Mohon tunggu...
Harris Pranata
Harris Pranata Mohon Tunggu... -

Selanjutnya

Tutup

Politik

16 Faktor Penyebab Selisih 16%

24 April 2017   22:00 Diperbarui: 25 April 2017   07:01 972
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Politik. Sumber ilustrasi: FREEPIK/Freepik

Pilgub DKI telah usai. Anies-Sandi terpilih sebagai gubernur baru DKI Jakarta 2017-2022. Meski kemenangan ini sudah diprediksi oleh banyak lembaga survei, namun tidak ada yang menyangka bahwa selisih persentase suara mencapai hampir 16%.

Sebagai perbandingan, pada pilgub DKI 2012 putaran kedua, selisih persentase suara Jokowi-Basuki dengan Foke-Nara adalah sekitar 8%. Artinya, selisih pada pilgub kali ini adalah 2 kali selisih persentase suara pilgub 5 tahun lalu. Padahal, setahun yang lalu elektabilitas Basuki masih di atas 50% menurut banyak lembaga survei.

Mari kita kupas bersama apa saja yang menyebabkan selisih persentase suara hingga mencapai 16 persen itu.

1. Figur yang merangkul
Product is king. Begitu kata para pemasar top dunia. Product dalam politik adalah figur atau orang, dalam hal ini adalah sosok calon gubernur itu sendiri. Anies bukan kader partai, beliau adalah ex jubir timses Jokowi 2014, yang selanjutnya diangkat sebagai Mendikbud selama 2014-2016. Pilihan tim Prabowo ke sosok Anies adalah sebuah keputusan jenius karena Anies dapat mendulang suara dari sebagian basis pemilih Jokowi 2014 di luar dari pendukung partai pengusungnya, Gerindra dan PKS.

2. Mesin partai yang solid
Gerindra yang kompak, PKS yang militan. Kombinasi apik ini sudah terjalin sejak persiapan pilpres 2014. Terbukti, lebih dari 90% pemilih kedua partai ini memberikan suara pada paslon Anies-Sandi, menurut salah satu exit poll.

3. Timses "Dream Team"
Dipimpin oleh Mardani Ali Sera, kader PKS yang berbesar hati mengalah untuk tidak maju, bersama Boy Sadikin (kader PDIP) sebagai ketua tim relawan, timses Anies-Sandi bermaterikan 'dream team'. Perpaduan antara tim Prabowo ditambah ex timses Jokowi 2014. Sebut saja LSI Denny JA yang bergabung ke tim ini. Tentunya bersama Polmark yang dipimpin oleh Eep Saefulloh Fatah. Belum lagi tim digital yang mumpuni antara lain Anthony Leong (koordinator INSIDER), Musa (Jasmed), dan sejumlah tim dan relawan di balik layar, tim ini bekerja tak kenal waktu di dunia maya. Mempopulerkan sejumlah program jagoannya, sekaligus menepis isu atau fitnah dengan gesit melalui sejumlah social media dan social messaging apps.

4. Program yang ok oce
OK OCE menjadi viral tentu bukan kebetulan. Pemilihan nama yang catchy, serta program yang menjawab keinginan warga Jakarta yang kekurangan lapangan kerja membuat OK OCE (One Kecamatan, One Center for Entrepreneurship) selalu menjadi pembicaraan, baik yang positif maupun sindiran dari lawan. Ada yang memelintir menjadi 'Ogah Kerja Ogah Capek'. Selain itu, program Rumah DP Rp 0 juga sangat diminati oleh warga Jakarta yang mendambakan untuk memiliki rumah di Jakarta. Sekian lama menjadi perdebatan hangat mengenai apakah mungkin dilaksanakan atau tidak, program ini malah makin populer di masyarakat. Ada juga program-program lain yang punya nama unik seperti OK OTRIP, OK OCARE, dan KJP Plus yang melengkapi janji Anies-Sandi.

5. Sandi yang berkeliling
Menguasai setiap sudut kota Jakarta adalah nilai plus buat calon gubernur DKI. Walau akhirnya mengalah untuk menjadi calon wakil gubernur, Sandi telah memiliki modal besar ketika selama hampir setahun berkeliling ke berbagai permukiman di Jakarta, menggali permasalahan dan keinginan warga. Melalui komunitas Jakarta Berlari, Sandi juga menuntaskan lari bersama di lima kotamadya di Jakarta, dimulai jauh sebelum penetapan calon.

6. Pandji, Bambang, Raffi
Mereka adalah public figure yang berperan besar mempengaruhi pemilih. Pandji Pragiwaksono terus mengajak followers-nya memilih Anies-Sandi melalui tulisan di website-nya pandji.com dengan penyebaran melalui facebook dan twitter-nya. Bambang Widjojanto menegaskan bahwa Anies-Sandi anti korupsi. Raffi Ahmad menemani mereka berdua untuk lebih merangkul anak muda dan milenial di Jakarta, serta memberi persepsi 'fun' bagi paslon ini dengan berkeliling menggunakan VW Kombi yang diliput di facebook.

7. Pengelolaan isu yang cepat dan tepat
Isu dan fitnah terus menyerang. Melalui jakartamajubersama.com dan fitnahlagi.com, mereka membuat klarifikasi dan segera diblast oleh tim dan relawan cyber ke kelompok masing-masing. Isu Jakarta bersyariah, isu tidak menshalatkan jenazah, dan isu KJP yang tidak dilanjutkan, misalnya, dikelola secara cepat dan tepat sehingga tidak merugikan paslon jagoannya.

8. Pemilih AHY
Kesalahan paslon BaDja adalah ketika mereka gencar menyerang Agus-Sylvi saat putaran pertama, baik pada saat acara debat maupun menyerang program melalui media, bahkan menyerang track record SBY. Mereka lupa bahwa pemilih AHY adalah kunci di putaran kedua.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Politik Selengkapnya
Lihat Politik Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun