Mohon tunggu...
Hery Supriyanto
Hery Supriyanto Mohon Tunggu... Wiraswasta - Warga net

Liberté, égalité, fraternité ││Sapere aude ││ Iqro' bismirobbikalladzi kholaq ││www.herysupri.com

Selanjutnya

Tutup

Lyfe

Review Film La Tahzan : Permasalahan yang Tidak Harus Berakhir Kesedihan

7 Agustus 2013   05:23 Diperbarui: 24 Juni 2015   09:33 266
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Hiburan. Sumber ilustrasi: FREEPIK/Rawpixel

[caption id="" align="aligncenter" width="480" caption="Sumber: http://cdn.okezone.tv/videos/2013/07/29/18/46668/46668_medium.jpg"][/caption]

Kadang rencana itu tidak berjalan sesuai dengan harapan, ada saja hambatan atau halangan yang menghadang. Viona (Atiqah Hasiholan) dan Hasan (Ario Bayu) adalah dua sahabat di kota Bandung yang berkeinginan untuk belajar di Jepang. Namun Hasan memilih jalannya sendiri untuk sampai di Jepang tanpa sepengetahuan Viona dengan membawa segudang rahasia. Dan hubungan itu putus begitu saja. Dan akhirnya dengan usahanya sendiri Viona berhasil sampai di Jepang sesuai keinginanya dahulu, dengan mengikuti program sekolah sambil bekerja.

Sesampainya di Jepang tanpa sengaja Viona terjatuh dari sepeda bertemu dan ditolong Yamada (Joe Taslim) seorang fotografer freelance. Dari peristiwa itu dilanjutkan dengan perkenalan yang kemudian menjadi teman akrab. Seperti pepatah Jawa, “Witing tresna jalaran soko kulino”, membuat Yamada jatuh hati kepada Viona. Yamada sendiri adalah peranakan Jepang-Indonesia, maka ia pun bisa berbahasa Indonesia.

Hubungan Viona dan Hasan sewaktu di Bandung sebenarnya lebih dari sekedar teman, namun tidak sampai menyatakan pacaran. Mereka menaruh perhatian satu sama lain. Namun sayang Hasan tidak “tegas” akan hubungan itu yang kadang membuat Viona gamang. Sebelum berangkat ke Jepang, mamanya Hasan (Dewi Irawan) menitipkan alamat Hasan di Jepang untuk sekedar memastikan apa benar ia ada di sana.

Karena sudah akrab Viona meminta bantuan Yamada untuk mencari Hasan. Yamada pun dengan senang hati membantunya. Usaha menemukan Hasan ternyata tidak mudah, berkali-kali Hasan pindah kerja dan tempat tinggal. Ini terjadi karenaHasan di Jepang mengalami masalah dengan pihak perusahaan dan keimigrasian. Suatu ketika didapatkan titik terang, hati Viona pun berbunga dan menyiapkan kado istimewa untuk diberikan Hasan ketika bertemu nanti.

Namun sayang ketika akan bertemu, justru Hasan menghindar dan itu membuat Viona kesal. Hasan rupanya tidak punya nyali untuk bertemu Viona karena kondisinya tidak begitu membanggakan, ia hanya seorang pekerja kasar dan kuli di Jepang. Dalam akun facebooknya Hasan mengganti nama Orenji, seperti buah jeruk yang kelihatan manis diluarnya tetapi terasa masam didalamnya.

Di lain sisi hasrat yang begitu mendalam membuat Yamada memberanikan diri menyatakan cintanya. Namun tidak berjalan mulus karena berbeda keyakinan, Yamada pun akhirnya bersedia untuk belajar agama Islam. Belajar agama baru memang berat tetapi tidak menyurutkan langkah Yamada.Perjuangan Yamada itulah yang membuat Viona terkesima.

Konflik pun tiba karena tanpa terduga muncullah Hasan yang selama ini dicari Viona. Rupanya Hasan memendam rasa pada Viona, namun Hasan datang waktu dan tempat yang tidak tepat. Sempat membuat gamang Viona untuk memilih satu diantara keduanya, karena akan ada salah satu yang tersakiti.

Film ini cukup menarik dengan membawa nuasa yang layak dinikmati karena mengambil setting di Jepang. Pemandangan Jepang yang eksotik menambah data tarik tersendiri, yang membuat suasana menjadi lebih romantis. Pohon sakura dan jernihnya air tidak lepas dari itu. Dan salah satunya adalah pertemuan Yamada dan Viona di tengah sungai yang dijembatani batu kali yang tertata rapi.

Memangfilm ini tidak sedramatis film India atau semelankolis film Korea. Cerita film La Tahsan berjalan begitu natural, tanpa kesan terlalu dibuat-buat. Viona yang begitu manja atau Yamada yang terlihat cukup culun memerankan orang Jepang. Bahasa pengantar yang dipakai pun bergantian antara Jepang dan Indonesia cukup menampilkan apa adanya.

Untuk masalah akting pemain dalam film ini tidaklah perlu diargukan lagi. Tiga tokoh utama adalah pernah mengenyam bermain di kelas Holywood. Atiqah Hasiholan dan Arya Bayu di Java Heat sedangkan Joe Taslim di Fast and Forious 6. Pemilihan OST film juga cukup pas sesuai dengan alur cerita yang mengambil lagu karya Alm. Ustad Jefry Al-Buchory, yakni  Amanah Cinta dan Bidadari Surga.

Setiap orang pasti punya permasalahan, yang terkadang berakhir dengan kesedihan. Film ini mencoba memberikan arahan bahwa itu semua dapat diatasi sejauh mana kita menyikapinya dengan bijak. Mementukan pilihan yang sama-sama berat adalah langkah yang tidak mudah, dan itu harus diputuskan.

Setiap pilihan akan ada konsekwensi, memang ada salah satu pihak yang tersakiti atau dirugikan. Seberat apapun masalah harus bisa diselesaikan dengan baik dengan cara yang elegan. Seperti layaknya film percintaan juga akan ada ketulusan dan pengorbangan. Adanya rasa berbesar hati menerima kenyatan pahit kadang menjadi solusinya, untuk memberikan kebahagian bagi pihak lain.

Pas pula film ini hadir dalam suasana lebaran, perayaan kemenangan dan untuk saling intropeksi diri. Film ini cukup mengingatkan kepada kita agar janganlah larut dalam kesedihan.

Mohon tunggu...

Lihat Konten Lyfe Selengkapnya
Lihat Lyfe Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun