Mohon tunggu...
Uminur Hanifah
Uminur Hanifah Mohon Tunggu... -

Selanjutnya

Tutup

Lyfe

Aku di Semester Tua

27 Februari 2017   03:19 Diperbarui: 27 Februari 2017   03:20 72
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

3 tahun sudah saya mengais ilmu dijenjang strata satu, waktu 3 tahun bagi saya bukan waktu yang sebentar dan bukan waktu yang pendek, dalam 3 tahun ini saya cukup banyak belajar tidak dalam hal akademisi saja, melainkan saya juga mengenal apa itu organisasi dan bagaimana berorganisasi hingga saya menemukan keluarga baru, temen-temen dalam keluarga baru itu menyebutnya dengan “Tabalwar”.Tabalwar?...iya...tentu sangat asing di telinga khalayak yang mayoritas beangsa Indonesia, pantas saja asing karena kata “Tabalwar” itu berasa dari bahasa Arab yang banyak orang mengartikan kalimat “Tabalwar” sebagai kristal, iya keluarga yang mengkristal kebersamannya, mengkristal kekompakannya, dan tentu mengkristal kekeluargaannya.

Awal terjalinnya keluarga tabalwar ketika memasuki semester 2, karena disemester 2 kita sukses dalam seleksi tes memasuki kelas Arabic International Class Program, yang dalam proses belajar mengajarnya menggunakan bahasa arab. Awal semester 2 saya beradaptasi dengan temen-temen dengan baik, satu dua bulan saya merasakan pertemanan dalam keluarga tabalwar dan temen-temen tabalwar berproses dalam kelas ini dengan santai tetapi sungguh-sungguh, saling mensuport dan membantu satu sama lain, dan saya menemukan dan tentu bisa merasakan kenyamanan dalam keluarga tabalwar baru pada semester 3, susah senang dan canda duka bareng yang saya rasakan dalam keluarga tabalwar.

Dalam keluarga tabalwar ini sesekali mengadakan diskusi santai dan temen-temen mengikuti diskusi dengan nyaman, tempat diskusi pun sangat sederhana, terkadang berdiskusi santai di halaman depan rektorat, terkadang juga berdiskusi di serambi masjid, di tempat makan pun bisa terlaksana diskusi santai bersama keluarga tabalwar, selain diskusi santai juga ada pengembangan bahasa arab dengan mengkaji ilmu alat dengan salah satu dari keluarga tabalwar menjadi tutor dalam pengembangan bahasa, karena memang dia lebih dahulu paham tentang bahasa arab beserta ilmu alatnya. 

Kajian tafsir Al-qur’an juga saya ikuti dalam keluarga kecil ini, selain belajar di kelas juga di laksanakan belajar tambahan di luar jam kuliah. Selain kegiatan akademisi yang dilakukan dalam keluarga ini, silaturrohim, ngetrip bareng juga sering dilaksanakan dalam keluarga tabalwar ini, dan yang paling terpenting dalam keluarga tabalwar ini adalah bukan perkara kemana kita bepergian, namun dengan siapa kita bepergian.

Dan ketika menginjak disemester lima-enam, katakan saja sudah disemester tua, dikeluarga tabalwar pun semakin erat, dengan berbagai tugas dan kewajiban yang bisa dikatakan rumit pada setiap individu. Ahlu tabalwar menjalani semua dengan tetap menjaga kekompakan keluarga, support antara satu sama lain pun semakin tinggi, saling menopang antar individu. Dan bukan dalam hal akademisi saja mereka melakukan support dan juga menopang satu sama lain.

Mohon tunggu...

Lihat Lyfe Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun