Mohon tunggu...
Zulkarnain El Madury
Zulkarnain El Madury Mohon Tunggu... Penulis - Lahir di Madura pada tahun 1963,
Akun Diblokir

Akun ini diblokir karena melanggar Syarat dan Ketentuan Kompasiana.
Untuk informasi lebih lanjut Anda dapat menghubungi kami melalui fitur bantuan.

Seorang pemburu kebenaran yang tak pernah puas hanya dengan " katanya". Adalah Da'i Pimpinan Pusat Muhammadiyah peeriode 1990 sd 2007, selanjutnya sebagai sekjen koepas (Komite pembela ahlul bait dan sahabat) hingga 2018, sebagai Majelis Tabligh/Tarjih PC. Muhammadiyah Pondok Gede, Sebagai Bidang Dakwah KNAP 2016 -219 . Da'i Muhammadiyah di Seluruh Tanah air dan negeri Jiran ..pernah aktif di PII (Pelajar Islam Indonesia), Tinggal dijakarta

Selanjutnya

Tutup

Sosbud

Rebutan Gelar Keturunan Rasulullah, Dari Habib Kafir Hingga Habib beriman

3 Agustus 2014   17:33 Diperbarui: 18 Juni 2015   04:32 5260
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Sosbud. Sumber ilustrasi: KOMPAS.com/Pesona Indonesia

Kalau mereka mengaku keturunan Rasulullah, haruskah bebas dalam menafsirkan Al-Quran dan Hadits Nabinya ?, tidak perlukah bagi mereka menggunakan marja' [ Refrensi kitab kitab ulama ulama ] selain dari keturunan Rasulullah. Atau bebaskah mereka melanggar semua garis besar agama, tan punya keinginan mengembangkan sunahnya dengan menciptakan "sunnah" sendiri.  Tentu itulah yang perlu dipertanyakan kepada mereka.

Lencana Habib, Syarif, Sayyid dan lainnya, dari lencana lencana yang disematkan pada diri mereka, agar di diketahui umum, bahwa mereka adalah keturunan Rasulullah, seolah menjadi kehormatan yang tak boleh tertinggal. Meskipun dalam ruang lingku nubuwah yang melahirkan banyak hadits tidak menjadi tuntunan dan arahan mereka sebagai cucu cucu Nabi.

Di Indonesia dan sebagaian negara negara di Timur tengah, tak bisa membebaskan kaumnya dari fanatisme buta, dalam mencintai Ahlul bait [ keluarga besar Rasulullah]. Fanatisme ditanamkan ditengah kebodohan muslimin, dan mendoktrin muslim setempat mencinta para cucu nabi tanpa bantaha. Sehingga terkadang agama itu wajib di dengar kalau yang menyampaikan anak cucu Rasulullah, meskipun tidak sejalan dengan kakeknya [ Rasulullah shallallahu'alaihi wasallam].

Terutama di Indonesia seolah ukuran agama itu adalah Habib dan sayyid, tidak perduli mereka benar atau tidak yang penting mengikuti saja sebagai bentuk pemulyaan umat awam. Contohnya ada sebuah kisah nyata seorang habib yang tidak paham agama dan ditokohkan di kampungnya, mendadak pengikutnya ratusan. suatu saat bersama umatnya datang ke kuburan, minta langsung kekuburan tersebut. disaat khusu' munajat doa di kuburan, tanpa disadari ada seorang mengabadikan prilaku habib itu, hasilnya ditayangkan di yutoube. Bukan main marahnya dan malunya si habib, tindakannya bukanlah menyesal, bahkan melaporkan perekam gambar tayangan tersebut ke aparat polisi, dan yang bersangkutan dicedok oleh polisi. Ini naif, bukti seorang habib yang angku dan sombong, mentang mentang keturunan nabi Muhammad shallallahu'alaihi wasallam, senaknya berdusta atas nama nabi, bahkan tega mendholimi orang lain. sedangkan kakeknya yang pemurah dan budiman tak pernah menjadi contoh dan tabiatnya.

Itu kisah lain. disamping telah terjadi pertarungan antar keturunan Rasulullah, mereka berada dalam banyak kubu dan aliran agama, dan tak bisa di satukan pahamnya. Artinya para habib tidak terlatih untuk sama dengan kakeknya dalam beragama, masing masing berjalan diatas manhaj mereka sendiri. Contohnya di Indonesia berapa banyak keturunan Rasulullah yang berbeda marga, dengan prilaku yang berbeda pula. Ada keturunan Rasulullah yang profesi jual ajimat, jadi dukun, bahkan sebagai penjual jamu di Pasar. Mereka ngetop dan terkenal di daerahnya karena kebiasaannya sebagai dukun yang dipercaya , hingga bangunan rumahnya bak Istana, istri banyak.  Ada habib yang berjiwa seorang ustad, mendakwakan agama, tetapi menurut rumusan habib itu sendiri. Ada habib yang anti syirik, mengkritisi habib habib yang dianggap nakal olehnya.

Yang jelas keturunan Rasulullah itu sama saja dengan masyarakat selainnya, hingga ada keturunan nabi yang kafir meninggalkan agama asalnya [Islam]. Sebagaimana para putra mahkota Inggris, mereka adalah keturunan Rasulullah yang keluar agama Islam. Untuk mngetahui benar tidaknya pangeran inggris keturunan Rasulullah, berikut keterangannya;

Para ahli Genealogy Barat, setidaknya mencatat ada 6 Jalur Silsilah yang menghubungkan Pangeran William dengan Muhammad Rasulullah. Adapun Ke-6 Jalur tersebut, adalah sebagai berikut :

1. Nabi Muhammad => Fatimah (01) => Ishar (10) => Mawiyah of Cordoba (15, menikah dengan Gonsalo de Lara) => Jimena Munoz de Bierzo (19, menikah dengan King Alfonso VI of Leon) => Eleanor of Castile (25, menikah dengan King Edward I of England) => King Edward IV of England (33) => King George I of England (41) => Queen Elizabeth II of England (50) => Prince Charles (51) => Prince William (52).

2. Nabi Muhammad => Fatimah (01) => Qasim (07) => Abu Nazar Lovesendes (13) => Aldonza Martinez de Silva (20) => Leonora de Aragon (27) => King George I of England (36) => Queen Elizabeth II of England (45) => Prince Charles (46) => Prince William (47).

3. Nabi Muhammad => Fatimah (01) => Aslan (08) => Qarais (11) => King Muhammad I of Seville (13) => Zaida of Seville (16, menikah dgn King Alfonso VI of Leon) => Maria Gonsalez (20) => King Alfonso IV of Portugal (24) => Richard of York (29) => King George I of England (38) => Queen Elizabeth II of England (47) => Prince Charles (48) => Prince William (49.

4. Nabi Muhammad => Fatimah (01) => Abu Hasan Ali (09) => Emir Hisham III of Cordoba (17) =>Juan Velez (22) => Maria de Padilla (29) => Joan Beaufort (32) => King James I of England (37) => King George I of England (40) => Queen Elizabeth II of England (49) => Prince Charles (50) => Prince William (51).

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun