Mohon tunggu...
Indra Sastrawat
Indra Sastrawat Mohon Tunggu... Administrasi - Wija to Luwu

Alumni Fakultas Ekonomi & Bisnis - UNHAS. Accountant - Financial Planner - Writer - Blogger

Selanjutnya

Tutup

Humaniora

Madagaskar, Jejak Nusantara di Timur Afrika

28 Desember 2010   09:15 Diperbarui: 26 Juni 2015   10:18 456
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

[caption id="attachment_82085" align="alignright" width="353" caption="Madagaskar, Negara pulau di Afrika Timur"][/caption] Sambil menunggu jadwal tour saya sempatkan menonton televisi. Lama mencari saluran Tv yang cocok, akhirnya ketemu sebuah tayangan yang lumayan bagus yaitu tentang kehidupan masyarakat di bagian Timur Afrika sebuah Negara pulau bernama Madagaskar. Karena saluran Tv dari luar, saya kurang menikmatinya (maklum bahasa Inggris saya pas-pasan). Menonton Madagaskar dari layar Tv kembali membuka memori dalam pikiran saya. Saya masih ingat ketika SD di salah satu buku top seller di tulis bahwa penduduk Madagaskar berasal dari nusantara. Karena tertarikan ini saya langsung mencari sumber dari beberapa situs. Dari perawakan fisiknya sebagian besar penduduk Madagaskar terlihat berbeda dengan penduduk Afrika pada umumnya. Penduduk Madagaskar lebih mirip dengan rumpun Melayu dari pada ras Negroid. Dari penelitian Genekologi yang dilakukan di dapatkan hasil bahwa penduduk Madagaskar masih punya pertalian gen dengan suku-suku di Nusantara. Kesamaan ini karena orang-orang nusantara dan Madagaskar masih rumpun Austronesia. Bahwa bahasa yang digunakan suku Malagasi di Madagaskar adalah bahasa Barito, Kalimantan tenggara. Bahasa Malagasi berhubungan dengan bahasa2 yang digunakan Maanyan, Dusun Witu, Paku, Samihim dan Lawangan. Tesis ini pertama kali dikemukakan oleh Dahl (1951: Malgache et Maanyan, Une Comparaison linguistique, Egede Instituttet, Oslo). Penelitian Adelaar membenarkan tesis Dahl (1951). Adelaar juga menyatakan bahwa bahasa Malagasi banyak mempunyai kata pinjaman dari bahasa Melayu, Jawa dan Sulawesi Selatan. Beberapa tanaman khas Indonesia yang juga tak luput di hijrahkan ke sana, semisal pisang raja, ubi jalar, keladi dan jagung. Menurut penelitian George Murdock, profesor berkebangsaan Amerika pada 1959, tanaman-tanaman itu dibawa orang-orang Indonesia saat melakukan perjalanan ke Madagaskar. [caption id="attachment_82088" align="alignleft" width="420" caption="Sebagian mirip dengan Ras Melayu"]

1293527722300323818
1293527722300323818
[/caption] Migrasi Melayu sampai di Afrika Beberapa waktu yag lalu saya sempat membaca sebuah buku (saya lupa judulnya) tentang koloni Nusantara di Afrika Timur. Menurut sang penulis, bahwa bangsa nusantara (melayu) sudah menjalin hubungan dagang dengan bangsa-bangsa di Afrika, bahkan tidak hanya berdagang mereka juga membuat koloni di benua itu. Mereka mendahului bangsa Eropa beberapa abad lamanya. Swarnadwipa yang berarti Pulau emas merupakan nama lain Sumatera. Hal ini dapat dilihat dalam legenda Hindhu Nusantara. Menurut Robert Dick, banyaknya emas di Sumatera ini dibawa oleh Zanj dan pelaut nusantara dari Zimbabwe, Afrika. Karena Dick juga menemukan bukti yang menyatakan tambang-tambang emas di Zimbabwe mulanya dirintis oleh pelaut Nusantara yang datang ke sana. Sebagian tak kembali dan membentuk ras Afro-Indonesia. Mungkin ras inilah yang disebut Zanj. Gajah Mada dan petualangannya ke Barat Mengaitkan orang-orang Jawa dengan Madagaskar memang kurang popular, ini karena tradisi maritim suku Jawa yang tidak dikenal. Namun ada satu kisah menarik yang sering dikaitkan dengan keberadaan orang-orang Jawa di Pulau keempat terbesar di dunia ini adalah kisah mahapatih Majapahit Gajah Mada. Gajah Mada yang konon setelah bebas tugas dan dianugerahi tanah di Madakaripura (daerah Probolinggo Jatim), beliau memimpin Ekspedisi berlayar menuju barat yaitu singgah sebentar di Lampung dan kemudian terus berlayar sampai di Pulau Madagaskar. Faktanya sampai sekarang tidak ada yang tahu dimana Gajah Mada disemayamkan. Jadi kemungkinan teori ini ada benarnya, Gajah Mada memimpin ekspedisi sangat jauh sampai di Madagaskar sehingga tidak mungkin untuk kembali lagi ke Majapahit (Indonesia sekarang) dan akhirnya menetap di Madagascar sampai akhir hayatnya. Gajah Mada berlayar bersama dengan pasukannya, berdiam dan menikah dengan penduduk setempat. Karena negeri ini tidak asing serupa dengan negeri di Nusantara makanya Gajah Mada bersama bala tentaranya memilih menetap di pulau ini. Ada lagi pendapat yang mengatakan asal nama Madagaskar berasal dari nama Gajah Mada = Mada Gaskar. [caption id="attachment_82090" align="alignright" width="360" caption="Suasana Pasar di Madagaskar"]
12935274871305140018
12935274871305140018
[/caption] Pelaut Makassar menembus Samudera Hindia Dr. Cyril Hromnik seorang sejarawan Amerika yang meneliti sejarah Afrika Selatan dalam buku yang ditulisnya tahun 1982 menyatakan bahwa pada abad I samapi X orang-orang Indonesia dari suatu kerajaan tertua di Sulawesi Selatan (The ancient state) membawa buruh ke Afrika Selatan untuk dipekerjakan diperusahaan tambang emas. Sebagian dari mereka terdampar di Madagaskar dan membentuk koloni disana. Para ahli sepakat mengatakan bahwa kerajaan tertua itu adalah Luwu. (sebelumnya silahkan lihat di tulisan saya yang berjudul Luwu dalam lintasan Sejarah). Kata Makassar saya gunakan mewakili suku-suku  yang ada di sekitar Sulawesi  seperti Luwu, Bugis,Makassar, Mandar, Bajo, dll. Kehebatan maritim orang Makassar  sudah tidak diragukan lagi dengan perahu phinisi yang tidak sebesar perahu bangsa Eropa, orang Makassar bisa bolak-balik di Samudera Hindia. Dengan predikat sebagai Bandar dagang  internasional pelabuhan Makassar sangat ramai dengan rempah-rempah dari Afrika. Rempah-rempah tersebut dibawa oleh pelaut-pelaut Makassar dan pelaut nusantara lainnya serta dari Eropa. Dalam bahasa Suku Magasy di Magaskar terdapat beberapa kosakata yang mirip dengan bahasa Bugis Makassar seperti kata Matua (tua) dll. Kehebatan pelayaran itu diulang kembali dalam ekspedisi Amana Gappa tahun 1991 berlayar menuju Madagaskar. Menilik dari namanya Madagaskar ada kemungkinan nama ini diambil dari nama Makassar. Wallahualam Salam Kompasiana 28/12/2010

Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun