Mohon tunggu...
Heriyanto Rantelino
Heriyanto Rantelino Mohon Tunggu... Full Time Blogger - Pemuda Papua Yang Menikmati Petualangan sebagai ASN Sekretariat Daerah Di Belitung Timur

ASN Belitung Timur, Traveler, Scholarship Hunter. Kontak 0852-4244-1580

Selanjutnya

Tutup

Humaniora Pilihan

Petaka di Balik Pinjam Meminjam Uang ke Teman Sejawat

10 Agustus 2017   07:25 Diperbarui: 10 Agustus 2017   13:22 1389
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilustrasi dari Liputan6.com

Uang hanyalah alat tukar menukar yang berbentuk logam atau kertas. Walaupun bentuknya kecil, namun memiliki dampak yang luar biasa dalam kehidupan. Bisa membuat pertemanan yang sudah terjalin lama bisa retak, keharmonisan antar keluarga bisa bubar, memunculkan pertengkaran  , penghianatan, hingga berujung pada kehilangan nyawa.

Agar tidak memunculkan konflik maka ada baiknya mematuhi aturan dalam pinjam meminjam uang yang hendak dilakukan ke teman sejawat.  Kecil atau besarnya pinjaman, disarankan untuk menawarkan jaminan kepada pihak yang akan meminjamkan. Tergantung dari pihak tersebut mau terima  jaminan atau tidak.

Selain itu  berikan kepastiaan  jangka waktu pengembaliannya entah itu dalam  waktu satu bulan, tiga bulan, enam bulan atau dalam jangka waktu setahun.  Salah satu kekeliruan yang biasa dilakukan  adalah memberikan kepastian hari atau tanggal pengembalian namun pada saat tiba hari itu, sang peminjam tak bisa melunasinya. Hal ini kemudian membuat sang pemberi pinjaman jengkel  karena  telah mengganggu perencanaan keuangan pribadinya dan berniat tidak akan memberikan pinjaman di kemudian hari.

Kalau mau aman sih mendingan pinjam uangnya ke bank atau mengajukan gadai ke pegadaian. Kalau di kemudian hari, ada masalah gak terlalu panjang urusannya. Nah, kalau mau mengajukan ke teman sejawat  sih takutnya akan memunculkan berbagai masalah bahkan petaka dalam kehidupan pertemanan.

Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun