Mohon tunggu...
Imam Prasetyo
Imam Prasetyo Mohon Tunggu... -
Akun Diblokir

Akun ini diblokir karena melanggar Syarat dan Ketentuan Kompasiana.
Untuk informasi lebih lanjut Anda dapat menghubungi kami melalui fitur bantuan.

Saya muslim

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan

Cyber Troop Jokowi Semakin 'Menggila'

22 Mei 2014   15:39 Diperbarui: 23 Juni 2015   22:14 346
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Gadget. Sumber ilustrasi: PEXELS/ThisIsEngineering

Ada-ada saja. Bahkan mungkin tidak sekedar ungkapan ada-ada saja tapi menyebutkan para pasukan siber dari capres Joko Wie semakin 'menggila' dan melupakan teriakan mereka tentang black campaign dan nuansa fitnah.

Ungkapan seperti, "bukankah kubu Prabowo telah memfitnah Joko Wie dengan sebutan keturunan cina adalah fitnah yang keji?"

Penulis malahan berfikir, apakah menjadi dan menjalani takdir sebagai manusia berdarah cina merupakan sebuah aib dan kenistaan sehingga patut disandangkan sebuah fitnah yang keji tatkala ada persangkaan kepada seseorang dengan sebutan cina?

Buceri alias bule cat sendiri adalah sebuah fenomena yang merambah bahkan sampai ke kaki gunung dimana ras asia atau melayu memberikan warna blonde atau pirang dirambut kepalanya meskipun berkulit sawo matang? Bahkan beberapa wanita nyaris seperti ras kaukasian dengan menambahkan soft lens di kedua matanya. Klop sudah menjadi 'bule' di sela-sela kerumunan pribumi.

Terus jika menjadi bule merupakan angan-angan mengapa menjadi cina bak menjadi binatang? Dan langsung bereaksi secara negatif menuduh Prabowo dan Hatta Rajasa adalah penganut Syiah dan sekaligus Liberal. Benar-benar gila! Cyber Troop atau cyber army yang telak kehilangan akal sehatnya. Menuduh pun tanpa memberikan argumentasi yang kuat dan hanya sekedar sewot dan kalap.

Tidak kaget juga sih, melihat komandan dari pasukan dunia maya dari Joko Wie yang notabene terindikasi menipu khalayak dengan mengaku sebagai PhD dari sebuah universitas dari mancanegara dan bahkan mengaku beragama Islam saat merilis album religi di bulan Ramadhan.

Kecinaan yang mengalir di dalam diri Joko Wie sejatinya bukanlah aib namun ditutup-tutupi karena khawatir dengan anjlok dan jebloknya elektabilitas yang bersangkutan. Padahal dengan unsur cina yang kuat dari seorang Ahok-lah Jakarta bisa berbenah di beberapa sektor. Dengan cinalah Jokowi meraih suara dengan 'memaksa' para golputer dari Glodok, Mangga Dua, Pluit dan beberapa sentra-sentra yang didominasi oleh keturunan cina. Entah apa yang bergelayut di kepala Joko Wie untuk menutup keran informasi nama asli dari tanah nenek moyang bapaknya sehingga disodorkan ke publik sebuah nama Noto Mihardjo.

Jika seorang capres mau dan tega 'membungkam' kebenaran yang paling ensensi dari dirinya (baca: silsilah) maka jangan kaget kelak dia akan lebih tega membungkam kebenaran yang dibutuhkan oleh rakyat.

Cyber troop yang mengawal perjalanan Joko Wie di pilpres 2014 untuk menjadi RI-1 telah memberikan penegasan bahwa berdarah cina adalah aib, kenistaan, rasa malu dan ekspresi negatif lainnya sementara mengkampayekan anti pengkotak-kotakan. Sikap paradoksal yang membuat mual dan menimbulkan sensasi betapa pasukan dunia maya yang mengusung Joko Wie setali tiga uang dengan pujaan mereka.

Amit-amit Fried Chicken, kalau lapar jangan lupa makan secukupnya!

Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun