Mohon tunggu...
Lita Aprillia
Lita Aprillia Mohon Tunggu... karyawan swasta -

Liverpudlian, kunjungi Blog Saya www.aprillitaku.net !

Selanjutnya

Tutup

Humaniora Pilihan

Sosok Dibalik Gagahnya Lambang Negara Kita

14 Oktober 2014   04:20 Diperbarui: 17 Juni 2015   21:08 172
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
1413209968414385086

Siapa  yang tak kenal burung garuda, burung yang menjadi lambang kebanggaan bangsa indonesia. hampir semua masyarakat indonesia mengenalinya, namun apakah mereka tahu siapa sosok dibalik terciptanya lambang negara indonesia?

[caption id="attachment_366163" align="aligncenter" width="318" caption="Sultan Hamid II "][/caption]

Ketika Republik Indonesia Serikat dibentuk, beliau diangkat oleh presiden soekarno menjadi menteri Negara Zonder Porto Folio dan ketika menjabat sebagai menteri negara beliau ditugaskan oleh presiden soekarno untuk merencanakan, merancang dan merumuskan gambar lambang negara. dalam merancang lambang negara beliau teringat dengan perkataan presiden soekarno, bahwasanya lambang negara hendaknya mencerminkan pandangan hidup bangsa,dasar negara Indonesia, di mana sila-sila dari dasar negara, yaitu Pancasila divisualisasikan dalam lambang negara.

pada tanggal 10 januari 1950 dibentuklah panitia lencana negara dibawah koordinator Menteri negara Zonder Porto Folio yaitu sultan hamid II, dengan susunan panitia teknis yang terdiri dari M. Yamin sebgai ketua, Ki Hajar Dewantoro, M A Pellaupessy, Moh Natsir, dan RM Ng Purbatjaraka sebagai anggota. panitia inilah yang akan bertugas menyeleksi usulan rancangan lambang negara untuk dipilih dan selanjutnya akan diajukan kepada pemerintah. merujuk ucapan Bung Hatta dalam "Bung Hatta Menjawab" maka dilaksanakanlah keputusan sidang kabinet untuk melakukan sayembara yang dilakukan oleh Menteri Priyono.

Maka terpilihlah dua pilihan rancangan lambang negara terbaik yaitu Karya dari Sultan Hamid II dan Karya M.Yamin. yang selanjutnya akan diproses oleh pemerintah dan DPR RIS, rancangan Karya M.Yamin ditolak karena menyertakan sinar-sinar matahari dann menampakkan pengaruh jepang. maka terpilihlah rancangan dari Sultan Hamid II,  setelah rancangannya terpilih maka dilaksanakan lah dialog intensif antara Sultan hamid II, Presiden RIS Soekarno dan Perdana menteri Mohammad Hatta, yang terus dilakukan untuk keperluan penyempurnaan rancangan itu.  Terjadilah kesepakatan diantara mereka bertiga yaitu sultan hamid, soekarno dan bung hatta, yaitu Mengganti Pita yang dicengkeream garuda, yang semula adalah pita meraah putih menjadi pita putih dengan menambahkan semboyan "Bhineka Tunggal Ika".

Pada tanggal 8 Februari 1950, rancangan final lambang negara yang dirancang oleh Sultan Hamid II diajukan kepada presiden soekarno, rancangan final tersebut mendapatkan masukan dari partai masyumi untuk dipertimbangkan, karena adanya keberatan terhadap gambar burung garuda dengan tangan dan bahu manusia yang memegang perisai dan dianggap bersifat mitologis.  maka selanjutnya sultan hamid II kembali mengajukan rancangannya yang telah disempurnakan kembali  sehingga terciptalah Rajawali-Garuda pancasila yang disingkat dengan Garuda Pancasila. Presiden soekarno lalu menyerahkan rancangan t ersebut kepada Kabinet Republik Indonesia Serikat melalui Perdana Menteri Mohammad Hatta. hingga akhirnya rancangan lambang negara indonesia karya Sultan Hamid II itu diresmikan pemakaiannya dalam sidang Kabinet Republik Indonesia Serikat. saat itu gambar bentuk kepala Rajawali Garuda Pancasila masih "Gundul" dan "tidak berjambul" seperti bentuk sekarang ini.

Presiden Soekarno kemudian memperkenalkan untuk pertama kalinya lambang negara kebanggaan itu kepada masyarakat umum di Hotel Des Indes Jakarta pada tanggal 15 februari 1950. Penyempurnaan lambang negara ini terus dilakukan, bentuk cakar kaki yang mencekram pita dari semula menghadap ke belakang menjadi menghadap kedepan juga diperbaiki atas masukan presiden soekarno. dan untuk terakhir kalinya, sultan hamid kembali menyelesaikan penyempurnaan rancangannya yaitu dengan menambah skala ukuran dan tata warna gambar lambang negara   diamana lukisan otentiknya  diserahkan kepada H Masagung, yayasan idayu jakarta 18 juli 1974.

Sultan Hamid II wafat  pada 30 maret 1978 di jakarta dan dimakamkan di pemakaman keluarga kesultanan pontianak di Batulayang.  semoga generasi kita tidak hanya sekedar mengetahui lambang negara saja, tetapi  juga memahami arti yang terkandung dalam sejarah burung garuda tersebut....

Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun