Mohon tunggu...
Heriyanto Rantelino
Heriyanto Rantelino Mohon Tunggu... Full Time Blogger - Pemuda Papua Yang Menikmati Petualangan sebagai ASN Sekretariat Daerah Di Belitung Timur

ASN Belitung Timur, Traveler, Scholarship Hunter. Kontak 0852-4244-1580

Selanjutnya

Tutup

Money Pilihan

Teruslah Berkreativitas Anak-anak Muda Papua

22 Oktober 2016   06:35 Diperbarui: 8 Juni 2018   11:08 192
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
mynewblogpapua.blogspot.com

Lain lubuk lain ikannya. Lain daerah lain pula bentuk aktifitas pemudanya.  Itulah peribahasa yang bisa menggambarkan perbedaan kehidupan anak-anak muda di Makassar, tempat saya menimba ilmu dahulu dengan di  Papua yang kini menjadi tempat saya mengabdi. Jika di Makassar,  kegiatan anak mudanya lebih didominasi kegiatan modern, maka di Papua sendiri, boleh dikata  semi modern.

Ketika baru menginjakkan kaki di Papua, saya awalnya kaget   melihat anak-anak muda di sekitar tempat tinggalku yang dominan memiliki tato di sekujur tubuhnya. Bahkan pria yang cenderung kalem, pas buka baju, wah, dia punya tato juga ternyata. Jika di luar sana, tato dipandang sebagai tanda premanisme, di sini lebih dipandang sebagai seni. Tatonya  didominasi dengan gambar naga, dewa,  graffiti , salib dan bahkan ada gambar Tuhan Yesus sebagai bentuk cintanya pada sang Pencipta.  Sekalipun mereka memiliki tatto tapi mereka tak melakukan hal-hal yang  mengganggu ketertiban dan keamanan di dalam masyarakat.

Ada juga sekumpulan anak-anak muda yang membentuk kelompok dance baik itu tradisional, konvensional dan ada gabungan keduanya.  Yang saya salut dari mereka adalah olah gerak koreografi lebih banyak dilakukan  secara otodidak, melihat beberapa gerakan dance via youtube lalu mereka modifikasi sehingga menghasilkan koreografi yang ciamik. Tak heran jika di sekolah-sekolah, selain pemain basket dan anggota OSIS,  pemain dance pun menjadi primadona.

Terkadang ditemukan suara-suara sumbang dari beberapa masyarakat bahwa dance adalah kegiatan yang tak berguna, buang-buang waktu, dan tak menghasilkan Jika ditelusuri lebih jauh, menjadi dancer itu tak muda. Menguras banyak waktu, tenaga,  bahkan materi. Butuh waktu berbulan-bulan untuk latihan, stamina yang kuat, properti kegiatan yang harga pembuatannya tidaklah murah. Totalitas mereka saya acungi jempol lah.  

Ada pula kumpulan anak-anak muda yang tergabung di komunitas Rap.Seperti halnya Dance, mereka juga belajar secara otodidak.  Penampilan mereka pun boleh dikata tak kalah dengan tampilan  penyanyi Rap di kota-kota besar. Walaupun kadang kurang di bagian lafal dan pengucapan sehingga saya kurang menangkap apa yang mereka katakan, tapi hal tersebut tak menjadi halangan untuk  menunjukkan talenta mereka bahwa mereka tak kalah dengan kelompok Rap di luar sana.

Jika orang memandang aktifitas mereka sebagai bentuk pergaulan bebas, namun saya memandangnya bahwa kegiatan itu sebagai wadah untuk aktualisasi diri  di usia yang masih muda sekaligus pula untuk  menambah jaringan pertemanannya.  Saya salut pada mereka yang bisa bertahan di tengah pandangan negatif dari beberapa orang, independen mencari dana dan  orientasinya cenderung  ke  totalitas performa ketimbang materi

 Jika disikapi secara bijak, lebih baik mereka beraktifitas seperti itu ketimbang nantinya lari ke bentuk pergaulan tak bertanggung jawab seperti narkoba, lem aibon,  atau campuran minuman yang memabukkan seperti Beleg dan Sopie. Tetap Produktiflah Anak-Anak Muda Papua. Tunjukkanlah kreatifitasmu.

Penulis:

Heriyanto Rantelino, Staf Dinas Perhubungan Kabupaten Mimika, Papua
Facebook: Heriyanto Rantelino
No telepon/Whatsapp : 085242441580
Line : Ryanlino
Instagram: Ryanlino7

photogrid-1526642717058-5b19ef6916835f132c0ddf42.jpg
photogrid-1526642717058-5b19ef6916835f132c0ddf42.jpg

Mohon tunggu...

Lihat Konten Money Selengkapnya
Lihat Money Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun