Mohon tunggu...
Syaiful W. HARAHAP
Syaiful W. HARAHAP Mohon Tunggu... Blogger - Peminat masalah sosial kemasyarakatan dan pemerhati berita HIV/AIDS

Aktivis LSM (media watch), peminat masalah sosial kemasyarakatan, dan pemerhati (berita) HIV/AIDS

Selanjutnya

Tutup

Healthy Pilihan

HIV dan AIDS Bukan Penyebab Kematian pada Pengidap HIV/AIDS

4 September 2017   06:03 Diperbarui: 7 September 2017   14:53 12025
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilustrasi (Sumber: www.avert.org)

Berita di tribunnews.com (3/9-2017) yang bersumber dari Tribun Jogja dengan judul "Kisah Sedih Balita Pengidap HIV, Kedua Orangtuanya Meninggal karena Virus yang Sama" menunjukkan pemahaman wartawan Tribun Jogja yang menulis berita terkait dengan HIV/AIDS sangat rendah.

Kematian pada pengidap HIV/AIDS bukan karena (virus) HIV, tapi karena penyakit-penyakit yang ada di masa AIDS yang disebut sebagai infeksi oportunistik, seperti diare, TB, dll. Masa AIDS sendiri secara statistik terjadi pada pengidap HIV/AIDS antara 5-15 tahun setelah tertular HIV.

Obat ARV

Judul berita ini menyesatkan dan mendorong stigmatisasi (pemberian cap buruk) dan diskriminasi (perlaku berbeda) terhadap orang-orang yang hidup dengan HIV/AIDS (Odha) karena dikesankan HIV-lah sebagai penyebab kematian.

Berita ini bercerita tentang Melati, bukan nama sebenarnya, balita pengidap HIV/AIDS di Yogyakarta. Berita ini sama sekali tidak memberikan gambatan ril tentang HIV/AIDS, seperti cara-cara penularan serta cara-cara pencegahan sehingga tidak membawa pencerahan bagi pembaca.

Keterangan foto pun ngawur. Disebutkan "Balita lima tahun ini kondisinya semakin menurun. Kulitnya menghitam, kaki dan tangannya kering tak ada daging. Kondisi ini diakibatkan karena penyakit HIV yang menggerogoti tubuh kecilnya."

Kondisi balita dengan kulit menghitam, kaki dan tangan kering tak ada daging bukan karena HIV tapi karena penyakit lain. Sayang wartawan tidak mencari tahu penyebab kondisi itu karena wartawan yang menulis berita ini rupanya sudah sampai pada kesimpulan " .... diakibatkan karena penyakit HIV yang menggerogoti tubuh kecilnya."

Sebagai virus HIV tidak menggerogoti tubuh. HIV ada di darah. Yang terjadi adalah HIV menggandakan diri di sel darah putih sehingga sel darah putih banyak yang rusak sehingga tingkat kekebalan turun. Pada kondisi inilah pintu masuk bagi penyakit lain. Hal ini terjadi pada pengidap HIV/AIDS yang tidak meminum obat antiretroviral (ARV). Dengan obat ARV kekebalan tubuh pada pengidap HIV/AIDS bisa tetap terjaga.

Disebutkan: Mengetahui sang suami mengidap penyakit mematikan tersebut, ibu Melati sempat shock dan ketakutan. Pasalnya, bila suaminya mengidap penyakit tersebut, otomatis dia dan buah hatinya dalam bahaya.

HIV dan AIDS bukan penyakit mematikan. HIV adalah virus sedangkan AIDS adalah kondisi seorang yang mengidap HIV setelah 5-15 tahun (disebut masa AIDS). Dalam berita tidak dijelaskan penyakit yang menyebabkan kematian orang tua Melati.

HIV adalah virus yang menular. Penularan HIV bisa dicegah sehingga penularan HIV tidak otomatis. Persoalan pada ibu Melati adalah suaminya diketahui mengidap HIV/AIDS setelah Melati lahir yang berarti ada risiko penularan HIV dari suaminya karena telah terjadi hubungan seksual dengan kondisi suami tidak memakai kondom. Tapi, perlu diingat bahwa penularan HIV tidak ototmatis.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Healthy Selengkapnya
Lihat Healthy Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun