Mohon tunggu...
Hantus Tommy
Hantus Tommy Mohon Tunggu... Bankir - Saya bekerja di salah satu BPR (Bank Perkreditan Rakyat) di Kabupaten Subang, Jawa Barat.

Alumni Arsitektur Universitas Atma Jaya Yogyakarta. Bekerja di bidang perbankan segmen mikro, berasal dari kota Balikpapan (Kalimantan Timur) dan sekarang berdomisili di Kabupaten Subang, Jawa Barat.

Selanjutnya

Tutup

Humaniora Pilihan

Sukacita Anak Berkebutuhan Khusus di Karnaval HUT RI ke-71

20 Agustus 2016   10:09 Diperbarui: 20 Agustus 2016   12:12 274
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Karnaval HUT RI ke-71 - sumber photo: SLB Tunas Bangsa

Semarak kemerdekaan Hari Ulang Tahun Republik Indonesia (HUT RI) ke-71 berkumandang di seluruh Nusantara. Berbagai acara digelar, baik dari lingkungan RT maupun instansi-instansi Pemerintahan maupun swasta. Berbagai cara untuk memeriahkan HUT RI ke-71, mulai dari acara perlombaan, karnaval/pawai, menghiasi gerbang atau lingkungan masing-masing.

Hari Jumat (19/08/2016) murid-murid Sekolah Luar Biasa Tunas Bangsa (SLB TB) bersama sekolah-sekolah lainnya yang ada di kota Balikpapan mengikuti karnaval kemerdekaan dalam rangka memperingati HUT RI ke-71. Sebelum acara di mulai, para murid dari masing-masing sekolah mencari tempat berkumpul yang telah disepakati beberapa hari yang lalu di sekolah masing-masing.

Suasana para murid, orang tua murid dan guru yang hadir di acara Karnaval HUT RI - sumber photo: hantustommy
Suasana para murid, orang tua murid dan guru yang hadir di acara Karnaval HUT RI - sumber photo: hantustommy
Tempat berkumpul masing-masing sekolah yang telah ditentukan - sumber photo: hantustommy
Tempat berkumpul masing-masing sekolah yang telah ditentukan - sumber photo: hantustommy
Suasana ramai dan padat, pada saat para murid maupun guru dari berbagai sekolah beserta orang tua murid yang mengantar anak-anak mereka, berdatangan di tempat kegiatan karnaval. Kegiatan ini dilaksanakan di taman komplek pertokoan Balikpapan Baru (BB) sebagai tempat berkumpul/awal start karnaval.

Pada kesempatan ini, saya menyempatkan diri untuk melihat Kaleb, anak saya, mengikuti acara karnaval, sebelum berangkat kerja ke kantor, maklum masih pukul 07.15 waktu setempat jadi belum terlambat ke kantor hehehe... Sambil menunggu Kaleb, kebetulan Kaleb tinggal bersama orang tua saya selama ini karena istri saya sedang hamil delapan bulan, yang didampingi adik dan mama saya di acara karnaval ini.

Kaleb mengenakan busana khas Batak, dengan rompi dan topi dari bahan ulos yang dikonsep oleh ibu saya. Begitu juga teman-teman Kaleb ada yang mengenakan busana daerah dari Jawa, Banjar, Dayak, Sulawesi dan lainnya.

Kaleb bersama teman-teman satu sekolah mengenakan busana daerah - sumber photo: Ibu Susan Bahrum
Kaleb bersama teman-teman satu sekolah mengenakan busana daerah - sumber photo: Ibu Susan Bahrum
Persiapan Karnaval sesuai dengan nomor urut - sumber photo: hantustommy
Persiapan Karnaval sesuai dengan nomor urut - sumber photo: hantustommy
Selain busana daerah, ada juga mengenakan busana profesi seperti dokter dan yang menarik lagi, ada yang mengenakan busana hasil dari bahan daur ulang seperti  dari bungkus “pengharum pakaian”.

Busana daur ulang dari pengharum pakaian - sumber photo: SLB Tunas Bangsa
Busana daur ulang dari pengharum pakaian - sumber photo: SLB Tunas Bangsa
Bahkan mereka memiliki bakat dan kemampuan untuk berkreasi dalam menggali bakat mereka yang terpendam, seperti yang pernah saya tulis sebelumnya di Kreasi Anak Berkebutuhan Khusus di Urban Market.

Keceriaan dan sukacita anak-anak berkebutuhan khusus terpancar dari wajah polos mereka dalam mengikuti kegiatan karnaval ini. Semangat mereka tak kalah semangat dengan teman-teman sebaya mereka yang normal.

Keceriaan dan Sukacita anak-anak SLB Tunas Bangsa - sumber photo: Ibu Susan Bahrum
Keceriaan dan Sukacita anak-anak SLB Tunas Bangsa - sumber photo: Ibu Susan Bahrum
Kaleb bersama Ibu Guru, Monic, Opung dan Tante Muti - sumber photo: Mutiara
Kaleb bersama Ibu Guru, Monic, Opung dan Tante Muti - sumber photo: Mutiara
Persiapan untuk Karnaval - sumber photo: Mutiara
Persiapan untuk Karnaval - sumber photo: Mutiara
Kita sebagai orang tua dari anak berkebutuhan khusus, seyogyanya lebih bersemangat untuk memberi semangat/motivasi, mengasihi dan melindungi anak-anak kita yang berkebutuhan khusus ini. Karena keceriaan dan sukacita mereka tumbuh dari semangat kita sebagai orang tua mereka. Kasih sayang kitalah yang membuat mereka tetap terus semangat menjalankan hidup ini.

Semangat anak-anak berkebutuhan khusus bersama para guru dan orang-orang yang mengasihi mereka - sumber photo: SLB Tunas Bangsa
Semangat anak-anak berkebutuhan khusus bersama para guru dan orang-orang yang mengasihi mereka - sumber photo: SLB Tunas Bangsa
Semangat para orang tua dan orang-orang mengasihi anak-anak berkebutuhan khusus adalah semangat mereka - sumber photo: Mutiara
Semangat para orang tua dan orang-orang mengasihi anak-anak berkebutuhan khusus adalah semangat mereka - sumber photo: Mutiara
Kata Bijak dari Amsal (Sulaiman) 17: 22 “Hati yang gembira adalah obat yang manjur, tetapi semangat yang patah mengeringkan tulang”. Kata bijak inilah yang selalu memotivasi saya untuk memberi semangat kepada Kaleb agar selalu ceria dan gembira.

Selain keceriaan dan sukacita anak-anak berkebutuhan khusus, adanya kegiatan karnaval ini sangatlah berguna bagi anak-anak untuk dapat memahami dan menghargai kemerdekaan, yaitu:

  • Menghargai perjuangan para pahlawan yang telah gugur untuk merebut kemerdekaan bangsa Indonesia.
  • Menanamkan persatuan Indonesia, dimana bangsa Indonesia memiliki berbagai macam suku, budaya, dan agama. Sejak dini anak-anak diajarkan untuk saling menghargai dan menghormati akan perbedaan, baik suku maupun budaya satu sama lain.
  • Adanya perbedaan suku dan budaya yang ditampilkan melalui busana daerah yang mereka kenakan, maka anak-anak akan memahami bahwa Indonesia memiliki kekayaan budaya yang banyak sekali.
  • Meskipun berbeda suku dan budaya, kegiatan ini menanamkan nilai persaudaraan, sehingga tercipta kebersamaan dan persatuan yang nyata.
  • Kegiatan ini menjalin tali silahturahmi yang nyata antara para guru dengan orang tua murid/wali, para murid dengan murid yang berbeda sekolah satu sama yang lainnya.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun