ORANG Indonesia itu terbiasa menggunakan istilah tanpa mengetahui apakah kata yang digunakan itu benar ataukah salah. Pokoknya ikut-ikutan saja. Orang lain menggunakan istilah tersebut maka orang lainpun ikut-ikutan menggunakan istilah tersebut sehingga kesalahannya bisa bersifat nasional.
Difabel, Difable
Di berbagai media online maupun offline, penulis sering menemukan istilah “difabel” atau “difable”. Bahkan konon sudah menjadi nama sebuah organisasi lengkap dngan kop surat, papan nama, stempel dan lain-lainnya. Maksudnya tentu “penyandang cacat fisik”.
Tidak ada di kamus
Tetapi manakala penulis mencari istilah “difabel” atau “difable” di kamus, baik lokal maupun internasional, terutama di Exford Dictionary maupun Webster Dictionary, ternyata penulis tidak menemukan istilah tersebut.
Daripada asal mula istilah “difabel” atau “difable” ?
1.Penulis mencoba menganalisa, kenapa istilah “difabel” atau “difable” digunakan selama bertahun-tahun. Hasil analisa penulis, istilah tersebut besar kemungkinan bersal dari dua kata, yaitu “different” dan “ability” yang kalau digabung berarti “different ability” yang artinya “kemampuan yang berbeda”. Kenapa, karena penyandang cacat memang mempunyai ke
Karena istilah “ability” dekat artinya dengan kata “able” yang berarti “dapat”, maka bisa jadi kata “different ability” digabungkan menjadi “difable” yang kalau menurut lidah Indonesia berbunyi “difabel”.
2.Istilah “disable”
Kemungkinan kedua, ada yang mengucapkan kata “disable” atau “disabel”. tetapi karena salah dengar atau kurang dengar, maka seseorang mendengarnya seperti kata “difabel” atau “difable” dan digunakan banyak orang hingga sekarang.
Yang benar “disable”
Kalau kita cari di berbagai kamus, maka yang benar adalah istilah “disable” yang artinya “penyandang cacat”,”lumpuh” dan semacam itu. Kata “disable” atau “disability” sama-sama benarnya dan boleh digunakan. Kalau menggunakan lidah Indonesia, maka istilah itu boeh “diindonesiakan” sebagai istilah “disabel” atau “disabilitas”. Inilah istilah yang benar sesuai dengan berbagai kamus, terutama kamus-kamus bertaraf internasional.
Sumber gambar: en.wikipedia.org
Catatan: Maaf, saya jarang sekali membaca komen-komen.
Hariyanto Imadha
Pengamat perilaku berbahasa
Sejak 1973