Mohon tunggu...
Ilham Buchori
Ilham Buchori Mohon Tunggu... Mahasiswa - Pria Sejati yang Mati Sebelum Berarti

Ilham Buchori lahir di Palembang. Ilham-begitulah ia kerap dipanggil. Pria yang mengidolakan Ir. Soekarno ini memulai karir di dunia penulisan pada penerbit Maxikom. Meski masih muda, ia telah menulis 6 (enam) judul buku, Membuka Usaha untuk Orang Awam, 36 Kisah Jatuh Bangun Pengusaha Indonesia, 20 Kisah Jatuh Bangun Pengusaha Dunia, 14 Peluang Usaha di Kala Krisis, dan 40 Kisah Karyawan jadi Pengusaha. Pria yang hobi membaca ini juga kerapkali menjuarai berbagai lomba, baik di tingkat lokal maupun nasional. Ia pernah meraih juara 1 Lomba Pidato Tentang Hari Kepahlawan, Juara 1 Lomba Baca Puisi, Juara 1 Lomba Menulis Cerpen Islami di LDK Ar-Risalah Univ PGRI Palembang, Juara 1 Tahfidz Qur’an di Surabaya, Juara 1 Tartil Qur’an,Juara 1 Kompetisi Blog dalam rangka HUT Kota Palembang yang ke-1329 th, Juara II Share Story With Love Mom, 5 Besar Lomba Melukis Kata Pesona Sumatera Selatan – Bandar Lampung oleh Adira Face Of Indonesia Jakarta, Juara Favorit Menulis Surat Cinta yang diadakan Rohto, 10 Terbaik Pemuda Menulis Partai NasDem Indonesia, Juara 3 Lomba Foto HAKTEKNAS Kemenristekdikti RI, dan sederet prestasi lainnya.

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan Pilihan

Pupuk Tradisi Literasi Sejak Dini

20 April 2019   17:41 Diperbarui: 20 April 2019   21:38 99
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Pendidikan. Sumber ilustrasi: PEXELS/McElspeth

Pada umumnya masyarakat di Tanah Air senang berbagi informasi. Sayangnya, belakangan ini masyarakat menjadi latah. Ketika ada seorang membagi informasi di dunia maya, maka seorang lainnya ikut menyebarkannya. Tanpa lebih dahulu mengklarifikasi kebenaran dan memastikan manfaat informasi yang disebar.

Jika berita yang dibaginya bermanfaat dan betul adanya -- tidak merugikan suatu pihak, maka tidak masalah. Artinya, berita tersebut bernilai positif dan bisa diterima. Tetapi, bagaimana kemudian berita yang disebar tidak ada unsur manfaatnya malah menimbulkan fitnah? Dan, inilah polemik baru yang terjadi di negeri dengan 34 provinsi ini. Penyebaran berita palsu atau bohong (hoax), namanya.

Maraknya hoax akhir-akhir ini semakin mengkhawatirkan. Ternyata hoax bukan hanya menjadi isu sosial yang terjadi di Tanah Air saja, melainkan telah menjadi isu dunia. Meski pemerintah telah membuat Undang-Undang Informasi dan Transaksi Elektronik (UU ITE), namun masih ada saja orang yang terlibat menyebarkan hoax di dunia maya. Padahal jelas, pelakunya akan dikenakan hukuman.

Lalu saya membayangkan, bagaimana mewujudkan Sumber Daya Manusia (SDM) Indonesia yang kompetitif, inovatif, dan berkarakter jika masih ada orang-orang yang suka menyebarkan berita bohong, baik di dunia nyata maupun di dunia maya?

Oleh karena itu, kita tidak harus terus-menerus bergantung kepada pemerintah meminta solusi atas permasalahan ini. Ada baiknya kita mencari alternatif lain bagaimana menjadikan bangsa ini menjadi bangsa yang unggul. Yang mana di dalamnya banyak terdapat SDM berkarakter. Yang tidak mudah terprovokasi dengan hoax atau isu lainnya.

Adalah dengan menanamkan budaya literasi sejak dini dimulai dari diri sendiri. Kemudian menyebarkan budaya literasi tersebut kepada orang-orang sekitar. Memupuk budaya literasi merupakan salah satu cara ampuh menangkal beragam persoalan, semisal hoax. Seperti kita ketahui, dunia literasi berhubungan erat dengan membaca dan menulis.

Banyak manfaat yang dapat kita peroleh dari membaca, sebut saja bisa memperluas wawasan, meningkatkan memori, konsentrasi, dan fokus, mengurangi stres, dan tentunya meningkatkan kemampuan menulis. Sementara, dengan menulis kita dapat mengembangkan berbagai gagasan hingga dapat melambungkan nama kita dikenal banyak orang.

Namun berkembangnya zaman, istilah literasi kini terus berubah dan jenisnya makin beragam. Istilah literasi bukan hanya sebatas kemampuan membaca, menulis, mengenali, lalu memahami dan berpikir secara kritis terhadap ide-ide yang ada. Lebih dari itu. Literasi adalah kemampuan individu untuk menggunakan segenap potensi dan skill yang dimiliki dengan mengombinasikan unsur bahasa didalamnya.

Di zaman sekarang, kemampuan literasi sangat diperlukan. Tidak bisa dielakkan lagi. Hampir di segala lini setiap individu memakainya untuk berproses dalam hidup.

Mading Unik

Berdasarkan studi Most Littered Nation In the World yang dilakukan oleh Central Connecticut State Univesity pada Maret 2016 yang lalu, Indonesia menduduki peringkat ke-60 dari 61 negara soal minat membaca. Sungguh, ironi!

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun