Suatu ketika dua sahabat, Qalesy dan Minoy, duduk bercakap.
Qalesy : Hidup di dunia semakin sulit. Tiap hari harus kerja, kerja, dan kerja! Kerja juga dapatnya cuma seberapa. Sekuat tenaga pun tetap saja tidak cukup untuk memenuhi semua kebutuhan hidup.
Biaya makan, pendidikan anak-anak, kebutuhan mereka dan istri, tagihan rekening listrik, ini, itu! Belum lagi ongkos transportasi setiap hari. Harga-harga semakin melambung tinggi. Sementara aku juga masih harus menanggung adik-adikku. Orangtuaku semakin memerlukan bantuan. Apalagi kalau ada yang sakit.
Bukannya berkurang, beban hidup malah terus bertambah, bertambah, dan bertambah! Hufh! Berat nian hidup, Noy!
Minoy : [Tampak serius  menyimak keluh kesah sahabatnya itu]
Qalesy : Minoy, andai kau jadi Tuhan, apa yang akan kau lakukan untukku?
Minoy : Hmm ... andai aku jadi Tuhan. Baiklah. Andai aku jadi Tuhan, maka beberapa langkah penyelesaian akan aku lakukan untukmu.
Karena bekerja bukan lagi hal yang menyenangkan bagimu dan kau kesal sebab harus terus kerja, kerja, dan kerja, maka aku akan membebaskanmu dari segala pekerjaan.Â
Aku akan mengambil semua karunia yang sudah kuberikan kepadamu sehingga kau tidak lagi punya kemampuan untuk melakukan sesuatu pekerjaan apa pun.
Aku juga tidak akan membiarkan ada orang yang mau mempekerjakanmu. Kau tidak akan mendapat pekerjaan lagi. Dengan begitu, kau bisa beristirahat.
Lalu, karena kau memandang anak-anakmu, istrimu, adik-adikmu, dan orangtuamu adalah beban biaya bagimu, maka satu per satu dari mereka akan kuambil dari hidupmu sehingga perlahan tapi pasti bebanmu akan berkurang.