Mohon tunggu...
Hans Pt
Hans Pt Mohon Tunggu... Seniman - Swasta, Sejak Dahoeloe Kala

Biasa-biasa saja

Selanjutnya

Tutup

Bola Pilihan

Guardiola Kesandung di Liga Inggris

16 November 2019   20:52 Diperbarui: 16 November 2019   21:07 140
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Pep Guardiola, pelatih Manchester City, mungkin sudah merasakan bagaimana beratnya kompetisi di Liga Inggris. Tiga tahun menangani The Citizens, pria Spanyol ini baru mendapatkan trophy pertamanya pada musim keduanya (2017/2018) dengan nilai 100. 

Tampak mudah, sebab mereka terpaut sangat jauh dari runners up yang ditempati tetangga mereka yang berisik, Manchester United (MU) yang "cuma" mendapatkan 81 point.

 Lalu di musim ketiganya, 2018/2019, City bahkan harus berjuang hingga pekan ke-38, pekan terakhir, untuk memastikan gelar juara. Dan hanya nasib baiklah yang membuat mereka akhirnya meraih nilai penuh di putaran terakhir itu sehingga punya nilai akhir sebanyak 98, dan hanya terpaut satu angka saja dari rivalnya, Liverpool,  yang juga meraih angka penuh di pekan terakhir itu, sehingga mendapat 97 point.

Kini, di musim 2019/2020, Guardiola benar-benar merasakan beratnya Liga Primer. Hingga pekan ke-12 atau menjelang paruh musim, posisi timnya sungguh miris, berada di peringkat 4 dengan nilai 25. Lebih nelangsa lagi, sebab persis di atasnya, nongkrong Chelsea yang ditukangi pelatih "ingusan", Frank Lampard. 

Chelsea berada di posisi 3 dengan 26 point. Namun yang mungkin membuat Pep terpukul adalah posisi  pemuncak, Liverpool, yang sudah meraup point 33.

Rasanya sulit bagi City untuk menuai hasil seperti dua musim sebelumnya. Saingan abadinya, Si Merah, tampil konsisten hingga sejauh ini dengan menang 11 kali dan draw satu kali. Agak nyomplang dengan City yang sudah kalah 3 kali, dan sekali seri. Mungkin target Pep musim ini hanyalah masuk zona Liga Champions. 

Bagi seorang Pep Guardiola, pencapaian ini mungkin sangat memalukan, dan di luar bayangannya. Pertama kali dipercaya menangani Barcelona pada 2018/2009, dia langsung mempersembahkan trophy La Liga, bahkan selama tiga musim berturut-turut (2008/2009, 2009/2010, 2010/2011). 

Pada 2009 dan 2010 dia mempersembahkan dua piala Liga Champions untuk Tim Catalunya itu. Dia juga mengantar Barca memenangi sejumlah piala lain, sehingga totalnya dia meraih 14 piala bersama Barcelona.

Mungkin setelah merasa kejayaannya sudah memudar di La Liga, karena pada 2011/2012 gagal di Liga Spanyol dan Liga Champions, Pep memutuskan beristirahat sejenak. 

Tapi kesuksesannya membesut Barcelona dalam kurun waktu yang relatif singkat itu, Pep menjelma menjadi pelatih top, sekelas dengan Jose Mourinho, Alex Fergusson, Arsene Wenger, dll.

Mundur dari Barcelona, banyak klub atas Eropa yang meminangnya. Tapi setelah jeda satu tahun, dia di luar dugaan malah memilih berlabuh di Bundes Liga, membesut Bayern Munich.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Bola Selengkapnya
Lihat Bola Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun