Mohon tunggu...
Iwan Permadi
Iwan Permadi Mohon Tunggu... Freelancer - Pekerja kreatif televisi dan Guru Bahasa Inggris

a freelance tv creative

Selanjutnya

Tutup

Lyfe

The Message-Syiar Islam yang Damai!

14 Desember 2012   16:31 Diperbarui: 24 Juni 2015   19:39 2502
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
1355504111417375282

Film karya Almarhum Moustappa Akkad buatan 1977 ini masih aktual untuk ditonton hingga kini-tidak hanya mengenang almarhum yang bersama putri yang disayanginya, Rima, meninggal akibat bom bunuh  diri di sebuah hotel di kota Amman, Jordania pada Nopember 2005. Sebuah kehilangan luar biasa atas sutradara Muslim yang eksis di Hollywood, karena beliau sedang mempersiapkan film yang menjadi obsesinya saat itu membuat film Salahuddin Ayyubi, pejuang Islam dalam perang Sabil. The Message (Messenger of God/Pesuruh Tuhan) merupakan film yang merupakan film tentang lahirnya Islam pada abad 6 Masehi. Dimana diceritakan pada awal banyak tantangan yang dihadapi oleh penganut muslim untuk mengaku terang-terangan sebagai umat nabi Muhammad SAW seperti disiksa, dibunuh dan diusir-hingga akhirnya terjadilah hijrah Nabi dan pengikutnya dari Makkah ke Madinah. Diceritakan pengikut nabi dari sedikit hingga banyak menjadi pengikut setia Nabi-bukan karena paksaan tapi karena nurani menerima Islam secara ikhlas. Lewat visual film ini rupa/wajah Islam sebenarnya terjadi yaitu berperang untuk membela diri (defensif) bukan mengangkat pedang dan tombak dan menentang orang yang tidak menerima Islam.  Kedamaian dan syiar agama yang menyejukkan dalam sejumlah dialog film ini antara lain ketika tokoh-tokoh dalam film ini berbicara: Abu Sofyan: Mohammed, there is still doubt in my heart. (Muhammad , masih ada keraguan dalam hatiku (untuk memeluk Islam) Bilal: There is no compulsion in religion. A man may take many years, or only need minutes. It is God who decides the time (Tidak ada paksaan dalam beragama-bisa bertahun-tahun atau hanya perlu menit. Tuhan yang akan memutuskan kapan waktunya) Hamza: Mohammed, when I hunt the desert at night, I know God is not kept in a house. (Muhammad ketika saya berburu di gurun pasir pada malam hari, saya tahu Tuhan tidak berdiam di rumah)

Film dengan nilai-nilai universal ini tidak hanya layak ditonton kaum muslim tapi juga yang beragama lain terutama perjuangan untuk memperoleh pengakuan dengan cara damai dan tanpa kekerasan-seperti ditunjukkan ketika pasukan Islam, pengikut Nabi Muhammad memasuki Mekah (setelah lama hijrah ke Madinah) masuk ke Makkah dengan damai-tanpa balas dendam-sanak saudara yang telah lama berpisah kembali bertemu tanpa rasa dendam-ditunjukkan penduduk Makkah yang ketakutan dengan menutup pintu-pintu rumahnya, karena perintah Nabi tidak boleh dirusak/dihancurkan, akhirnya tetap aman, malah ikut bergabung dengan pasukan dan pengikut nabi yang kembali ke Makkah.  Film ini bukan film dogma atau propaganda dan banyak yang menyebut lebih mirip ke film Braveheart (Mel Gibson) bukan Ben Hur (Charlton Heston)

Banyak fakta menarik dengan produksi film ini antara lain pemeran Bilal (yang dimainkan Johnny Sekka) sempat ingin diperankan oleh Muhammad Ali (Juara Dunia Tinju Kelas Berat saat itu), namun Moustappa Akkad tidak mau sebab film ini akan jadi terlalu komersil; kemudian produksi film ini dilakukan di Maroko dan Libya dengan menghabiskan waktu 4 1/2 bulan untuk membangun kota Makkah dan Madinah seperti gambaran pada jaman Nabi Muhammad hidup ; jasa almarhum Muammar al-Gaddafi, Pemimpin Libya saat itujuga besar pada film ini yaitu menyelesaikan kekurangan pembiayaan film ini serta mengijinkan lanjutan pembuatan film ini di negaranya. Dalam sebuah wawancara Producer-Director Moustappa Akkad mengutarakan film ini menjadi jembatan saling pengertian antara Islam dan Barat. Sebagai seseorang yang eksis di perfilman Hollywood dan beristrikan seorang Nasrani Amerika, Islam yang telah ada sejak abad 6 Masehi, Barat jarang/belum memahaminya secara utuh, maka atas alasan pribadi tersebut Moustappa membuat film ini. Masalah yang masih aktual hingga kini bagaimana Barat memandang Islam dan sebaliknya. Film ini memenangkan Piala Oscar pada tahun 1978 untuk Best Music-Original Score-atas nama Maurice Jarre. Selain itu film ini didukung oleh DOP (Director of Photography) terkenal yaitu Jack Hildyard yang juga merupakan DOP film pemenang Oscar  "The Bridge on the River Kwai"). Pemeran utama film ini Anthony Quinn yang berperan sebagai Paman Nabi Muhammad, Hamza ibnu Abdul al-Muttalib kemudian Michael Sansara sebagai Abu Sufyan penguasa Mekah, dan Irene Papas sebagai Hindun , istri Abu Sufyan. Fakta-fakta lain yang menggelikan dalam film ini pemeran dan kru film ini terdiri dari 28 (dua puluh delapan) kewarganegaraan serta adegan perang Badar yang diambil gambarnya di gurun Sahara antara tentara regular Libya (tentara betulan) lawan tentara yang dimainkan para extras (figuran)...LOL! Film ini masih layak tonton hingga saat ini sebab nilai-nilai syiar Islamnya yang masih aktual, disamping mengenang Moustappa Akkad, sebagai sutradara Suriah kelahiran kota Aleppo, kota yang porak poranda akibat perang saudara berkepanjangan yang masih berlangsung disana ;  Akkad juga dkenal dengan film lainnya yang terkenal Lion of The Desert Klimaks film ini adalah ketika pengikut Nabi Muhammad masuk ke Makkah dengan damai lalu dikombinasikan dengan penyebaran Islam saat ini, ada secuil gambar kehidupan Islam di Indonesia dengan narasi yang sangat menyentuh yang bila diterjemahkan sebagai berikut : Islam memang bisa berkembang dengan cepat karena mampu menghancurkan "hati" - artinya bukan dengan pedang dan acungan senjata. Artinya tidak ada paksaan dalam beragama. Film ini masih layak ditayangkan di Grup Bioskop 21 dan bisa menjadi tayangan alternatif pada saat liburan baik Lebaran dan Natal dan akan menjadi hiburan yang sarat tontonan dan tuntunan. Ayo siapa yang mau jadi donatur hati dan moral?

Mohon tunggu...

Lihat Konten Lyfe Selengkapnya
Lihat Lyfe Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun