Mohon tunggu...
Good Words
Good Words Mohon Tunggu... Penulis - Put Right Man on the Right Place

Pemerhati Bangsa

Selanjutnya

Tutup

Analisis Pilihan

Kandidat Vaksin Covid-19: Sumber Sentimen Positif

19 Mei 2020   21:16 Diperbarui: 20 Mei 2020   06:54 158
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Analisis Cerita Pemilih. Sumber ilustrasi: KOMPAS.com/GARRY LOTULUNG

Saat triliunan dolar Amerika tak mampu membangkitkan perekonomian. Saat negara adidaya tak berdaya apa apa menyelamatkan perekonomian. Ialah vaksin, benda kecil yang mampu menarik dunia dari jurang kehancuran.

Saat ini, dunia sedang berpacu dengan Covid-19 untuk segera keluar dari pintu "lockdown" agar semua warga dunia dapat segera bebas dari sekapan virus mematikan ini. Tidak diragukan lagi, pintu keluar yang sedang kita cari adalah penemuan vaksin. 

Selama vaksin belum ditemukan, semua negara akan cenderung menerapkan kebijakan trial and error karena akan terus dibayangi oleh situasi yang tidak pasti dan informasi yang tidak simetris. Oleh sebab itu, percepatan penemuan vaksin merupakan langkah kebijakan yang tidak dapat ditawar-tawar lagi.

Pada tanggal 11 Mei 2020, WHO mempublikasikan delapan kandidat terkuat calon vaksin dari berbagai negara seperti vaksin milik perusahaan CanSino Biological dari Tiongkok dan vaksin Universitas Oxford dari Inggris. WHO juga menyatakan terdapat 70 kandidat vaksin yang sedang dipertimbangkan untuk masuk dalam tahap pengujian. Sayangnya tidak ada satupun kandidat vaksin yang berasal dari ilmuwan Indonesia.

Dilansir dari laman Aljazeera.com (18/5), penemuan kandidat vaksin Covid-19 merupakan sumber sentimen positif utama bagi perekonomian dunia saat ini. Seorang analis pasar, Edward Moya mengatakan bahwa kembali bergairahnya pasar modal dan harga minyak dunia salah satunya dipicu setelah WHO mengumumkan delapan kandidat terkuat calon vaksin Covid-19. Hal tersebut merupakan sinyal positif agar semua negara hendaknya serius dan berperan aktif dalam mendukung percepatan penemuan vaksin Covid-19.

Merespon WHO, pemerintah Inggris bergerak cepat dengan membentuk satgas khusus percepatan produksi vaksin Covid-19. Dengan menggunakan anggaran 250 juta poundsterling atau Rp. 4,5 trilun, pemerintah Inggris dikomandoi Menteri Kesehatan Alok Sharma dibawah koordinasi  Departemen Bisnis, Energi, dan Startegi Industri memiliki target bahwa vaksin dapat diproduksi secara masal dengan dapat diakses secara adil di akhir tahun 2020. Sepertinya target tersebut pelan-pelan akan terealisasi karena Inggris sudah mulai mengujicobakan vaksin kepada manusia.

Sementara itu, Indonesia melalui Lembaga Eijkman memimpin proyek bersama Bio Farma dan beberapa universitas dengan menggunakan teknologi biomarfatik dengan rencana dalam waktu 2 tahun sudah bisa dibentuk vaksin Covid-19. Namun, proses kerja konsorsium vaksin Covid-19 belum menjadi sentimen positif bagi pasar, karena tidak tersedia informasi yang rinci terkait sudah sejauh apa proses upaya penemuan dan pengadaan vaksin Covid-19 di Indonesia.

Alternatif pembentukan satgas vaksin Covid-19 oleh pemerintah bisa dipertimbangkan. Efektifitas dan transparansi menjadi kunci keberhasilan satgas jika benar-benar akan dibentuk oleh pemerintah. Satgas akan menjadi pusat informasi terkait vaksin Covid-19, sehingga pemerintah ,pasar, dan masyarakat dapat secara bersama-sama memantau perkembangannya. 

Setiap perkembangan informasi vaksin akan menjadi sentimen positif bagi perekonomian, karena Indonesia saat ini membutuhkan sentimen positif yang signifikan untuk memulai "new normal". Pembentukan satgas vaksin Covid-19 merupakan salah satu alternatif menciptakan sentimen positif di dalam negeri.

Dr. Kendall Hoyt dalam buku Long Shot -- Vaccines For National Defence yang diterbitkan oleh Harvard University mengatakan bahwa peningkatan kapasitas mengembangkan vaksin-vaksin baru dengan cepat sangat penting bagi keamanan nasional dan kesehatan masyarakat. 

Artinya saat terjadi pandemi atau perang, pengembangan vaksin harus menggunakan pendekatan kesehatan masyarakat dan ketahanan nasional, sehingga proses penemuan vaksin tidak hanya menggunakan taktik tunggal Kementerian Kesehatan saja, tetapi juga melibatkan Kementerian Pertahanan dan Kementerian Riset dan Teknologi. Ia menambahkan tiga kunci keberhasilan pengembangan vaksin baru adalah insentif ekonomi, kapabilitas pabrik, dan kapasitas teknologi. 

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Analisis Selengkapnya
Lihat Analisis Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun