Mohon tunggu...
Hany Ferdinando
Hany Ferdinando Mohon Tunggu... Ilmuwan - Penikmat buku dan musik yang suka tentang teknologi, psikologi, pendidikan, flora dan fauna, kebudayaan, dan hubungan antar manusia.

Belajar menulis dengan membaca, belajar kritis dengan menulis

Selanjutnya

Tutup

Worklife Pilihan

Walking-Interview: Sebuah Penerjemahan Literal dalam Wawancara

28 Agustus 2019   01:38 Diperbarui: 28 Agustus 2019   15:57 83
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Hari ini saya mengikuti kegiatan Method Festival yang diselenggarakan oleh Tampere University dan Jyvaskyla University, keduanya merupakan salah dua (bukan salah satu) dari universitas di Finlandia.

Kegiatan ini menitikberatkan pada hal-hal seputar penelitian, seperti metode yang bisa dilakukan, berbagai sudut pandang unik dalam penelitian, bagaimana melakukan presentasi kilat (pitching) dalam waktu 30 detik hingga 2 menit, dll.

Kegiatan yang diikuti sekitar 500 peserta dan berbagai negara ini berlansung selama tiga hari dan berlokasi di Tampere University. Lokasinya dekat dengan stasiun kereta dan terminal bus sehingga memudahkan peserta untuk menjangkaunya.

Selain itu, di dekat situ terdapat sebuah hostel yang bertarif mulai dari 27,90 euro per malam. Karena terletak di bilangan pusat kota, maka tidak susah mencari makanan atau kalau ingin sekedar berjalan-jalan menikmati situasi kota yang mataharinya baru akan terbenam sekitar jam 21.30 ini.

Dalam salah satu sesi, seorang pembicara mengisahkan pengalamannya melakukan wawancara dengan pendekatan yang berbeda. Dia menyebutkan Go-Walk-Interview. Ini merupakan bagian dari penelitiannya terkait dengan interaksi sosial. Ilmu sosial bukanlah bidang saya, sehingga saya tidak terlalu mengerti konsep penelitian yang dilakukannya. Namun, model wawancara yang dilakukannya cukup menarik.

Wawancara pada umumnya
Saat mendengar kata 'wawancara', apa yang terlintas di benak Anda? Sebuah ruangan tertutup atau semi tertutup dengan sebuah meja dan beberapa kursi adalah gambaran umum yang bisa muncul. Bayangan lain yang juga mungkin keluar adalah sebuah ruangan dengan sofa yang nyaman dan minuman di meja.

Beberapa orang menempatkan mainan yang dapat dipegang dan dimainkan selama wawancara sekedar untuk menghilangkan rasa gugup. Bahkan ada yang menyediakan makanan ringan untuk memberikan situasi yang rileks, santai, tidak tegang, nyaman, dll. Model yang berbeda adalah duduk di karpet dengan beberapa bantal duduk yang nyaman.

Dalam model seperti ini, biasanya pewawancara dan yang diwawancarai duduk berhadapan. Keduanya akan saling menatap (walaupun tidak selamanya) dan memberikan kesan formal. Situasi yang cenderung formal biasanya membuat kikuk dan tidak nyaman dalam pembicaraan. Inilah alasan beberapa orang mencoba membuat situasi yang lebih informal.

Menghadirkan situasi informal?
Kembali ke pembicara yang menggunakan Go-Walk-Interview. Dia mengatakan bahwa wawancara dalam mengumpulkan data bisa juga dilakukan sambil berjalan atau bahkan jogging. Beberapa yang menjadi nilai plus menurut sang pembicara adalah 1) keduanya bergerak ke arah yang sama, 2) keduanya harus senantiasa menyesuaikan diri terkait dengan posisi lawan bicara, 3) memberikan situasi yang rileks.

pixabay.com
pixabay.com
Saat beberapa orang bercakap-cakap dan berjalan ke arah yang sama, maka secara psikologi mereka sedang berjalan ke tujuan yang sama. Hal ini bisa menciptakan situasi keterikatan satu sama lain dan bisa membuat proses wawancara menjadi lebih baik.

Ketika kedua belah pihak perlu saling menyesuaikan diri dengan posisi lawan bicara, aktivitas ini memberikan kejutan-kejutan kecil yang tanpa disadaari memberikan situasi informal yang diharapkan. Selain itu, aktivitas ini juga dapat membuang rasa jenuh dan kikuk dalam proses wawancara. Situasi menjadi lebih rileks dan keduanya bisa bercakap-cakap dengan nyaman.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Worklife Selengkapnya
Lihat Worklife Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun