Mohon tunggu...
Hervansyah
Hervansyah Mohon Tunggu... -

Selanjutnya

Tutup

Bola

Liverpool FC, The Reds, YNWA

16 Agustus 2017   20:19 Diperbarui: 16 Agustus 2017   20:36 2166
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bola. Sumber ilustrasi: FREEPIK/Freepik

Liverpool fc adalah sebuah klub sepak bola di Liga Premier Inggris yang terletak di wilayah timur negara kerajaan Inggris. Sebuah klub yang berdiri didekat pelabuhan dimana banyak para buruh pelabuhan bekerja disana. Kelak semangat dan ciri khas kehidupan di wilayah inilah yang menular ke dalam klub liverpool. Liverpool telah mengumpulkan 5 thropy Liga Champions dan 18 thropy Premier League. Klub ini pernah berada di masa jaya ketika di arsiteki oleh legenda klub Bill Shankly.

Bill Shankly bukan lah seorang manager biasa akan tetapi dia sudah menjadi roh dalam klub liverpool. Setiap ucapan sang manager akan menumbuhkan motivasi para pemain di dalam lapangan. Dan Bill Shankly sudah menciptakan liverpool versinya. Setiap ucapan yang ia katakan bukanlah lagi hanya sekedar omongan akan tetapi sudah menjadi ideologi dalam klub liverpool dan fans. Rasa-rasanya belum ada lagi pelatih liverpool yang sehebat dia tanpa mengecilkan peranan Jurgeen Klopp.

Liverpool memakai seragam kebesaran dengan warna merah-merah. Dengan warna inilah kebesaran, kejayaan dan kebanggaan setia mengiringi hingga saat ini. Karena seragam merah yang sudah menjadi ciri khasnya itulah yang akhirnya klub ini mendapat julukan The Reds. Tetapi masih ada satu lagi sebutan the reds dalam liga inggris yaitu the reds devils sebutan untuk Manchester United. Rivalitas yang abadi dan mengakar mengakibatkan kedua klub ini menunjukan siapa merah yang sesungguhnya.

Kalau yang dijadikan acuan adalah thropy premier league jelas Manchester united adalah juaranya, akan tetapi butuh perjuangan yang tidak sebentar oleh Sir Alex Ferguson untuk melampaui apa yang diraih Liverpool bersama MU. Tetapi cerita akan menjadi berbeda ketika thropy liga champions yang jadi acuan, karena Liverpool sudah mengoleksi 5 throphy sedangkan MU baru mengumpulkan 3. Hal ini juga yang selalu menjadi kebanggaan bagi masing-masing suporter diseluruh penjuru dunia. Akan tetapi untuk saat ini kedua tim sama-sama sedang membangun tim yang tangguh dan kuat untuk meraih kejayaan seperti dimasa lalu.

Kita tentu masih ingat final liga champions 2004/2005 di Istanbul, Turki. Final ini dianggap sebagai salah satu final terbaik. Saat itu liverpool sudah dalam posisi tertinggal 3-0 oleh milan sampai babak pertama usai. Akan tetapi pertandingan belum usai masih ada 1 x 45 menit babak ke dua. Disinilah cerita di mulai, diawali oleh gol sang kapten Steven Gerrard di menit ke 54, disusul oleh gol Vladimir Smicer di menit 56 dan gol Xabi Alonso di menit 60.

Nama terakhir adalah salah satu pemain yang membuat liverpool menyesal telah melepasnya ke klub Real Madrid. Hingga akhirnya partai final ditentukan melalui babak adu pinalti. Dan kita semua mengetahui hasil akhirnya, Liverpool menjuarai loga champions yang ke-5 kalinya. Semangat dan ciri khas dari kota pelabuhan yang akhirnya ikut menular ke dalam klub ini. Semangat pantang menyerah dan terus berusaha. Dan benar apa yang pepatah bilang, hasil tidak akan pernah mengkhianati usaha. 

Mungkin ada yang tertinggal dan luput dari final saat itu. Yakni para supporter liverpool atau yang biasa di sebut the kopites yang tidak meninggalkan tempat duduknya setelah babak pertama usai walaupun tim kesayangannya sudah tertinggal 3-0. Kenapa para fans tidak meninggalkan tempat kursinya walaupun mereka tahu untuk mengejarkan ketertinggala dengan selisih 3-0 adalah hal yang sulit? Kenapa para fans tidak merasa gundah? Karena bagi seluruh supporter liverpool pantang bagi mereka meninggalkan tim kesayangan mereka.

Mereka tidak akan meninggalkan tim kesayangan mereka berjuang sendiri. Tetapi mereka tetap meneriakan yel-yel yang menyatakan bahwa mereka para pemain dan klub tidak sendirian akan tetapi mereka bersama para supporter yang setia menemani mereka berjuang hingga akhir. Apakah yel-yel tersebut? yaitu You will Never Walk Alone. Yang apabila diartikan ke dalam bahasa Indonesia berarti kau tidak akan pernah berjalan sendirian. Dan itu meberitahukan kepada para pemain bahwa mereka tidak akan pernah berjuang sendirian karena para fans ada bersama mereka.

You'll Never Walk Alone (YNWA) bukanlah lagi sebuah motto bagi klub liverpool dan orang-orang yang memiliki keterikatan pada klub. Akan tetapi sudah menjadi ideologi yang mendarah daging baik dalam pertandingan maupun dalam kehidupan nyata. Baik di saat klub berada di posisi sulit sekalipun fans atau supporter akan selalu berada di belakang. Bukan hanya klub setiap pemain menyadari arti penting dari kalimat tersebut. Dan dari kalimat tersebut akhirnya penulis menyadari bahwa kita hidup di dunia ini tidak akan pernah sendirian walaupun banyak orang meninggalkan kita, tetapi ada Allah yang selalu bersama kita.

You'll Never Walk Alone.

Mohon tunggu...

Lihat Konten Bola Selengkapnya
Lihat Bola Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun