Nama Halimah sangat jelas panggilan untuk seorang wanita tentu saja wanita melayu muslimah. Jika hanya mengenal namanya saja sulit kiranya untuk mengetahui lebih jauh, apakah perempuan muslimah itu berasal dari Indonesia, dari Malaysia, Brunei Darussalam atau dari Singapura, atau kemungkinan Halimah yang dari kepulauan Philipina Selatan misalnya kepulauan Marawi.
Kita patut ikut senang di tahun ini adalah tahun ayam api, ada nama perempuan melayu Halimah berhasil menduduki jabatan tertinggi di pemerintahan Singapura setingkat Perdana Menteri. Kata orang Singapura yang mayoritas etnis china nama Halimah lagi kejatuhan keberuntungan.
Namanya sedang menjadi pembicaraan umum khususnya dikalangan kaum wanita Singapura dan di belahan dunia sekitarnya seperti Indonesia, Malaysia , Brunei dan mungkin juga Philipina . Nama Halimah banyak di beredar di media online, surat kabar, majalah, internet, di seluruh penjuru ASEAN bahkan mungkin dunia.
Beliau adalah seorang perempuan berusia 62 tahun, yang telah terpilih menjadi Presiden Singapura pertama selama hampir 47 tahun terakhir. Beberapa hari lagi akan dilantik untuk menduduki jabatan paling prestisius di Singapura. Karena dengan jabatannya ia memiliki hak veto atas tabungan keuangan negara dan berkuasa untuk penunjukan pejabat publik.
Presiden Singapura juga mempunyai kewenangan menunjuk Ketua Mahkamah Agung, Jaksa Agung, Panglima Angkatan Bersenjata dan Kepala Staf Angkatan Laut, Udara dan Darat, serta dapat memveto RUU yang diajukan oleh Parlemen. Siapakah Halimah apakah beliau dari kalangan bangsawan melayu yang kaya raya, jenius,?
Tidak, beliau adalah wanita melayu muslimah, seperti wanita-wanita melayu lainnya. Menurut riwayat kehidupannya sejak kecil dikenal Halimah si pekerja keras tetapi ada tambahannya juga si tukang bolos. Namun bukan membolos sembarangan, ada alasan mengapa dia harus membolos. Merasa dirinya berasal dari kalangan masyarakat tidak mampu , Halimah dengan semangat kerja keras ikut bekerja berjualan nasi padang milik saudaranya.
Nah upah dari bekerja itulah yang digunakan untuk membiayai sekolahnya. Membolos yang begini ini mempuinyai nilai kemuliaan walaupun ada resikonya, bila tidak hati-hati bisa dikeluarkan dari sekolah, dan tanpa semangat belajar yang tinggi kemungkinan lain adalah akan tertinggal mata pelajaran, resikonya tidak naik kelas.
Tetapi lain untuk Halimah yang satu ini, Tuhan maha adil , dia dibekali kecerdasan yang berlebih, sehingga semua mata pelajarannya dia lalap habis. Ia pun memiliki hati yang mulia, yakni untuk membantu ibundanya berjualan di kedai makanan milik kerabatnya. Berkat kerja keras dan doa ibunda tercintanya ia sukses dalam pendidikan dan berhasil menjadi anggota parlemen Singapura.
Ibu Halimah pernah menekuni bidang hukum sebagai pengacara ketenagakerjaan di Kongres Serikat Perdagangan Nasional pada tahun 1992. Kemudian di 1999 Ibu Halimah ditunjuk sebagai direktur Institut Studi Ketenagakerjaan Singapura (sekarang dikenal sebagai Institut Studi Ketenagakerjaan Ong Teng Cheong).
Baru kemudian di tahun 2001 Ibu Halimah terpilih sebagai anggota parlemen perwakilan dari Konstituensi Perwakilan Jurong Group (GRC) dan pada pemilu 2015, Halimah adalah satu-satunya wanita yang selama 4 tahun berturut-turut menjabat sebagai Ketua Parlemen Singapura.
Ibu Halimah adalah lulusan Singapore Chinese Girls' School dan Tanjong Katong Girls' School dan menyelesaikan kesarjanaannya bidang Hukum ketenagakerjaan dari University of Singapore, dan menyelesaikan master LLM tahun 1978 dan duatahun kemudian gelar doctor diraihnya dari universitas yang sama hanya dalam tempo 2 tahun.