Mohon tunggu...
Lindan
Lindan Mohon Tunggu... -

Selanjutnya

Tutup

Cerita Pemilih

Alasan Ini Bisa Memotivasi Pendukung Ahok untuk "Move-On"

28 April 2017   09:40 Diperbarui: 28 April 2017   18:00 891
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Cerita Pemilih. Sumber ilustrasi: KOMPAS.com/GARRY LOTULUNG

Saya dan mungkin kebanyakan pendukung Anies-Sandi sebenarnya lebih suka kalau para pendukung Ahok segera Move-On dari kekalahan telak yang sudah 1 minggu ini terjadi.  Tidak nyaman juga bagi kami melihat artikel-artikel maupun status-status di media-media social yang dalam tanda kutip masih saja menyerang/ menantang Anies maupun pendukungnya. Itu akan membuat kami tidak suka dan akhirnya terpancing untuk menyerang balik.

Tetapi kalau para pendukung Ahok sudah melupakan kekalahan pilkada DKI tentu kami juga tidak punya alasan untuk mengejek mereka ataupun menyudutkan mereka ataupun lainnya.  Masih banyak masalah penting lainnya yang harus kita cermati sesama  karena kita semua adalah netizen kritis. Mengapa kita tidak bersama-sama meninggalkan obrolan pilgub DKI yang sudah usai ini dan saling membantu membahas hal penting untuk negeri tercinta?

Saya pikir pendukung Ahok memang membutuhkan motivasi  kuat yang mampu mendorong mereka untuk segera melupakan Pilgub DKI. Mungkin  pandangan  berikut ini bisa membantu mereka menyikapi Pilkada DKI dengan sudut pandang yang berbeda.

Bahwa sebenarnya yang namanya Pilkada DKI itu tidak berbeda dengan Pilkada-pilkada lainnya. Pilkada atau Pemilu Nasional pada dasarnya semua sama.  Semuanya adalah perebutan kekuasaan. Tidak pernah ada yang namanya Pandawa melawan Kurawa di setiap Pilkada.  Tidak ada yang namanya Goodboy melawan badguy di dalam  suatu Pilkada.

Selama ini banyak Ahoker yang mendukung Ahok dengan perasaannya. Mereka pikir memperjuangkan Ahok itu memperjuangkan kebaikan ataupun kebenaran. Pandangan ini  benar-benar keliru sama sekali. Yang baik itu pasti tidak bercampur keburukan.  Bila bercampur keburukan maka yang tersisa adalah keburukan.

Kalau Ahok memang pihak yang baik, tidak mungkin Ahok mau berkumpul dengan Bad Guy. Itu  adalah prinsip awalnya.  Berikut kita lihat betapa bad nya hal-hal seputar Ahok di Pilkada DKI.

Semakin terbukti partai-partai pendukung Ahok sebenarnya adalah partai-partai yang buruk.  Lihatlah Golkar dengan Setya Novantonya. Apakah di mata pendukung Ahok  orang yang bernama Setya Novanto orang baik? Percayakah Ahokers bahwa Setya Novanto tidak terkait Korupsi E-KTP?

Apakah  selama ini para pendukung Ahok menyukai partai Golkar dan elit-elitnya?

Berikut kita bicara PDIP. Apakah para Ahokers rata-rata suka dengan PDIP?  Apakah mereka suka dengan para elit PDIP? Apakah mereka suka dengan strategi PDIP berusaha memenangkan Ahok di Pilgub DKI?

Bagaimana dengan Nasdem yang saat ini melakukan maneuver  yang sama di Pilgub Jabar 2018? Menjelang Pilgub DKI, Nasdem buru-buru dukung Ahok dan sekarang Nasdem paling di depan mengejar Ridwan Kamil.  Untuk apa semua itu, tentu demi kekuasaan.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerita Pemilih Selengkapnya
Lihat Cerita Pemilih Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun