Mohon tunggu...
Deni imo
Deni imo Mohon Tunggu... -
Akun Diblokir

Akun ini diblokir karena melanggar Syarat dan Ketentuan Kompasiana.
Untuk informasi lebih lanjut Anda dapat menghubungi kami melalui fitur bantuan.

Selanjutnya

Tutup

Humaniora

Geng Motor Makin Tak Terkendali

12 Juli 2017   12:29 Diperbarui: 12 Juli 2017   12:33 408
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Humaniora. Sumber ilustrasi: PEXELS/San Fermin Pamplona

Tindakan geng motor selama ini sudah tidak dapat dikendalikan dan tindakannya tidak dapat ditolerir lagi. Geng motor tidak hanya memalak namun juga kerap membunuh korbannya. Bahkan korbannya tidak hanya rakyat sipil saja tapi juga aparat keamanan. Mereka tidak segan-segan membunuh korbannya bila tersinggung dan tidak sesuai dengan keinginannya yang dianggap mengancam komunitasnya.

Fakta yang terbaru beberapa waktu yang lalu pada Jumat (7/7) siang, saat Serda Musaini beserta rekannya Kopka Candra, sedang membantu masyarakat Parit 8, Kelurahan Tagaraja, Kecamatan Kateman, Indragiri Hilir untuk menyalatkan dan mengantar warga yang meninggal ke pemakaman, saat di perjalanan ke lokasi pemakaman, yaitu sekitar Jalan Jenderal Sudirman, ada seorang pemuda yang kemudian menjadi pelaku, tengah mengendarai motor dengan gaya bebas hingga mengangkat salah satu ban motor (standing freestyle).

Pelaku yang bernama Tamsir (21), sekitar 50 meter sebelum iring-iringan jenazah lewat, sambil membawa motor secara ugal-ugalan itu, menabrak rumah salah satu warga yang merupakan ustad setempat. Pelaku ini diduga anggota geng motor karena membawa motor tidak standar dan ngebut tanpa alasan yang jelas. Melihat kejadian itu, Kopka Candra menegur pelaku yang menabrak rumah tersebut, tetapi mendapatkan perlawanan. Karena merasa tidak terima ditegur, pelaku kemudian datang kembali menjumpai Serda Musaini usai proses pemakaman jenazah warga. Saat menjumpai itulah, pelaku Tamsir melakukan penikaman sehingga Serda Musaini mengalami luka tusukan hingga meninggal dunia.                

Dengan tindakan tersebut membuat berbagai pihak angkat bicara dalam menanggapi semakin bringasnya geng motor di berbagai daerah. Kepala Dinas Penerangan TNI Angkatan Darat (Kadispenad) Brigjen TNI ALfret Denny Tuejeh menilai aktivitas geng motor saat ini makin tidak terkendali. "Kalau kita lihat kan  kecenderungannya akhir-akhir ini (aktifitas geng motor) semakin meningkat," ujar Alfret Denny Tuejeh, saat ditemui di Gedung Kartika Media Center Dispenad, Jakarta Pusat, Senin (10/7) lalu.

Ia menyebut penanganan terhadap geng motor yang meresahkan masyarakat tersebut merupakan domain kepolisian. "Secara teknis, itu memang menjadi unsurnya pihak kepolisian yang (bertugas untuk) menertibkan hal-hal seperti itu," jelasnya. Alfret menegaskan TNI ANgkatan Darat  menyambut baik jika kepolisian berniat menjalin kerja sama dalam menangani aksi geng motor.

Sesungguhnya geng motor yang telah menghabisi nyawa anggota Babinsa tersebut merupakan suatu perbuatan kejahatan. Sebab suatu tindakan yang melanggar undang-undang atau ketentuan yang berlaku adalah ilegal. Kehadiran geng-geng motor yang sangat meresahkan masyarakat menjadi salah satu sebab kebringasan watak remaja yang menyebabkan terjadinya pelanggaran lalu lintas, penjarahan, pemerkosaan bahkan sampai pada pembunuhan.

Tindak kriminalitas yang terjadi di kalangan remaja dianggap kian meresahkan publik. Hal ini bahkan diperparah dengan tidak mampunya institusi sekolah dan kepolisian untuk mengurangi angka kriminalitas di kalangan remaja tersebut. Kenakalan remaja yang terjadi di berbagai wilayah di Indonesia, dan dunia pada umumnya, dapat dikategorikan sebagai sebuah bentuk perilaku menyimpang di masyarakat. 

Kenakalan geng motor merupakan sebagai bentuk penyimpangan yang terjadi di masyarakat.  Geng motor kini memang menjadi salah satu perhatian utama pihak  berwenang karena tindakan mereka kian berani. Selain korbannya mulai dari rakyat biasa, aparat  maupun sesama anggota geng saling sikat dan sikut jika marah.  Maka tak salah jika masyarakat menyebut geng-geng motor yang ada saat ini  tidak berbeda dengan residivis.  Jika geng motor tersebut tidak diantispasi sejak dini, dikhawatirkan kelompok-kelompok tersebut bisa kian besar menjadi sebuah jaringan kriminal terorganisasi. Indikasi ini jelas terlihat karena mereka telah berani membunuh korbannya.   

Kita berharap kedepannya aparat Kepolisian hendaknya dapat bekerjasama dengan TNI  untuk segera membubarkan geng motor di berbagai daerah. Apabila terlambat dilakukan bukan tidak mungkin akan sangat membahayakan karena terdapat  solidaritas sempit yang telah terdoktrinisasi  kepada setiap anggota geng motor tersebut, sehingga dalam menghadapi korbannya mereka tidak lagi memiliki hati nurani membunuh tanpa melihat korbannya secara sadis.

Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun