Jum'at sore (10/05), saya turun di halte Samsat, Yogyakarta. Tujuan semula ingin langsung pulang ke rumah. Tapi ketika berjalan melewati SMP 12 Yogyakarta, langkah kaki saya terhenti sejenak. Ingin rasanya kembali bernostalgia dengan almamater SMP ini. Saya lantas memutuskan untuk masuk ke dalam sekolahnya. Melihat sejauh mana perubahan setelah 16 tahun saya tinggalkan bangku SMP ini. Ternyata perubahaannya sudah sangat jauh berbeda. Ruangan-ruangan kelas sudah ada berubah tempat dan letaknya. Tidak sedikt pula ruangan baru yang dibangun. Ini yang membuat saya kaget. Bukan sebatas kaget saja, saya juga dibuat kagum. Kini di SMP 12 Yogyakarta mempunyai tempat sampah menurut jenis yakni untuk kaleng, kertas dan plastik. Ketiga tempat sampah ini berada di satu tempat dengan tiga warna untuk membedakannya. Letaknya juga mudah terjangkau oleh setiap siswa-siswi. [caption id="attachment_242766" align="aligncenter" width="640" caption="Tempat sampah sesuai jenisnya."][/caption] Kalau dilihat, tiga tempat sampah sesuai jenis tidaklah terlalu unik ataupun istimewa. Karena di sekolah lain pasti juga mempunyainya. Tapi setidaknya ini merupakan salah satu cara menjaga kebersihan sekaligus penghijauan. Penghijauan tidak selalu identik dengan penanaman pohon. Membuang sampah sesuai jenisnya di tempat sampah itu juga merupakan salah cara penghijauan. Karena sampah yang dibuang di tempat sampah lebih berguna daripada dibuang sembarang. Kalau sampah dibuang sembarang, jelas akan mengotori tanah dan lingkungan. Tanah pun akan menjadi tercemar dan pohon pun akan sulit tumbuh dengan baik di situ. Lain kalau sampah dibuang tempat sampah, sampah akan di daur ulang menjadi sesuatu yang indah dipandang mata. Contohnya display daur ulang sampah yang ada di aula SMP 12 Yogyakarta ini. [caption id="attachment_242767" align="aligncenter" width="480" caption="Contoh display daur ulang sampah."]