senin (20/5).

Menurut Mashadi, apa yang terjadi di PKS adalah sebuah fenomena gunung es. Hal ini terjadi karena dampak perubahan nilai yang terjadi di internal PKS khususnya di kalangan elitenya."Kasus suap sogok, korupsi, relasi dengan perempuan itu ekses dari perubahan di internal PKS. Dan itu adalah sebuah penyimpangan yang mendasar yang dilakukan elite PKS," terangnya.

"Bubarkan saja PKS, jual asetnya dan bagikan ke warga untuk minta maaf. Kembali lagi kita ke jalur dakwah," imbuhnya. (merdeka.com, Senin (20/5).

Seorang pendiri Partai Keadilan, cikal bakal PKS, Yusuf  Supendi, mengungkapkan kekecewaannya; "Selain kecewa berat, masyarakat tambah bergairah melakukan proses hukum untuk membekukan dan membubarkan PKS melalui pengadilan sebagaimana diatur dalam peraturan perundang-undangan," kata (Viva news.com. Selasa 21 Mei 2013)

PKS dibubarkan. Bagaimana menurut anda?

Mohon tunggu...

Lihat Konten Politik Selengkapnya
Lihat Politik Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun