Mohon tunggu...
Irham Rajasa
Irham Rajasa Mohon Tunggu... -

Pemerhati sosial

Selanjutnya

Tutup

Politik Pilihan

Memang Gampang (Jawaban untuk Panji Pragiwaksono)

18 April 2017   03:15 Diperbarui: 18 April 2017   07:53 2823
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Politik. Sumber ilustrasi: FREEPIK/Freepik

Saya tidak bisa menahan hasrat untuk menulis ketika membaca uraian panjang lebar Panji Pragiwaksono tentang siapa yg harus dipilih. Uraian panjang lebar tentang orang orang hebat (para mantan pemimpin KPK dan pejabat) yang berbaris mendukung Anies-Sandi.

 Ya, mereka memang orang-orang hebat. Saya pribadi menghargai keputusan mereka mendukung pilihan yg sama dengan Panji. Apapun alasan dibaliknya. Saya pun tidak hendak menulis pembelaan tentang siapa yang memilih Basuki - Djarot karena tulisan ini bkn tulisan permissive.

 Sebanyak orang baik di barisan Anies - Sandi, sebanyak itu pula orang-orang  bermasalah di pihak sana. Sebut saja dua bersaudara mantan dan terpidana kasus korupsi dan suap, M. Taufik dan Sanusi.  Haji Lulung penguasa tanah abang. Daeng Azis preman mantan penguasa kalijodo. Tommy pangeran cendana yang jg mantan napi dan jangan lupa Rizieq Shihab sang imam yang jg pernah menjadi terpidana kasus kekerasan beserta organisasinya yg sering meresahkan masyarakat.  Mau tau kesamaan orang-orang ini? Gampang. Kalau tidak mantan terpidana, terkait korupsi/suap, atau bermasalah pribadi dengan Basuki.

 Tentu kontradiksi dan kontroversial, bagaimana bisa orang-orang hebat yang disebut Panji  bisa berada pada satu kubu dengan orang orang yg memiliki citra buruk. Bagaimana  bisa orang orang yg dulu menangkap mantan terpidana skrng  duduk bersama dengan orang yang dulu ditangkapnya? Itu biarkanlah masyarakat yang menilainya.

 Kalau Panji merasa punya orang-orang hebat dibarisan sana. Kami juga punya. Kami punya Basuki-Djarot.

 Pak Basuki yang selama ini begitu kekeuh melaksanakan e-budgeting utk menahan lolosnya program program siluman dan rajin mencorat-coret program yang coba dititipkan oleh anggota DPRD.  Pak Basuki juga yang kerap kerepotan diancam  demonstrasi dengan  seruan usir, turunkan, gantung oleh ormasnya Rizieq Shihab. Pak Basuki yang merubah mentalitas birokrasi Jakarta.

 Dan Pak Djarot yang sabar dan selalu tersenyum. Setia dalam perjuangan. Tersenyum walau dicaci dan diusir dari tempat ibadah saudara seagamanya sendiri. Dan mendoakan kebaikan bagi orang orang yg melakukan hal tersebut.

 Pak Basuki yang teguh berjuang melawan korupsi dan Pak Djarot yang setia mendampingi, dan kami tidak bisa meninggalkan beliau bertarung sendirian. Tidak sejengkalpun akan kami tinggalkan dua orang ini. Segampang itu, panji.

 Kami mungkin tidak punya barisan orang-orang sekeren barisan Panji tapi kalau Panji berkata kepada siapa harus bertanya siapa yang paling tepat memimpin Jakarta? Jawabannya bukanlah orang-orang hebat itu. Tanyakan kepada kami, warganya. Warga Jakarta yang setiap hari bergelut dengan riuhnya kota dan menjadi saksi pembangunan kota ini.

 Tentu kamu tidak akan mengerti pilihan kami, karena selebritis dan pejabat bukan referensi kami. Kami sarapan pagi dengan keluarga atau tetangga kami bukan dengan Faisal Basri. Kami berkumpul dengan guyub selama ini, tanpa ada ketakutan dan intimidasi bahwa nanti saat kami mati, jenazah kami tidak akan disholati.

 Apakah kami ingin ancaman itu terjadi lain hari nanti? Tentu tidak. Oleh karena itu soal menentukan pilihan memang gampang, Panji, karena pelakunya bukan dibarisan kami.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Politik Selengkapnya
Lihat Politik Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun