Mohon tunggu...
Hendi Setiawan
Hendi Setiawan Mohon Tunggu... Penulis - Kompasianer

Senior citizen. Pengalaman kerja di bidang transmigrasi, HPH, modal ventura, logistik, sistem manajemen kualitas, TQC, AMS, sistem manajemen lingkungan dan K3, general affair, procurement, security. Beruntung pernah mengunjungi sebagian besar provinsi di Indonesia dan beberapa negara asing. Gemar membaca dan menulis. Menyukai sepakbola dan bulutangkis. Masih menjalin silaturahmi dengan teman2 sekolah masa SD sampai Perguruan Tinggi.

Selanjutnya

Tutup

Money Artikel Utama

Rizal Ramli "Off-side", tapi Ada Benarnya

14 Agustus 2015   08:44 Diperbarui: 14 Agustus 2015   11:40 174
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Menko Kemaritiman Rizal Ramli (KOMPAS.com/Abba Gabrillin)

Tak Ingin Garuda Bangkrut (Lagi)

Baru sehari menjabat Menteri Koordinator Kemaritiman, Dr. Rizal Ramli (RR) sudah melakukan off-side, ia minta agar Garuda membatalkan rencana pembelian Airbus A350. Disebut off-side karena sangat jelas perusahaan penerbangan Garuda tidak termasuk bidang yang menjadi wilayah kerja Menko Kemaritiman.

Tapi Menko yang baru dilantik pada 12 Agustus 2015 itu berujar, seminggu lalu artinya sekitar tanggal 5 atau 6 Agustus 2015 dalam kapasitas bukan sebagai menteri, RR mengusulkan kepada Presiden Jokowi menunda pembelian A350. Seperti dimuat The Jakarta Post 13 Agustus 2015, RR tak ingin Garuda kembali bangkrut karena membeli 30 unit A350 menggunakan dana pinjaman sebesar USD 44,5 milyar dari China Aviation Bank.

Pesawat A350 hanya cocok untuk rute jarak jauh seperti Jakarta - Eropa dan Jakarta - Amerika. Menurut RR rute internasional jarak jauh tersebut tidak menguntungkan, Singapore Airlines yang menerbangi rute Singapura - Eropa dan Singapura - Amerika kinerja keuangannya buruk. RR menambah informasi bahwa rute penerbangan Garuda ke Eropa hanya terisi 30% penumpang.

Daripada membeli pesawat A350 lebih baik membeli A320 untuk penerbangan domestik dan regional, Garuda lebih baik fokus ke pasar domestik dan regional. Menurut RR, Presiden Jokowi telah setuju untuk membatalkan pembelian A350 dan akan memerintahkan (melalui Menteri BUMN) agar Manajemen Garuda mengubah perencanaan (pembelian).

Ketika masa Pemerintahan Presiden Gus Dur, saat RR menjabat Menko Perekonomian, Garuda tak mampu bayar hutang sebesar USD 1,8 milyar kepada konsorsium perbankan Eropa. Armada Garuda saat itu diancam akan disita oleh konsorsium bank Eropa tersebut. Konsorsium Bank Eropa akhirnya mau merestrukturisasi hutang Garuda, setelah balas diancam (Indonesia) akan dituntut secara hukum atas suku bunga yang lebih besar daripada yang berlaku umum.

Itulah alasan RR mengapa ia mengusulkan ke Presiden Jokowi agar membatalkan pembelian Airbus A350, meminta Garuda mengubah rencana dengan membeli A320, fokus ke pasar domestik dan regional dibanding mengembangkan pasar Eropa dan Amerika yang sejauh ini dinilai tidak menguntungkan.

Tapi Off-side

Walaupun dijelaskan bahwa RR mengusulkan ketika belum dilantik menjadi Menko Maritim, pernyataannya tentang bisnis Garuda melalui media massa yang dilakukan tanggal 13 Agustus 2015, tetaplah pernyataan seorang Menko Maritim yang tugasnya tidak mencakup bisnis penerbangan. Kecuali kalau mencontoh US Navy yang kapal induknya ke mana-mana membawa armada pesawat tempur dan helikopter tempur, jadi kekuatan maritim plus udara di satu tangan he he he.

Bagi Menteri BUMN dan mungkin Menteri Perekonomian yang baru, mudah-mudah menerima masukan dari RR selaku ekonom sebelum menjabat Menko Maritim, dijadikan pertimbangan positif demi kelangsungan hidup Garuda Indonesia sebagai perusahaan milik negara. Memperkuat Garuda di penerbangan domestik (dan regional), paling tidak sebagai penguatan Garuda menghadapi open sky policy, yang untuk rute-rute (daerah) tertentu seperti Surabaya, Denpasar, Makassar, Medan, sudah dimasuki maskapai asing seperti Singapore Airlines, yang pernah (dan mungkin masih) lebih disukai penumpang Indonesia dibanding Garuda. Indikasinya pesawat Singapore Airlines jurusan Jakarta-Singapura pp selalu penuh penumpang, kebanyakan warga Indonesia.

Memang off-side sih Menko Maritim kok ngomongin kapal terbang yang mau dibeli Garuda.

 

Mohon tunggu...

Lihat Konten Money Selengkapnya
Lihat Money Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun