Mohon tunggu...
Waldy
Waldy Mohon Tunggu... -

Slow but Sure

Selanjutnya

Tutup

Politik

Hanya Kecurangan yang Bisa Memenangkan Ahok

20 Februari 2017   02:15 Diperbarui: 20 Februari 2017   02:52 375
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilustrasi | Tribunnews

Di banyak media, yang kontra ke pasangan nomor urut 2, kerap kudengar kata "curang" dilontarkan si pembaca berita.

Di beberapa postingan, dan yang pasti juga kontra dengan Ahok, sering juga kubaca kalimat "hanya kecurangan yang bisa memenangkan Ahok".

Curang, dan hanya kecurangan yang bisa memenangkan Ahok itu kata/kalimat ter-lebay yang pernah kudengar dan kubaca soal Pilkada Jakarta ini.

Bagaimana tidak, peristiwa 5 tahunan di ibu kota ini benar-benar sudah menyita banyak energi dan melibatkan banyak tokoh-tokoh besar pula. Bahkan, sempat menimbulkan huru-hara di Jakarta sana. Lalu, bagaimana bisa, Ahok yang meskipun seorang petahana bisa bermain curang. Walau dibantu Presiden sekalipun, mustahil tidak tercium orang hebat di pasangan lain.

Kontestasi seperti Pildes, Pilbup, Pilgub dan Pilpres sekali pun kuncinya ada di TPS (Tempat Pemungutan Suara), dan masing-masing saksi pasangan calon, bukan di komputer KPU. Jika mencium adanya kecurangan, tinggal tanya ke saksi di TPS bersangkutan saja, apa memang benar? Jika benar, tinggal ajukan ke Mahkamah Konstitusi, habis perkara.

Partai pengusung pasangan calon juga harus selektif memilih saksi. Jangan mereka yang bisanya cuma makan gaji doang, tapi yang punya kompetensi, cekatan dan tahu aturan.

Selain merajut kembali rakyat yang sudah terkotak-kotakkan, masih banyak yang harus dibahas agar warga DKI melek pilihannya. Isu "curang" apalagi "agama" sudah tidak relevan lagi, malah sudah ibarat mendulang air kena muka sendiri.

Al Maidah 51 memang melarang konstituen muslim memilih pemimpin non muslim. Tapi, Indonesia juga menjunjung tinggi hak dipilih dan memilih siapa saja dalam Demokrasi. Jadi, siapa saja, tidak dibatasi untuk memilih siapa saja. Dosa itu ditanggung sendiri oleh si pembuat dosa, bukan si A yang harus menanggu dosa yang dibuat si B. That's All..!!!

 

I stand in Anies-Sandi side..!!!  Sayang gua nggak punya KTP Jakarta ^_^

Mohon tunggu...

Lihat Konten Politik Selengkapnya
Lihat Politik Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun