Mohon tunggu...
rizky amelia
rizky amelia Mohon Tunggu... -

Selanjutnya

Tutup

Humaniora

Rencana Allah Pasti yang Terbaik

21 September 2017   11:41 Diperbarui: 21 September 2017   11:47 388
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Humaniora. Sumber ilustrasi: PEXELS/San Fermin Pamplona

Bisa melanjutkan pendidikan di Perguruan Tinggi Negeri adalah impian bagi semua siswa yang telah lulus dari Sekolah Menengah Atas. Tapi untuk bisa kuliah di Perguruan Tinggi Negeri tidak semudah membalikkan telapak tangan. Dibutuhkan kerja keras yang diiringi dengan do'a. Selain itu, ada lagi faktor yang bisa menentukan apakah seseorang di terima atau tidak Perguruan Tinggi Negeri, yaitu faktor keberuntungan.

Ketika aku masih duduk di kelas 12, aku berkeinginan untuk bisa kuliah di Perguruan Tinggi Negeri. Saat itu, aku ingin sekali untuk bisa kuliah di UNJ jurusan Pendidikan Biologi. Akhirnya saat SNMPTN, aku pun memilih UNJ. Tapi apa daya, aku tidak lolos dalam seleksi SNMPTN tersebut. Sedih sekali saat aku tahu bahwa aku tidak lolos seleksi tersebut, tapi aku terus menyemangati diriku agar tetap berusaha dan tidak patah semangat. Karena setelah jalur SNMPTN, masih ada jalur SBMPTN. Akhirnya aku daftar SBMPTN lalu aku mengikuti tesnya, dan hasilnya pun cukup mengecewakan. 

Aku gagal lagi dalam seleksi ini. Awalnya sangat sedih karena ternyata kegagalan itu datang lagi. Tapi aku terus semangat dan tetap berhusnudzon kepada Allah, karena mungkin rezekiku bukan di jalur SNMPTN dan SBMPTN, tapi di jalur mandiri. Aku pun mendaftar ujian mandiri di beberapa Universitas Negeri, tapi hasilnya tetap nihil. Aku kembali tidak lolos dalam beberapa ujian mandiri tersebut. Sangat sedih melihat kenyataan bahwa kesempatan untuk kuliah di Perguruan Tinggi Negeri telah habis. Tapi apa daya, mungkin memang ini jalan yang telah Allah gariskan untukku. Mungkin Allah ingin menguji seberapa sabar aku bisa menghadapi kenyataan pahit ini. Mungkin usaha dan do'aku selama ini kurang, sampai-sampai aku belum bisa kuliah di Perguruan Tinggi Negeri.

Aku sempat berniat untuk mengikuti tes masuk Perguruan Tinggi Negeri di tahun berikutnya. Tapi sebuah perkataan ibuku menyadarkanku bahwa kuliah di Perguruan Tinggi Swasta bukan akhir dari segalanya. Kita masih bisa merah mimpi-mimpi kita, walaupun tidak kuliah di Perguruan Tinggi Negeri.

Akhirnya ibuku menyaranku untuk kuliah di UHAMKA. Awalnya aku tidak langsung menerima saran ibuku. Karena nama UHAMKA masih cukup asing di telingaku. Tapi setelah aku mencari-cari informasi tentang UHAMKA, ternyata kampus ini memang cocok untuk dijadikan tempat menimba ilmu.

Berbeda dengan teman-temanku yang ketika mendaftar di UHAMKA  ditemani oleh orang tua ataupun temannya. Untuk pertama kalinya, aku datang ke FKIP UHAMKA seorang diri. Awalnya cukup bingung ketika harus ke UHAMKA sendirian, tapi akhirnya aku memberanikan diri demi masa depanku.

Singkat cerita, sesampainya di UHAMKA, aku langsung mendaftar untuk menjadi mahasiswi Pendidikan Matematika. Aku memilih jurusan ini karena memang sewaktu kelas 12 aku berkeinginan untuk mengambil jurusan matematika, tetapi masih ragu. Setelah ku fikirkan dengan matang, akhirnya aku mantap untuk mengambil jurusan Pendidikan Matematika. Beberapa minggu setelah mendaftar dan mengikuti beberapa prosedur yang harus ku lalui, aku pun resmi menjadi mahasiswi Pendidikan Matematika FKIP UHAMKA.

Hari demi hari ku jalani di UHAMKA. Semakin lama aku semakin menyadari bahwa rencana Allah memang yang terbaik. Aku bersyukur bisa kuliah di UHAMKA. Karena di UHAMKA, ilmu agamaku semakin bertambah. Selain itu, di UHAMKA aku juga bertemu dengan orang-orang sholeh dan sholehah yang mungkin tidak aku temui di luar sana.

Percayalah kawan, selalu ada hikmah di balik rencana Allah. Jadi, buat teman-teman yang saat ini mungkin sedang bersedih karena belum bisa masuk Perguruan Tinggi Negeri, tetap semangat ya. Karena apa yang menurut kita baik belum tentu baik juga menurut Allah. Allah akan memberikan sesuatu yang kita butuhkan, bukan sesuatu yang kita inginkan.

Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun