Mohon tunggu...
Hanifatuttaqiyyah Nurf
Hanifatuttaqiyyah Nurf Mohon Tunggu... Lainnya - mahasiswa-

jangan lupa menulis sumber saat menulis~

Selanjutnya

Tutup

Cerpen

Makna 'Teman'

4 September 2017   21:57 Diperbarui: 4 September 2017   22:08 1300
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Hidupku terlalu membosankan. Mungkin itulah kata yang tepat untuk menggambarkannya. Hal yang aku jalani setiap harinya sama tanpa ada tantangan yang berarti. Aku tidak tahu, Apakah itu memang kehidupan pelajar sekolah menengah atas yang hidup dalam asrama. Terkadang aku ingin merasakan bagaimana orang di luar sana yang menjalani sekolah negeri pada umumnya. Namun, catat! Aku tidak pernah menyesalinya. Bahkan aku menganggap diriku beruntung daripada anak lain yang sekolah dan bermain ke sana kemari. Mereka menghabiskan hari-harinya dengan bermain di luar, walaupun tidak semua.

            Hari ini berawal dari kebetulan yang mengejutkan. Semenjak aku kelas tiga sekolah dasar, aku tinggal bersama kakek dan nenekku. Kalian mungkin berpikir bahwa orang tuaku meninggal atau yang lainnya, namun itu salah. Orang tuaku masih sehat wal'afiat. Aku sendiri lupa bagaimana awalnya, yang aku ingat hanya aku yang memutuskan untuk pindah ke Bojonegoro. Bisa dibilang menyesal juga bisa tidak, relatif kalian melihat dari sudut pandang mana.

            Awalnya aku senang karena di sana banyak teman yang memang sudah berteman bersamaku sejak aku kecil. Mereka merawatku bak aku adalah adik mereka sendiri. Sebenarnya kami adalah saudara jauh, umur kami pun berbeda. Hingga pada suatu hari, kehidupan sebenarnya di mulai. Mereka sibuk dengan sekolah mereka. Kami hanya bermain di sore dan malam hari, itupun jika kami sempat. Saat itu aku masih kecil, aku belum mengerti cara memulai pertemanan dengan yang lain.  Aku hanya diam dan mengikuti arus. Berteman berganti-ganti tiap harinya. Namun, di balik itu aku menyadari aku punya teman yang mengertiku.

            Hari itu berakhir saat aku menginjak sekolah menengah pertama. Aku mulai mengenal banyak teman, begitupun dirinya. Kami menjalani kehidupan kami masing-masing. Remaja sepertiku saat itu pasti berpikir, kelas baru, teman baru. Namun bukannya menambah teman, mereka malah lebih sering bermain dengan teman baru mereka. Mereka terus berganti teman seiring bergantinya kelas.

            Tanpa aku sadari, aku pun begitu. Aku mencoba untuk memperlakukan mereka dengan sama, tetapi yang terjadi adalah mereka menjauhiku. Mengapa? Aku pun tak tahu. Mereka mengganggapku menjauh dan melupakan mereka. Aku bingung dengan semua ini. Di sisi lain, temanku dapat menyeimbangkannya. Aku ingin seperti mereka. Sedangkan aku, aku malah tidak memiliki teman dekat         seperti mereka. Aku berusaha untuk memiliki teman banyak dan dekat dengan mereka. Namun, tampaknya hal itu tidak berlaku padaku. Aku tetap menjalani hidup di masa menengahku dengan teman seadanya, berganti-ganti, tanpa teman dekat.

            Akhir masa menengahku sedikit berubah, aku mulai dekat dengan beberapa anak di kelasku. Aku menyukai mereka, mereka adalah teman baikku di akhir masa menengahku. Kami dekat karena ketidaksengajaan.

            Hari kelulusan pun tiba. Hal megejutkan adalah aku dan teman baikku itu masuk ke tiga sekolah berbeda; dua di Jakarta, satu di Malang, dan lainnya di Bojonegoro. Namun, kami tetap mengadakan pertemuan apabila kami sedang liburan semester. Walaupun terkadang kami tidak mengirim pesan satu sama lain, namun apabila bertemu kami memiliki banyak topik untuk di bahas. Bahkan, kami menceritakan mengenai sekolah kami masing-masing.

            Aku menuju jenjang yang lebih tinggi, yaitu sekolah menengah atas. Sampoerna Academy adalah sekolahku, sekolah ini merupakan sekolah swasta yang unik. Kami sekolah dan membayarnya di akhir serta kuliah kami dipercepat dua tahun dikarenakan fasttrack program. Selain itu, kami berbasis asrama dan siswa -- siswa sekolah kami berasal dari daerah maupun pulau berbeda di seluruh Indonesia. Aku memunyai banyak teman di sini.

            Asrama meminialisir adanya pertemanan seperti anak kecil yang berganti-ganti. Aku suka! Di sini juga menggunakan sistem house, yaitu sistem kami dikelompokkan dalam beberapa kelompok dan kami dapat mengganggap mereka seperti saudara kami, bukan hanya kakak kelas maupun teman seangakatan. Aku memiliki keluarga baru, keluarga yang akan sering bersama kita baik di dalam maupun di luar sekolah.

            Dengan perbedaan daerah asal dan adanya sistem housetidak membuat kami saling bermusuhan maupun menyendiri. Kami malah semakin dekat, mengerti satu sama lain, bahkan saling membantu jika ada masalah. Pengalamanku di sekolah ini sangat menyenangkan. Mulai dari aku yang pendiam hingga menghangat karena ada mereka yang selalu ada untukku. Sekolah berasarama memang menyenangkan. Kau akan mendapatkan pengalaman yang terduga saat kau hidup berasrama. Jangan takut sendiri. Dari pengalaman hidupku, makna teman semakin aku mengerti sekarang. Teman sesungguhnya adalah keluarga kita baik sedarah maupun yang tidak. Aku harap mereka tetap menjadi keluargaku hingga nanti kami memiliki keluarga sendiri lagi.

Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun